Dalam situasi paling terpuruk kita membayangkan ilusi damai. Akan tetapi ada benarnya jika kelahiran manusia sekaligus kelahiran tragedi. Ada harga yang patut dibayar dari peradamaian, sebagian kecil ongkosnya adalah perang. Masa-masa Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 yang hanya berjarak kurang dari 30 tahun menghendaki argumen itu dibenarkan.. Einstein turut menjadi bagian hiasan sejarah Abad 19 dan hingga abad kita hari ini. Dalam sejarah hidupnya, kita mengerti simbol bahwa Einstein merupakan salah satu citra manusia unggul sekaligus tragis yang pernah manusia miliki. Dan kita akan menyaksikannya sekali lagi melalui film Einstein & The Bomb , film dokumenter yang khusus mengambil penggalan satu fase kehidupan dirinya dengan Bom.
Dalam satu tahun terakhir, memang ada banyak yang berusaha kembali menarasikan polemik sains dan politik dalam film. Sutradara besar Christopher Nolan misal dengan Oppenheimernya. Film dalam konstruk kisah seorang saintis besar, Projek Manhattan dan kegalauan penuh naif ketika mengerti ternyata bom hasil rakitannya jatuh di langit Hiroshima & Nagasaki. Ledakan yang memicu Oppie terpaku di depan sejarah, tangannya bergetar dan nangis di hadapan Presiden sebagai anak kecil yang cengeng.
Anthony Phillipson yang pernah memperoleh penghargaan dari British Academy Television Awards (BAFTA) sutradara dari film ini. Dalam Bafta, Philip memperoleh penghargaan di bidang film konstruksi realitas terbaik. Ia mengambil pengalaman personal orang-orang kulit di hitam di Inggris lalu menarasikan bagaimana mereka berusaha menjadikan identitas mereka sebagai narasi yang utuh. Cara seperti itu, akhirnya Philip gunakan kembali untuk menceritakan kisah Einstein. Dari penggalan data-data sejarah yang bercerita tentang seorang Einstein, lebih intim hubungan si gila itu dengan sejarah.
Saya hanya akan menghargai Negara yang menghargai kebebasan untuk warga negaranya, dalam pengakuan Einstein. Dengan cara ini, Philip menyusun kerangka.cerita yang bermula dari kehidupan dan keterbatasan Einstein selama berada di bawah kuasa Nazi. Konstruksi hanya dibuat di sebuah rumah pedalaman hutan Inggris bukan di Jerman, tetapi penggalan kisah Einstein tetap ditampilkan dalam bentuk fragmen arsip dokumenter. Di pedalaman hutan itu, Einstein dikawal oleh dua perempuan yang berjaga dengan senapan. Dari sana ia melakukan dialog penyesalan dengan dirinya, mula-mula dengan cerita bahwa secara logis manusia mampu mengkonversi massa yang sangat kecil dalam kumpulan wadah yang kuat menjadi energi yang besar. Meskipun dalam hal ini, tidak secara implisit Einstein mengatakan mampu menghancurkan dunia. Tetapi jika energi itu dilepaskan, tentu saja akan mengkhawatirkan kata pengawalnya.
Si Rambut Gondrong dan tak beraturan itu sebenarnya menyampaikan temuannya penuh semangat. Dalam benaknya, sebagai seorang “juru damai yang militan” tak pernah sedikitpun membayangkan itu diwujudkan untuk kepentingan perang. Tapi dirinya khawatir, jika Nazi dalam selebaran isu ingin mewujudkan produk bom atom itu. Maka sejak awal film, yang dibentuk adalah penyesalan ini, “Jika aku tahu Jerman tak berhasil membuat bom atom, aku tak akan ambil bagian membuka kotak pandora itu”. Kotak Pandora yang dimaksud adalah Manhattan Project. Einstein yang sempat melawat ke Jepang untuk mengajarkan Sains selama berbulan-bulan, bahkan tidak mengira jika kotak itu akan meledak di Langit Jepang. Dalam salah satu adegan, ketika Einstein didatangi oleh seorang delegasi dari Jepang, atas nama kotak itu ia mengatakan “Aku membuat satu kesalahan besar dalam hidupku saat kutandatangani surat untuk presiden Roosevolt.”
Apa yang patut dikasihani dari Seorang Einstein, adakah dia mengeluh dan bertekuk lutut di depan Presiden Amerika itu seperti Oppenheimer. Adakah penyesalan itu membuatnya sampai pada tahap depresi mayor. Sebagai seorang juru damai militan dan hampir seluruh motif hidupnya ia curahkan pada misteri, Einstein agaknya berbeda dengan Oppenheimer.. Bagi seorang pecinta misteri dan ketakjuban semesta, Einstein tidak mengambil sikap pesimis, apa yang terjadi biarlah ini menjadi gambaran sejarah manusia. Apa yang diyakini Einstein justru mengatakan ,Situasi ini membutuhkan upaya yang berani, untuk perubahan radikal dalam seluruh sikap kita dalam konsep politik. Sungguh pun ia terlibat, ia tidak mengasihan dirinya, tapi manusia dan sejarahnya lah yang patut dikasihani. Di hadapan kemegahan pengetahuan dan penemuan, kita yang kasihan pada sejarah, bukan?.