Design thinking

Design thinking jika diartikan secara sederhana adalah berpikir ala desainer. Design Thinking dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO. Lalu apakah artinya yang sebenarnya ? Menurut Tim Brown, “Design Thinking is an approach to innovation that uses the designer’s sensibility and methods to match people’s needs with what is technologically feasible and what a viable business strategy can convert into customer value and business opportunity.” Artinya, Design Thinking adalah pendekatan terhadap inovasi yang menggunakan kepekaan dan metode perancang untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dengan apa yang layak secara teknologi dan apa yang dapat diubah oleh strategi bisnis yang layak menjadi nilai pelanggan dan peluang bisnis. Singkat kata, model berpikir ini memprioritaskan kepuasan customer.

 

design thinking
3 prinsip design thinking

Design Thinking ini memiliki prinsip yang disebut prinsip 3E, yakni Empathy, Expansive Thinking, dan Experiment. Empathy artinya, memusatkan inovasi berpusat pada pelanggan. Lalu Expansive Thinking artinya, memastikan berbagai solusi telah dieksplorasi, dan Experiment memastikan inovasi yang dihasilkan telah dibuktikan (tidak asal memilih inovasi).

Tahapan-Tahapan Design Thinking

Menurut Stanford d.school, ada 5 tahapan design thinking, yakni emphatize, define, ideate, prototype, dan test.

design thinking
tahapan design thinking

1. Empathize

Tahap pertama adalah emphatize, yaitu mendapatkan pemahaman empatik dari masalah yang terjadi kemudian dipecahkan. Tahap ini melibatkan pendekatan terhadap customer dengan mengerti apa yang sebenarnya diinginkan. Di tahap ini, kita memahami dari perspektif dan perasaan yang dialami oleh customer dan melihat juga keadaan nyata di lapangan. Dengan menggunakan prinsip memusatkan segalanya pada pelanggan ini, kita bisa menyesuaikan inovasi kita dengan urgensi customer untuk mendapatkan hasil dan feedback yang baik.

2. Define

Pada tahapan ini, segala informasi yang didapatkan dari tahap emphatize dikumpulkan, dianalisis, kemudian disintesis untuk menentukan masalah inti yang akan diidentifikasi. Masalah inti yang akan diidentifikasi tersebut, bisa merupakan masalah yang paling urgent, masalah yang paling sering muncul, atau bahkan masalah yang akan memiliki dampak berkepanjangan bagi customer. Tahapan define ini akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada, karena telah dilakukan penetapan masalah.

3. Ideate

Tahap ideate adalah tahap menghasilkan ide. Semua ide akan ditampung untuk menyelesaikan masalah yang sudah ditetapkan pada tahap define. Ide-ide ditampung sebanyak-banyaknya mulai dari yang paling masuk akal hingga yang paling tidak masuk akal. Ide-ide yang mungkin dianggap tidak masuk akal sebaiknya jangan buru-buru dibuang karena ide tersebut lah yang akan melahirkan ide out of the box. Pada tahap ini juga, dilakukan penyelidikan dan pengujian ide-ide untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah atau menyediakan elemen yang diperlukan untuk menghindari masalah-masalah yang bisa saja terjadi.

4. Prototype

Pada tahapan ini, Tim desain akan menghasilkan sejumlah versi produk yang murah dan diperkecil atau fitur spesifik yang ditemukan dalam produk, sehingga mereka dapat menyelidiki solusi masalah yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Prototype dapat dibagikan dan diuji dalam tim itu sendiri, di departemen lain, atau pada sekelompok kecil orang diluar tim desain.

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap pertama. Solusi diimplementasikan dalam prototype, dan satu per satu, mereka diselidiki dan diterima, diperbaiki dan diperiksa ulang, dan ditolak berdasarkan pengalaman pengguna.

Tahap ini akan menghasilkan gagasan yang lebih baik tentang kendala yang melekat pada produk dan masalah yang ada.

5. Test

Testing atau pengujian dilakukan terhadap produk kepada masyarakat atau customer. Masyarakat atau customer akan memberikan feedback atau masukan kepada tim yang kemudian hasilnya akan dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk menyingkirkan masalah dan mendapatkan pemahaman yang mendalam terkait produk dari penggunanya.

Tahap ini juga bisa disebut sebagai tahap iterations yang artinya tahap ini merupakan tahap turning point di mana nantinya akan terjadi pengulangan tahapan design thinking setelah mendapatkan feedback untuk menyempurnakan kebutuhan customer.

 

5 Area Design Thinking

Tahapan-tahapan yang tadi dijelaskan, identik dengan pengembangan sebuah produk. Namun, tak hanya produk saja, design thinking juga dapat digunakan untuk menghasilkan inovasi di 4 area lain. Yuk simak area apa saja !

design thinking
5 area design thinking

1. Produk

Dalam pengembangan produk baru, design thinking merupakan cara wajib yang harus dilakukan seorang desainer produk. Pemikiran yang pada awalnya dirancang oleh IDEO sebagai cara membantu mengembangkan produk baru tentunya tak boleh terpisahkan dalam kegiatan perencanaan produk.

2. Layanan

Inovasi layanan yang terkait dengan pemberian layanan ataupun opsi pembayaran baru untuk pelanggan, bisa menjadi isu utama yang membutuhkan design thinking. Proses layanan yang melibatkan customer secara mendalam , menjadikan cara berpikir ini cocok sebagai solusi untuk meningkatkan layanan, karena berprinsip pada human-centered.

3. Model bisnis

Merancang ide bisnis baru dapat menambah nilai tambah customer, dan bagaimana kita dapat memperoleh keuntungan dari nilai tambah tersebut juga membutuhkan design thinking untuk memastikan bisnis baru tersebut cocok dengan konsumen.

4. Organisasi

Dalam organisasi tentunya dibutuhkan inovasi. Perubahan proses bisnis dalam sebuah organisasi juga mengandalkan design thinking untuk memastikan anggota cocok dan lebih nyaman serta efektif dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Pada kasus organisasi ini, “customer” yang dimaksud bukan lagi dari eksternal, tetapi berasal dari internal, yakni karyawan-karyawan organisasi.

5. Sosial

Tantangan sosial di Masyarakat juga perlu perhatian khusus. Dengan cara pemikran ala desainer ini, kita dapat menemukan solusi untuk permasalahan sosial di masyarakat, antara lain terkait isu polusi, limbah, kemiskinan, dan pendidikan. Design thinking memastikan solusi yang diberikan sesuai dengan penduduk setempat karena disesuaikan dengan konteks lokal. Dengan demikian, solusi yang dikembangkan akan benar-benar diterima dan dipakai oleh masyarakat.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here