dimensi cerpen
https://pixabay.com/id/illustrations/buku-tua-nyata-fantasi-halaman-863418/

Karya sastra mungkin sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita. Cerpen, novel, puisi telah banyak dikonsumsi tidak hanya oleh pegiat sastra, tetapi juga masyarakat luas.

Ia tak bisa lepas dari kehidupan manusia dengan kehadirannya sebagai pelipur lara, motivasi, ataupun inspirasi hidup. Karya sastra telah menjadi bagian dari satu ruang dalam dimensi kehidupan manusia.

dimensi

“Dalam karya sastra, salah satu jenisnya ada yang namanya prosa,” tukas W. Sanavero, pemateri dalam acara Ngaji Jilid II yang saya ikuti pada malam Kamis, 13 April.  Dalam acara malam itu, tema yang dibahas  mengenai “Fundamental dalam Prosa”.

Sebenarnya, malam itu adalah hari ke-3 semenjak dimulai tanggal 11 April kemarin. Sudah dua materi yang telah dibahas sebelumnya. Pada kali ini, pemateri mengambil diskusi pada prosa fiksi jenis cerpen. Begini diskusinya.

Cerpen termasuk dalam karya sastra jenis prosa naratif yang memiliki struktur yang bebas, ringkas, dan padat dari pada novel atau puisi. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, cerpen pada hakikatnya memiliki dua unsur yang mendasar atau dapat dikatakan fundamental. Dua unsur tersebut tidak lain adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Dua unsur tersebut sudah sering kita dengar, khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Teori itu telah umum diketahui oleh para pelajar atau alumni pelajar sehingga terkesan remeh atau tidak penting.

Namun, lain halnya bagi pengarang ataupun kritikus sastra. Kedua anasir tersebut sangat penting dipahami dan digunakan sebaik-baiknya dalam menulis cerpen maupun karya sastra lain.

“Di mana pun karya itu pergi. Ke mana pun karya sastra itu tumbuh mulai dari zaman ’45, ’65, bahkan kontemporer, yang paling basic adalah dua unsur tersebut. Seperti ketika membeli buku, pasti kita menemukan review-review, dan yang dibicarakan adalah unsur-unsur di dalamnya,” tukas perempuan yang dikenal Ning Vero itu.

Berhubungan dengan kedua anasir tersebut, pertama kali mungkin terkesan membayangkan menulis cerpen adalah perkara yang mudah, terlebih ketika membaca suatu cerpen. Namun, bayangan itu salah besar, nyatanya masih banyak yang bingung bagaimana menyusun sebuah cerita ringkas yang dibaca sekali duduk dan berkesan bagi pembaca

Lalu, bagaimana cara memulai untuk menulis cerpen? Pertanyaan itu sering kali terlontar oleh para pengarang pemula, termasuk saya.

Menurut Ning Vero, tidak ada teori mutlak terkait hal tersebut, apalagi dalam proses kreatif kepenulisan sastra. Pada hakikatnya, karya itu muncul dari hasil gagasan dari refleksi hidup yang berkolaborasi dengan ruang kreatif imajinatif yang dimiliki pengarang. Kedua ruang tersebut bertemu dan menghasilkan efek pada mental, emosional, perasaan sehingga membentuk sebuah karya.

dimensi prosa
https://pixabay.com/id/photos/dewasa-buku-harian-jurnal-1850177/

Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam menulis cerpen adalah menentukan tema. Realitas sosial akan tetap terlibat dalam setiap karya yang diciptakan. Beberapa penulis yang telah terkenal pun sesekali mereka merasa dilema karena usia mereka yang memasuki usia mengenang masa muda. Mereka tidak menemukan esensi yang sama di zaman mereka, dalam realitas mereka.

Mengikuti pasar itu susah, karena kegelisahan itu akan terus muncul seiring bertambahnya waktu,” terang W. Sanavero.

Maka dari itu, seorang pengarang bisa menentukan tema yang sesuai dengan realitas yang sedang dihadapinya. “Sebelum menulis cerpen kita bertanya pada diri sendiri ‘Apa yang kita gelisahkan dari ini?’ dan mempercayai bahwa itu yang harus kita tulis,” terang W. Sanavero. Jangan takut dikritik “terlalu picisan”. Mengutip dari Ikhsan bahwa “tidak ada karya yang tidak bagus”. Maka dari itu, perlunya percaya diri terhadap karya sendiri.

Langkah kedua, menciptakan masalah atau mencari masalah. Ketika kehidupan dirasa baik-baik saja, itu salah. Itulah yang malah menunjukkan bahwa kehidupan kita sedang tidak baik-baik saja.  Kita harus bersikap apatis terhadap hidup diri kita sendiri. Dengan begitu, ruang refleksi dan imajinasi akan bertemu.

Langkah ketiga, berani menulis apa saja dan dari mana saja. Setiap diri seseorang memiliki ruang imajinatif dan kreatif atau refleksi. Maka dari itu, untuk menulis cerpen, kita harus percaya pada diri sendiri dan berani memulai. “Tulis kata pertama yang ada di pikiran teman-teman. Dengan begitu, cerita akan secara natural mengalir,” jelas W. Sanasvero.

Begitulah, cerita singkat terkait wawasan yang saya dapat pada acara Ngaji Jilid II kala itu. Satu hal yang paling saya garis bawahi adalah bahwa tidak ada karya yang tidak bagus. Semua orang memiliki imajinasi dan kekreatifan masing-masing. Kita harus percaya pada karya sendiri.

Selain ketiga langkah itu, sebenarnya ada beberapa langkah lagi. Namun, saya tidak sempat mengabadikannya dalam memori sehingga saya ungkap saja yang diingat. Satu hal yang penting pula, yakni diksi, semiotika, dan stilistika.

Bagi Ning Vero, stilistika yang menurutnya penting. Karena itu menunjukkan gaya bahasa khas kita sendiri sehingga pembaca bisa mengenali, “Oh, ini tulisannya penulis ini. Oh, itu tulisannya penulis itu.”

Tak terasa sudah dua jam kiranya, acara ini berlangsung. Ruang diskusi telah terselenggarakan dengan apik dengan beberapa pembicaraan mengenai sastra, karya sastra, penerbitan, dan pengalaman W. Sanavero sebagai pengarang. Materi-materi yang disampaikan membuka mata saya mengenai pintu baru mengenai sastra dan karya sastra, khususnya cerpen.

Akhirnya, kami bertemu di penghujung acara. “Pada akhirnya kita akan bertemu kehilangan. Dalam arti hari ini kehilangan, maka  besok kita akan bertemu dengan kehilangan-kehilangan selanjutnya. Yang paling bahaya dan mengerikan adalah ketika kehilangan diri kita sendiri.  Jadi, salah satu upaya untuk tetap menjadi diri sendiri adalah menemukan ruang ekspresi kita, entah menulis, bermusik, atau hal lain, yang jelas dengan itu kita bisa jadi tetap menjadi diri kita sendiri.” Kata-kata terakhir itu menjadi akhir dari acara Ngaji Jilid II yang terlaksana pada hari itu.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here