Kehidupan manusia pasti mengalami fase-fase perubahan dalam perkembangan naik turunya kebiasaan sehari-harinya. Berbagai cara pun dilakukan berbagai kalangan untuk bisa lebih dekat atau akrab dalam mengenal kebiasaan. Namun hal itu tidak akan pernah mudah mengingat kebiasaan masyarakat mempunyai karakter berbeda-beda.
Ada yang spaneng (diam terus; pikiran terlalu tegang) tanpa mau tahu siapa yang di sampingnya, ada juga yang sering guyon (bercanda) di saat suasana keruh tetap memperhatikan lawan bicaranya, tapi ada juga guyonanya kelewatan sampai tak bisa membendung suasana. Semua dilakukan karena adanya perubahan suasana lebih nyaman, tentram, dan menyenangkan.
Dari tiga karakter masyarakat di atas, ada dua yang menjadi sasaran di tengah banyaknya masalah hidup. Pertama guyon tanpa menimbulkan perpecahan. Jika kita pahami definisi bercanda yakni sesuatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa (Hartanti, 2008). Benar sekali, kelucuan membuat kita terus menertawakan kejadian. Namun guyon di sini yang dimaksud adalah harus mempunyai etika yang baik.
Guyonan ini perlu didasari, mengingat kita sebagai warga Indonesia yang baik dan cinta nasionalisme, katanya. Orang seperti tahu betul karakter yang dimiliki temannya ketika melakukan suatu dialog. Misalnya “sory ya , aku tadi cuman guyon kok, nggak serius banget, nggak bermaksud menghinamu juga kok”. Tahu di mana posisi pas untuk melihat lawan bicaranya dengan baik.
Terkadang dengan pedenya, temannya merasa bijak dalam menyikapi kondisi tersebut “halah, santai saja mas, koyok opo wae lo”. Tentu sangat nyata bukan? Yang kedua adalah guyon (bercanda) tanpa melihat kondisi situasinya. Atau Bahasa jawanya waton njeplak.
Biasanya hal ini sering sekali dalam keseharian kita. Apalagi perempuan yang condong menyudutkan guyonan dengan menghibah orang yang merasa perlu digibahin. “kwe reti kae si alif tak kon ngewangi aku takon wae, ngasih aku dewe ngguyu cekakaan, tapi wonge kayakke risi, bodo amat penting aku seneng” (“kamu tahu nggak si Alif tak suruh bantu-bantu aku, sampai aku sendiri tertawa terbahak-bahak, tapi kayaknya dia merasa risih, bodo amatlah yang penting aku seneng”). Percakapan ini condong ke kumpulan ibu-ibu orang Jawa pada umumnya.
Tentu bisa membuat kondisi mental dan spirit anak muda akan jatuh, ketika posisinya merasa tertekan dengan kebingungannya. Mungkin perbedaan umur juga bisa menjadi acuan pentingnya saling memahami satu sama lain. Semakin tua seharusnya semakin dewasa untuk memberikan pelajaran guyon yang harus diposisikan secara tepat. Itulah gambaran-gambaran orang Indonesia yang cukup mengesankan menikmati setiap detik, jam, dan harinya. Ternyata, guyon juga punya manfaat besar kehidupan masyarakat. Berikut adalah karakter orang yang suka guyonan.
Melampiaskan kegelisahan
Selain bisa mewarnai suasana keseharian, guyon bisa membawa dampak pada diri sendiri untuk melampiaskan kegelisahan. Mengapa demikian? Bisa kita resapi kawan-kawan, selama kehidupan susah menghampiri kita, mau tidak mau guyonan hadir dalam suatu masalah. Bisa kita ceritakan kelucuan yang bisa menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal-hal berat bisa dibercandain. Kalau kita bisa memposisikan beban hanya sebagai rasa kelucuan mengademkan suasana hati. Atau misalnya kita mengerjakan tugas sekolah atau kuliah yang selama ini benar-benar membuat kita gelisah. Alhasil, jika dipikirkan serius buyar sudah rasa ketentraman hati.
Tetapi kalau kita jadikan hal enteng dan tak terlalu dipikirkan hingga mengalihkan perhatian dengan guyonan bersama keluarga, teman, bisa jadi guyonan adalah solusi dari semua solusi. Kalau benar-benar tidak bisa, lakukanlah game-game seru sebagai penghibur keseharian. Game bisa memantik guyon. Ujung-ujungnya guyon lagi. Contohnya: main tebak-tebakan, main gaple yang acap dihiasi candaan. Semua bisa diedukasikan melalui beribu cara melampiaskan kegelisahan, asalkan bisa guyonan.
Meningkatkan daya ingat
Semakin kita melakukan guyonan, semakin pula daya ingatnya menumbuhkan rasa percaya diri tinggi seolah-seolah seperti meditasi. Tentu membuat kita nyaman senyaman-nyaman yang setiap harinya terus menghantui kita. Dan bisa mengurangi hormone kortisol (kesetresan) sehari-hari. Apalagi daya ingatnya sangat kuat dan penuh bergairah. Serta daya ingat otak juga meningkat drastis sebuah momen.
Artinya selama kita melakukan hal konyol pasti terus diingat walau cuman sekadar cerita pendek yang sesingkat-singkatnya. Pertumbuhan otak kita otomatis merekam kejadian menyenangkan yang dialami berminggu, berbulan, hingga bertahun lalu. Ini sangat mengesankan bukan? Sangatlah berguna sebagai jalan meningkatkan daya ingat kita sehari-hari.
Di balik inilah manfaat-manfaat guyonan sebagai cerminan menentramkan jiwa dari segala beban pikiran yang bergerak membunuh perlahan-lahan. Tinggal kitanya mau apa nggak-nya mengubah guyonan menjadi makanan renyah sehari-hari. Agar tidak terbelenggu stres.
Hidup tak perlu diberat-beratkan kawan, dipusing-pusingkan teman. Hidup ini butuh dihidupkan. Tokoh-tokoh guyonan pun juga banyak di mana-mana demi mengambil rasa positif pada sesamanya. Dan acara guyonan semakin besar pengaruhnya sebab manusia tak bisa lama-lama spaneng dalam kesehariannya. Jadi, jangan kelamaan stres kalau ndak mau hidup mati rasa. Hiduplah dengan guyonan!