Pernah menonton film Emergency Declaration?
Sensasi tegang, takut, dan gelisah pasti pernah terbesit setiap kali naik pesawat. Meski begitu, segala sensasi pemicu mual itu segera terbayarkan ketika dalam perjalanannya, pesawat yang ditumpangi melewati cantiknya gumpalan awan, hangatnya terik mentari, maupun pemandangan indah lain di bawah sana. Tapi, gambaran indah itu tak berlaku bagi para penumpang dari pesawat yang satu ini. Pesawat K501–tujuan Incheon, Korea Selatan-Hawaii–dengan teror menegangkan di balik kabinnya.
Film Emergency Declaration adalah film besutan sutradara Han Jae-rim ini pertama kali tayang di festival film Cannes pada 2021 silam sebelum akhirnya tayang di layar lebar pada tahun berikutnya. Alur kompleks yang disajikan dalam film ini mengusung beragam genre. Mulai dari action, aviation, crime, disaster, drama, political, road film, dan thriller berhasil menarik atensi para penggemar film.
Bagaimana Awal Kisahnya?
Alur penceritaan film emergency Declaration bermula ketika Jae-hyeok (Lee Byung-hun) bersama anak perempuannya, Soo-min (Kim Bo-min), akan melakukan perjalanan pesawat dari Korea Selatan menuju Hawaii untuk pengobatan terkait eksim yang diderita sang putri. Soo-min sempat terpisah dari Jae-hyeok karena pergi ke kamar mandi. Di sana, ia bertemu Jin-seok (Im Siwan) yang tampak sangat mencurigakan. Jin-seok sadar akan keberadaan Soo-min, lantas ia mencoba mencari tahu apa yang anak perempuan itu lihat tentangnya.
Hal itu tak berlangsung lama karena Jae-hyeok datang menjemput sang putri untuk masuk ruang tunggu. Bukannya pergi, Jin-seok malah mengikuti ayah dan anak itu hingga Jae-hyeok benar-benar terusik. Jae-hyeok kemudian boarding bersama Soo-min. Awalnya, ia merasa lega karena berpisah dengan sosok pria mencurigakan di bandara. Seketika perasaan itu hilang kala menjumpai Jin-seok berada di pesawat yang sama.
Di sisi lain, detektif In-ho (Song Kang-ho) dari kepolisian, bersama pasukannya menemukan jasad di rumah seorang ilmuwan yang diduga tewas akibat paparan racun. Usai penyelidikan, detektif In-ho menemukan sebuah fakta mengejutkan yang mengancam nyawa seluruh penumpang pesawat. Penyebaran virus mematikan, datang dari seorang ilmuwan yang melakukan uji coba terhadap manusia, setelah mulanya berhasil melakukan uji coba menggunakan tikus. Selanjutnya, pihak berwenang mencari ilmuwan yang menciptakan racun tersebut, ia adalah Jin-seok. Ilmuwan tersebut menuju Hawaii sembari membawa racun yang akan dipaparkan kepada penumpang pesawat.
Terlintas dalam pikiran, detektif In-ho merasa khawatir karena tahu bahwa istrinya turut melakukan perjalanan liburan menuju Honolulu, Hawaii. Memastikan hal itu, detektif In-ho menghubungi putrinya yang tidak ikut liburan. Selepas itu, dia segera menuju bandara dan menanyakan daftar penumpang yang menaiki maskapai penerbangan itu.
Kompleks Ketegangan dari Teror Pesawat
Tak berselang lama usai pesawat lepas landas, Jin-seok meletakkan sejumlah racun di kamar mandi. Setelahnya, ada seorang penumpang yang masuk dan merasakan ada bubuk yang mengganggu pernapasannya, sang penumpang hanya mengabaikan hal tersebut. Waktu berlalu, paparan virus tersebut semakin besar dan tersebar ke banyak penumpang.
Di luar kekacauan pesawat, melanjutkan penyelidikan kasus yang baru ditemukan terkait racun, detektif In-ho menyaksikan video uji coba virus yang diberikan kepada tikus. Dia menyaksikan bahwa tikus tersebut berkumpul dan mati bergantian. In-ho juga menemukan video yang disebarkan Jin-seok sebelum melakukan penerbangan ke Hawaii. Isi video berupa ancaman yang disebar melalui internet untuk membuat banyak orang resah. Menanggapi keresahan Jae-hyeok, Jin-seok pun diamankan dan dipisahkan dari penumpang lain untuk diinterogasi. Namun, Jin-seok tak menanggapi dengan serius dan justru memperburuk situasi.
Pihak kepolisian bersama pemerintah Korea Selatan terus mencari tahu perusahaan tempat Jin-seok bekerja. Bukan langkah mudah, perusahaan tersebut memberikan penolakan dan menyatakan bahwa mereka tak lagi berhubungan dengan Jin-seok. Di sisi lain, Jin-seok yang berada di dalam pesawat telah terpapar virus dan tewas bersama sejumlah penumpang. Alhasil, upaya yang bisa dilakukan penumpang yang tersisa ialah menghindari paparan virus yang terus melebar. Karena hal itu, sejumlah orang menginisiasi untuk memisahkan penumpang terpapar dan yang tidak. Sementara itu, Jae-hyeok mengelak dan mengatakan bahwa anaknya memiliki eksim ketika sang putri dituduh tertular racun.
Tak hanya masalah teror virus mematikan dalam pesawat, para penumpang juga sempat dikejutkan ketika pesawat turun dari ketinggian, dengan kecepatan tinggi. Tekanan di dalam pesawat naik dan membuat objek di dalamnya terbang ke atas, termasuk penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman. Kondisi pesawat semakin mencekam. Sang pilot, Hyun-soo (Kim Nam-gil), awalnya berada di luar kokpit untuk memastikan keadaan tetap aman. Namun, saat pesawat hampir mengalami kecelakaan, ia segera berusaha masuk ke kokpit untuk melihat apa yang terjadi. Ia menemukan bahwa co-pilot sudah tidak sadarkan diri. Pilot Hyun-soo berusaha keras mengambil alih kendali pesawat dengan bantuan oleh Jae-hyeok. Di tengah usaha keras mengendalikan pesawat, terjadi percakapan canggung antara keduanya. Hyun-soo sendiri masih menyimpan dendam pada Jae-hyeok. Kala itu, Jae-hyeok gagal menyelamatkan seorang awak pesawat, istri Hyun-soo, hingga meninggal karena terbakar di bagian belakang pesawat saat akan menyelamatkan diri.
Menyingkirkan dendam sementara, Hyun-soo dan Jae-hyeok terus melakukan berbagai upaya untuk mendarat di bandara terdekat. Tentunya dengan mempertimbangkan sisa bahan bakar dan keselamatan penumpang. Bukanlah hal mudah. Lantaran berita tentang virus berbahaya yang mereka bawa membuat bandara luar negeri enggan menerima permintaan pendaratan. Begitu pun dengan Korea Selatan, pemerintah memutuskan untuk tidak menerima kedatangan pesawat itu dengan berbagai persepsi rumit. Di daratan, Menteri Sook-he (Jeon Do-yeon) berupaya sekuat tenaga untuk mendaratkan pesawat dan menemukan vaksin untuk virus baru ini. Tak semudah yang dibayangkan, penyelamatan ini ternyata menuai penolakan dari berbagai pihak. Sementara itu, pilot Hyun-soo turut merasa tak sanggup lagi karena kondisi fisiknya yang melemah. Jae-hyeok pun menggantikan kendali Hyun-soo agar pesawat tetap terbang dengan selamat.
Segala kekacauan akibat teror pesawat dengan virus mematikan yang disajikan dalam film emergency Declaration diakhiri dengan ending yang mengharukan. Mulanya, terjadi adegan emosional di mana seluruh penumpang memilih untuk tidak melakukan pendaratan darurat. Mereka memilih hal tersebut demi menyelamatkan orang-orang tercinta dari virus mematikan itu. Singkat cerita, detektif In-ho berhasil melewati masa kritis setelah mencoba menyuntikkan dirinya dengan vaksin untuk melawan virus mematikan tersebut. pesawat yang hampir kehabisan bahan bakar tersebut berhasil mendarat dengan selamat dan para penumpang kembali bertemu dengan orang-orang tercinta yang menyambut mereka.
Setujukah kalau film ini menarik?
Saya pribadi, selama menonton film ini merasakan beragam sensasi. Mulai dari yang penuh curiga, ketegangan, hingga berubah haru. Skill akting setiap tokoh yang patut diacungi jempol dipadukan dengan cinematography yang menakjubkan dan alur cerita yang berhasil memutarbalikkan perasaan, benar-benar memberi kesan intens dan menarik. Meski begitu, setiap karya pasti memiliki celah, begitu pun film ini. Ketika menonton, ada sedikit plot hole yang dapat disadari ketika menyaksikan awal mula hingga berakhirnya film. Eits, tapi secara keseluruhan, film ini tetap sangat layak ditonton karena kita akan menyerap beragam pesan moral yang tersampaikan dengan kemasan menarik.