Hari-hari menjelang natal, seorang pelajar Sekolah Dasar pada tahun 2000-an sudah siap menyambut tanggal dengan film keluarga. Natal menjadi simbol berkumpulnya keluarga, sebagaimana halnya Idul Fitri. Di ruang tamu, di depan televisi, dua Tupperware berisi cemilan siap menemani anda, sejak fajar terbit sampai matahari tenggelam. Di depan layar TV, dua film popular biasa tayang secara rutin, setiap, tahun sekali. Film itu adalah Home Alone dan Baby Days Out. Apalagi Natal berada dalam waktu sama, waktu menjelang tahun baru berakhir.
Masing-masing dari kumpulan kelompok bermain setelahnya, keluar membentuk tim-tim. Tim-tim ini berisi penculik dan polisi. Bagi kelompok yang terpilih menjadi seorang penjahat, akan cenderung murung, hanya karena momen natal. Karena persembunyian yang biasa digunakan hari-hari sebelumnya secara magis mudah diketahui oleh polisi. Sementara bagi para polisi, insting menangkapnya jauh lebih kaya melihat gerak-gerik penjahat, hanya pada hari itu, hari-hari menjelang tahun baru, hari-hari menjelang natal.
Home Alone and Baby Days Out , kata seorang teman, menjadi imajinasi paling mudah diterima oleh anak-anak pada masa ketika media menonton melalui streaming tidak sebesar hari ini. Seorang anak, di tengah kota, ditinggal kedua orang tuanya sendiri di rumah dan diteror oleh penjahat, Si anak bertahan dari terror penjahat dengan ragam eksperimen jebakan jahil untuk mengusir penjahat itu, sementara Baby Days Out memuat kita tertawa, terperangah melihat kebodohan penculik bayi itu dikerjai. Dalam salah satu adegan, bahkan si bayi mampu menaiki konstruksi bangunan baja dengan tenang, membuat penjahat itu jatuh dalam kubangan semen.
Film ini dekat, dan sangat dekat ketika Natal. Barangkali setiap anak menjelang remaja, atau remaja, sering mencoba menggunakan perangkap dari Home Alone untuk menjahili temannya. Kendati memang kedekatan ini menimbulkan rasa takut pula. Seperti Baby Days Out yang membuat narasi teror di ranah publik dan paling dekat merasa was-was anaknya diculik. Setiap anak yang melihat Mobil Jeep bukan tidak mungkin lari terbirit, karena menganggap orang yang berada dalam Jeep adalah seorang penculik. Kendati mobil penculik dalam film itu bermobil Volkswagen. Barangkali waktu itu VW sudah jarang, sementara mobil Jeep yang juga digunakan dalam film penculikan Indonesia semakin kuat.
Dunia film popular dalam layar televisi di Indonesia pada masa itu diwarnai juga oleh film kartun. Kartun menjadi konsumsi harian remaja saat weekend. Mulai dari Marshupilami dengan tarian eksentriknya, sampai ke Sympson yang paling konspiratif. Mulai dari Robocop sampai Naruto. Dan daftar ini masih bisa anda tambahkan sendiri. Tetapi prosentase tertinggi tayang ,sama seperti Home Alone dan Baby Days Out saya kira Tom & Jerry. Alasannya sederhana, William Hanna, entah alasannya apa, mudah sekali mengambil tema yang beragam dan bermacam-macam dari Tom & Jerry. Barangkali karena tokohnya kucing dan tikus jadi lebih mudah untuk diadaptasi dalam bentuk penceritaan apapun. Termasuk tema tentang Natal. Ada sekitar enam sampai tujuh film Tom & Jerry bertema natal. Tema itu cenderung dekat dengan saya, kisahnya tentang Tom yang terbawa tidak sengaja dalam pesawat pengantar surat dan jatuh di Kawasan utara tempat tinggal Santa.
Nuansa film-film animasi bagi anak kecil tahun 2000-an menjelang akhir tahun sangat lekat. Barangkali ini juga yang emmudahkan kami, dahulu, dalam satu komplek yang berisi ragam keyakinan mudah berinteraksi. Natal terasa dekat dengan film-film itu. Kendati ada satu film yang bagi saya janggal dan sedikit memengaruhi cara pandang saya pada natal yang Indah. Film itu adalah animasi Jack Skellington The Nightmare Before Christmasi.
Berbeda dengan animasi lain yang membuat Natal terasa indah. Film Jack Skellington membuat Natal sedikit menakutkan, alasannya adalah keterampilan seni membungkus kado dan memilah hadiah Santa diambil oleh Jack. Jack bukan penganut Kristiani dan tak pernah merayakan Natal. Jack berasal dari dunia gelap, dunia perkumpulan para hantu-hantu Halloween. Halloween bukan berisi gambaran indah tentang natal, tentu saja, ini merupakan perayaan para hantu. Sementara itu, suatu waktu, Jack berkunjung ke dunia perayaan natal santa. Di tempat Santa ini Jack belajar tentang seni membungkus dan memilah kado. Hingga akhirnya ia berhasil lalu menerapkannya dalam dunia Halloween. Tapi apa yang terjadi setelahnya, pada hari menjelang natal, justru lahir ketakutan. Isi kado bukan berisi hadiah kesenangan anak kecil, melainkan fosil para hantu. Ini terasa janggal dan mengganggu, dibandingkan film-film seperti Tom & Jerry misalnya. Seolah dari sini, bayangan natal yang indah terasa sangat jauh.