Lawatanku kali ini ke rumah kontrakan seorang teman yang aku kenal sejak awal covid-19. Aku memanggilnya Angeli (nama samaran). Sosok yang aku kenal bar-bar dalam pertemanan di perkualihan dan di luar kampung. Angeli adalah mahasiswa semester akhir yang saat ini berkuliah di salah satu universitas di Kota Malang; pejuang gelar sarjana. Angeli tergolong wanita tercantik kedua yang pernah menolongku di saat aku kesusahan. Kenapa aku menyebutnya kedua? Karena yang pertama tetaplah Pacarku.
Keunikan dari Angeli adalah dia sosok seorang cewek tangguh yang membiayai kuliahnya seorang diri tanpa bantuan orang lain. Yaa, sebut saja cewek mandiri. Namun, ada yang beda dengan kemandirian Angeli. Kebanyakan cewek mandiri adalah yang bekerja di kantoran atau di kafe maupun laundry untuk membantu diri mereka sendiri dalam membiayai perkuliahan. Tapi, Angeli, memilih jalan anonymous untuk membayar semua biaya UKT dan Dana Pembangunan dari awal perkuliahan sampai akhir semester ini. Semua ia lalkukan demi gelar sarjana.
Pengen Kuliah tapi nggak punya uang buat bayar UKT
Menjadi seorang perantauan memang lumayan sulit bagi seorang perempuan yang harus membentur dengan kerasnya kehidupan di kota. Belum lagi, mereka mendapatkan culture shock dengan suasana yang baru. Apalagi seorang perempuan yang hidupnya paru baya seperti Angeli. Awal-awal merantau ke Malang dia kebingungan mau ngapain. Dan syukurnya Angeli mendapatkan pekerjaan di rumah makan yang ada di Kota Malang.
Selama kurang lebih lima bulan, akhirnya Angeli mendapatkan teman. Angeli berteman dengan seorang cewek yang berkuliah di salah satu kampus universitas yang ada di kota Malang. Singkat cerita mereka berteman cukup lama – kisaran enam bulanan. Karena merasa iri dengan kawannya yang setiap hari menyibukkan diri ke kampus, dan tentunya dengan kerapian temannya itu, Angeli memutuskan untuk berkuliah seperti temannya itu. Tujuannya selain ingin berdandan rapi juga ingin menjadi seorang sarjana seperti teman-teman seangkatannya waktu di SMA dulu.
“Bendino aku iri teman ambek kancaku metu teko kos ke kampus, de’e ndandan pokoke ayu temanan are’e”, kenang Angeli.
Untuk memuluskan rencananya, Angeli setiap hari mengulik asupan berita tentang dunia perkuliahan. Dan tak lupa dia bertanya kepada temannya itu, tentang keseruan dan asyiknya dunia kampus.
Setelah mendapat informasi yang lumayan banyak dari temannya, Angeli memutuskan untuk masuk ke dunia perkuliahan. Sayang seribu sayang, uangnya tidak cukup untuk membayar dana pembangunan sebesar sembilan juta dan UKT sebesar empat juta per semester. Hal ini yang kemudian menghambat bayangan Angeli untuk berkuliah.
“Awale aku kaget, kok laran teman ya biayae pas awal mlebu kampus. Dpp-ne sangang juta ambek ukt-ne petang jutaan”, kata Angeli.
Akan tetapi, karena rasa iri yang dipikul dan semangat untuk mendapatkan gelar sarjana yang sudah tidak terbendung lagi, Angeli memikirkan bermacam-macam cara untuk mendapatkan uang dengan cepat entah apapun jalannya, selain mencuri.
Awal mula menerima Jasa Open BO
Pada malam hari sekitar jam tujuh, Angeli mulai memberanikan diri untuk men-download sebuah aplikasi hijau – michat dan mendaftarkan akunnya menggunakan foto asli dengan polosnya, sebagai penerima jasa open bo dengan tarif 500 ribu sekali main. Karena Angeli memiliki wajah yang cantik dan kulit yang putih mulus, dalam waktu satu jam dia sudah mendapatkan tamu yang akan memakai jasanya.
“Baru aja sejam aku daftar akun, wiss enek bapak-bapak langsung nyambar aku. Wong tuwe saiki gakple’i”, katanya dengan tertawa.
Awalnya Angeli merasa malu, akan tetapi bapak itu membayar di awal sebelum main. Akhirnya Angeli sudah nggak malu lagi dan berusaha untuk menikmatinya.
Setelah selesai dengan pelanggan pertama, Angeli mendapatkan kembali pelanggan kedua. Dan uniknya pelanggan kedua ini adalah seorang mahasiswa yang masih kuliah di salah satu universitas di kota Malang. Dari orang inilah, Angeli memanfaatkan waktunya untuk bertanya-tanya tentang dunia perkuliahan. Dan malam itu Angeli mendapatkan bayaran sebesar satu juta dari dua tamu yang dia layani. Angeli merasa senang meskipun sedikit malu.
”Yang kedua, aku ketemu mbek arek Mahasiswa pisan, arek’e ngganteng tapi rodok mambu, hehehe”, kenang Anisa sambil tertawa.
Menjalani Kebiasaan Open Bo hingga Masuk Kuliah
Merasa dengan pekerjaan open bo lebih cepat menghasilkan uang, Angeli memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya yang di rumah makan. Penyebabnya adalah ketika di rumah makan, Angeli hanya mendapatkan bayaran sekitar 900-an ribu dalam sebulan. Sedang, dengan open bo Angeli bisa menghasilkan jutaan rupiah dalam satu malam.
Setiap malam, Angeli selalu berdandan dan selalu menyiapkan diri untuk menjamu para pelangan. Angeli tidak menerima jasa video call sex (VCS), tetapi hanya menerima “Main di tempat”. Setiap pukul sembilan, Angeli sudah dapat pelanggan yang akan menjemputnya menuju sebuah hotel yang ada di kota Malang.
Dalam sebulan, Angeli sudah meraup uang kisaran 20 juta rupiah. Angeli merasa nyaman dan sangat senang. Akhirnya, cita-citanya meraih gelar sarjana menemukan segepok cahaya.
Pada minggu kedua bulan Agustus, Angeli menelponku dan mengatakan dia akan berkuliah di salah satu kampus yang ada di Malang. Dia memilih jurusan Hubungan Internasional karena ingin sekali bekerja di luar negeri seperti di Australia dan Amerika, katanya.
Seperti sebuah mimpi, tau-taunya Angeli sudah mendaftar di kampus impiannya itu.
“Mas. Aku saiki wis kuliah. Dpp mbek UKT-ne wis ta mbayar kabeh, hehehe”, kenang Angeli.
Merasa senang karena punya banyak Teman di Kampus
Setelah registrasi kampus sudah selesai. Angeli mendatangiku dan ingin mentraktir aku. Aku turut bahagia atas perjuangannya, meskipun sedikit kecewa dan sedih. Tapi, yang paling penting adalah melihat kawanku ini bahagia.
“Mas. Aku ke tempatmu ya, pengen nraktir kamu”, pesan chat dari Angeli.
“Wihh, mantap tuu. Asiiaapppp”, jawabku.
Angeli sangat bahagia berada di kampus. Dia sudah mendapat banyak sekali teman cewek yang satu angkatan dengannya. Buruknya, Angeli tidak luput dari godaan kating-kating brengsek yang terpesona dengan paras cantiknya. Tapi yang ada di otak Angeli adalah “Elu punya duit, yaudah kita gassss”.
Saking semangatnya bercerita, Angeli sampai lupa masuk ke kelas. Dan, siang itu dia tidak sempat mengikuti diklat ruang. Tapi gapapa, intinya jam pelajaran harus tetap masuk.
Sempat aku diperlihatkan uang hasil open bo dalam kurun waktu satu bulan, dan siapa aja yang memakai jasa Angeli juga di perlihatkan. Ternyata kebanyakan mereka yang sudah punya istri. Yaa, mungkin saja kesepian atau mungkin tidak dapat jatah dari istrinya. Tapi terserahlah. Toh, bukan urusanku juga.
Menjadi mahasiswa paling diincar dalam lingkungan kampus
Karena keelokan wajahnya, Angeli terus diincar oleh beberapa cowok di kampusnya. Mereka melihat Angeli sangat hot dalam berpakaian. Juga Angeli memiliki tubuh yang sangat semok. Tapi, Angeli tidak pernah menggubrisnya. Mungkin akan di gubris ketika malam hari melalui michat.
“Aku bendino, diincar mbek arek lanang ndek kampus. Wisss, gak ta gubris kabeh. Wong gak enek duitee”, kenang Angeli sambil ngakak.
Di kampusnya, tidak ada satu cowok pun yang disukai Angeli. Karena, Angeli merasa dia tidak membutuhkan pacar untuk memenuhi hasrat kesepiannya. Dia, lebih suka berhubungan dengan orang asing yang membayarnya daripada berhubungan dengan cowok di kampusnya. Itulah yang di ada dibenak Angeli. Mulai dari semester satu hingga semester tujuh ini, dia tidak mempunyai pacar. Dan aku masih menjadi kawan baiknya hingga saat ini. Pekerjaan open bo itu, masih dia jalani hingga sekarang. Namun, dia tidak pernah lupa untuk mengecek kebersihan dan kesehatannya ke dokter.
Syukurnya, hingga saat ini Angeli masih diberi kesehatan dan keselamatan hidup. Akan tetapi, untuk mengajaknya berhenti dari dunia anonymous ini sungguh sangatlah susah. Karena Angeli sudah sangat kecanduan dan menjadi wanita yang memiliki penyakit Hypersex.
Pelajaran yang bisa diambil dari perjuangan kawan saya di atas adalah selalu bersyukur dan berjuang dengan menggenggam bayang “Pengabdian” kepada segala hal yang kita anggap baik. Namun, jika masih ada jalan lain untuk memuluskan sebuah rencana, janganlah melakukan open bo hanya untuk mempercepat genangan masalah. Kamu hanya akan menuai sebuah dosa tentang pengharapan. Jika kalian seorang gelandang yang berjuang untuk menggapai degree sarjana yang masih diberikan dukungan dari orang tua, teruslah merawat perjuangan orang tua disertakan dengan menancapkan kepercayaan mereka. Jangan sesekali kamu mengelabui apa yang mereka perjuangkan, karena itu lebih kejam dosanya dari seorang yang Open Bo.