Dalam sebuah kalimat, sering kali kita secara tidak sadar menggunakan kata yang tidak sesuai dengan penggunaanya. Kesalahan–kesalahan itu muncul karena kita terbiasa melihat penggunaan kata tersebut pada penggunaan yang tidak tepat.
Acap kali ditemukan di media seperti koran, situs jaringan, media sosial seperti Instagram, dan sebagainya. Kebiasaan itu akan membuat kita merasa bahwa penggunaan kata tersebut sudah benar, tetapi sebenarnya tidak.
Oleh karena itu, penulis pada kesempatan kali ini akan membahas beberapa kata yang sering kali salah digunakan.
Kata Depan (di dan pada)
Kata depan atau preposisi terletak di posisi depan sebelum kata benda, kata kerja, dan keterengan lainnya. Pada kesempatan kali ini penulis tidak akan membahas semua kata depan, melainkan hanya beberapa saja yang menurut penulis sering digunakan kurang tepat.
Tidak hanya di ranah nonakademik, bahkan di ranah akademik penggunaan preposisi ini masih sering terjadi kesalahan dalam penggunaanya.
a. Kata depan di
Penggunaan kata depan di dugunakan untuk menandai tempat, tetapi di beberapa media kita sering melihat kata di digunakan untuk menandai waktu yang sebenarnya penggunaan tersebut tidak tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
- Dia adalah seorang petani di desa
- Dia akan menjadi seorang presiden di masa depan
Dari dua contoh di atas penggunaan kata depan di pada contoh x sudah benar, karena digunakan untuk menandai tempat sedangkan pada contoh y salah karena digunakan untuk menandai waktu.
- Kata depan pada
Penggunaan kata depan pada digunakan untuk menandai waktu. Seperti halnya kata di, penggunaan kata depan pada biasanya juga sering tidak sesuai karena digunakan untuk menandai tempat. Perhatikan contoh di bawah ini.
- Ayah pergi ke Kota Malang pada bulan juli
- Ayah menaruh pensil pada tempat itu
Contoh di ata, penggunaan kata depan pada sudah tepat karena digunakan untuk menandai waktu, sendangkan pada contoh y salah karena digunakan untuk menandai tempat.
Ketika dan Saat
Sekilas, antara saat dan ketika memiliki penggunaan yang sama, tetapi sebenarnya berbeda. Di dalam KBBI, kata saat diklasifikasikan sebagai kata benda. Seanjutnya, kata ketika di KBBI diklasifikasikan sebagai kata benda sekaligus konjungsi. Melihat dari kedua kata tersebut, tentunya antara kata saat dan ketika memiliki fungsi yang berbeda di dalam sebuah kalimat.
Konjungsi sendiri berfungsi sebagai kata hubung dua kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Jadi, kata ketika atau saat digunakan untuk menjelaskan sesuatu tertentu atau waktu tertentu (kalimat tunggal), sedangkan ketika (hanya) digunakan sebagai kata penghubung yang digunakan untuk menandai waktu yang bersamaan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini.
- Ibu sedang pergi ke pasar, ketika aku masih tidur (benar)
- Ibu sedang pergi ke pasar, saat aku masih tidur (salah)
- Saat itu dia sedang pergi ke Kota Bandung (benar)
- Ketika dia sedang pergi ke Kota Bandung (benar)
Dari keempat contoh tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata ketika dapat digunakan sebagai kata benda pada kalimat tunggal dan juga konjungsi untuk menghubungkan dua frasa, sedangkan saat hanya bisa digunakan sebagai kata benda dalam kalimat tunggal.
Adalah dan Merupakan
Kedua kata tersebut memang sama dan benar. Namun, ketika berbicara tentang bagaimana penggunaan yang tepat maka akan beda cerita. Perbedaan ini mungkin hampir tidak akan diceritakan di sekolah (SD, SMP, dan SMA), maupun di universitas (kecuali mungkin jurusan Sastra dan Pendidikan Bahasa Indonesia).
Adalah sebagai sebuah kata dasar, sedangkan merupakan sebagai kata turunan dari kata rupa. Adalah digunakan untuk mendefinisikan kata benda, sedangkan merupakan digunakan untuk mendefinisikan pengertian wujud atau rupa.
Secara sederhana kata adalah digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang mutlak, sedangkan kata merupakan mendefinisikan sesuatu yang tidak mutlak atau dengan kata lain dapat digantikan dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya, mari simak contoh di bawah ini.
a. Adalah
- Ibu kota Negara Tailand adalah Bangkok
- Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesiab. Merupakan
- Indonesia merupakan negara agraris
- Indonesia merupakan negara beriklim tropis
- Indonesia merupakan negara penghasil beras
Seperti halnya yang telah saya jelaskan tadi bahwa kata adalah mendefinisikan sesuatu yang mutlak. Artinya, tidak dapat digantikan dengan yang lain.
Dapat dirumuskan A1=A2. Tidak ada selain A1 yang dapat mrenggantikan A2, begitu pula sebaliknya. Perhatikan pada contoh x!
A1: Ibu kota Negara Tailand
A2: Bangkok
Apabila A2=A1, bukan menjadi sesuatu masalah karena sama saja
A1: Bangkok
A2: Ibu kota Negara Tailand
Jadi, Ibu kota Negara Tailand hanya Bangkok, bukan kota yang lain. Begitu pula sebaliknya, Bangkok bukan kota negara apapun selain Negara Tailand.
Berbeda dengan kata adalah, kata merupakan mendefinisikan sesuatu yang tidak mutlak yang artinya dapat digantikan dengan kata/frasa yang lain. Perhatikan pada contoh y!
A1=Indonesia
A2=negara agraris
A3=negara beriklim tropis
A4=negara penghasil beras
A2, A3, A4 dapar digunakan untuk mendefinisikan A1 karena definisinya tidak bersifat mutlak atau satu satunya. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya negara agraris, tetapi juga negara yang beriklim tropis dan negara penghasil beras.
Contoh lain:
Jawa timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia.
Dari sini kita bisa melihat bahwa bukan hanya Jawa Timur saja yang menjadi provinsi yang berada di Indonesia, melaikan ada 32 provinsi lainnya yang dapat menggantikan Jawa Timur menjadi provinsi yang ada di Indonesia.
Dari hasil pembahasan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata adalah digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang mutlak atau satu satunya. Kemudian kata merupakan digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang tidak mutlak atau dapat dipertukarkan definisinya dengan sesuatu yang lain.
Itulah sedikit contoh kata-kata yang masih sering salah dalam penggunaannya. Siapapun yang membaca tulisan ini sampai habis, semoga dapat mempraktikkan cara berbahasa indonesia yang baik dan benar.