Kenangan Adalah Embun di Balik Jendela
Kenangan adalah embun di balik jendela.
Kita tak bisa mengusap untuk mengeyahkannya
karena ada batas tebal dan transparan
sehingga mau tak mau kita harus melihatnya.
Kenangan adalah embun di balik jendela.
Kita tak dapat mengusapnya
untuk merasakan sentuhannya
namun kita bisa menikmati kehadirannya.
Sedangkan jendela adalah media temu kenangan;
yang menyajikan jiwa-jiwa manusia
yang pernah bahagia
dalam satu batas tebal dan transparan
yang bernama luka.
Kepalaku
/i/
Kepalaku ibarat kolam renang
dan orang yang berenang di dalamnya
adalah apa yang kupikirkan di kepalaku
hingga bertambah usia
air itu terkuras
dan orang yang berenang di dalamnya
semakin berkurang
berkurang
sampai akhirnya hilang.
/ii/
Kepalaku juga diibaratkan panggangan satai
dan isi kepalaku itu adalah baranya.
Sekuat apa pun aku mengipasinya
bara itu akan padam juga.
/iii/
Kepalaku juga seperti pantat.
Karena itu; aku butuh kloset
tempat kepalaku
mengeluarkan segala isinya.
Masih Tersimpan
Masih tersimpan dalam ingatanku:
ketika aku melihat cahaya matamu
yang indah jatuh ke pipimu
ketika dirimu sedang tertawa bahagia.
Lalu, aku membayangkan
cahaya indah matamu adalah
cahaya matahari pagi
yang menyinari bukit-bukit,
dan tawa bahagiamu sendiri
merupakan udara sejuk.