kita pergi hari ini

Kita Pergi Hari Ini, sebuah judul yang sangat klise bagi sebuah novel. Banyak makna yang timbul dari judul tersebut. Beberapa ada yang mengira maknanya adalah ‘kita pergi hari ini ke surga’, atau bahkan ‘kita pergi hari ini, meninggalkan rumah karena sudah lelah’. Bahkan, mungkin ada saja yang berniat untuk ‘kabur dari sebuah pernikahan, kabur dari tanggung jawab, kabur dari hubungan kekeluargaan, hingga kabur dari pergulatan hidup dengan mengambil nyawa sendiri’. Sebuah judul yang klise memang, tapi itulah uniknya Ziggy.

Mungkin kalian sudah membaca di artikel sebelumnya, mengenai biografi singkat atas Ziggy. Sekilas saja, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie ialah penulis yang dikenal dengan nama uniknya.

Karya-karyanya tak mudah ditebak. Banyak rahasia di dalamnya. Bahkan imajinasinya mengalahkan sekumpulan bocah yang ingin memasuki dunia sihir.

Dulu, dulu sekali, saya pernah membaca karyanya yang berjudul Lucid Dream. Nuansa bingung, sedih, dan mencekam, hadir melingkupi dalam setiap kata-katanya. Yah, namanya saja novel horor, pasti ada unsur mencekamnya.

Bertahun-tahun berjalan, akhirnya saya dipertemukan lagi dengan novelnya yang berjudul Kita Pergi Hari Ini terbitan Gramedia Pustaka Utama. Lagi-lagi, gaya bahasa yang dituturkan memberikan dua makna, atau bahkan lebih.

Siapa yang menyangka, tokoh-tokoh fantasi di dalamnya seolah digambarkan menjadi seseorang di kehidupan nyata. Daripada penasaran, saya utarakan dulu beberapa adegan atau sinopsis dari novel ini.

kita
https://siapgrak.com/artikel/QwDQBrl

“Mi dan Ma dan Mo tidak pernah melihat kucing seperti Nona Gigi. Tentu saja, mereka sudah pernah melihat kucing biasa. Tapi Nona Gigi adalah Kucing Luar Biasa. Kucing Luar Biasa berarti kucing yang di luar kebiasaan. Nona Gigi adalah Cara Lain yang dinantikan oleh Bapak dan Ibu Mo untuk menjaga Mi, Ma, dan Mo ketika keduanya keluar rumah mencari uang. Sebab di Kota Suara, semua uang yang tersedia di dasar laut sudah diambil oleh para perompak, uang di bawah tanah diambil oleh para perampok, dan uang di ranting pohon diambil oleh pengusaha kayu yang jahat.

Nona Gigi mengajak Mi dan Ma dan Mo dan Fifi dan Fufu—anak kembar Tetangga Baru bertualang mengunjungi tempat-tempat indah. Mereka naik Kereta Air, bertemu Kolonel Jagung, bermain di Sirkus Sendu, dan menyaksikan kemegahan Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Kita pergi hari ini. Ke tempat-tempat indah dalam mimpi-mimpi anak-anak baik-baik.”

Novel dengan kurang lebih 180 halaman ini menggambarkan kehidupan anak-anak dengan koloni kucing. Ini hampir bisa dibilang sebagai fabel, tapi ternyata tidak bisa disebut fabel karena fabel selalu diakhiri dengan kisah bahagia plus penuh dengan hewan.

Tidak dengan novel ini, yang setiap lembarnya dibumbui masalah disertai tokoh-tokoh anak manusia yang berusaha memecahkan masalah. Kadang, ada satu bab di mana para orang tua dan baby-sitter kucing mengungkapkan keluh kesahnya dalam memberikan pengasuhan pada anak. Malahan menurut saya, novel ini digarap untuk memecahkan masalah pengasuhan anak terhadap orang tua.

Kota Suara merupakan kota dengan populasi anak-anak lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Itulah mengapa Nona Gigi, seekor Kucing Luar Biasa, muncul dalam novel ini. Orang dewasa tak bisa sepenuhnya mengatasi anak-anak, sehingga Ziggy memunculkan tokoh kucing (fantasi) dalam alur ceritanya.

Di sisi lain, banyak sekali unsur eksperimen dalam kisah ini. Eksperimen realitas lebih tepatnya.

Terkadang kita berani melakukan sesuatu, atau istilahnya keluar dari zona nyaman. Namun, Ziggy memberikan eksperimen yang di luar akal kadang.

Bisa dibilang, novel ini disturbing atau mengganggu di beberapa sisi. Ziggy juga memberikan ending yang plot twist, sehingga saya berpikir, “lah, kok gitu akhirannya?”.

Jujur, saya suka sekali novel yang memberi efek mengganggu, eksperimental, yang dikemas secara fantasional. Sehingga tanpa berpikir panjang saya bisa menilai bahwa novel ini mendapat poin 5 dari 5.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, novel ini menggambarkan sebuah realitas. Realitas yang Ziggy tampilkan  menjadi realitas dijalankan oleh sesosok kucing yang berdampingan dengan orang.

Satu hal lagi yang saya suka dari novel ini. Saya, sebagai pembaca novel terjemahan sejati, selalu suka dengan gaya bahasa atau diksi yang bercabang.

Gaya bahasa Ziggy sangat tinggi. Kadang membuat saya tidak bisa fokus membaca, sehingga harus mengulang dua sampai tiga kali. Tapi, inilah uniknya Ziggy, bisa membuat novel dengan gaya bahasa novel terjemahan klasik yang membuat saya jatuh cinta.

Selain kover, jalan cerita dengan mengangkat hewan sebagai tokoh hingga permasalahan yang diangkat (baca: metode pengasuhan anak) mampu merangsang otak saya. Namun, saya tak yakin apabila pembaca di bawah 17 tahun dapat dengan mudah memahaminya, mengingat di kover barcode belakang novel ini cocok dibaca usia 13 tahun ke atas.

Itu saja untuk hari ini, selamat menyelami karya-karya indah Ziggy. Untuk saat ini, coba baca Kita Pergi Hari Ini, dijamin otakmu ikut menerka alur cerita hingga penemuan jalan keluar. Jadi, sudah siap untuk mengetahui apa makna ‘kita pergi hari ini’ yang sebenarnya?

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here