Kejar-kejaran yang dilakukan Satriya diperankan oleh Jefri Nichol menjadi scene pembuka film “Aum!”. Sebuah awal yang apik sebagai latihan perasaan tegang untuk menyambut ketegangan selanjutnya. Agaknya, menit demi menit film ini memang sengaja menyajikan ketegangan.

Beberapa menit awal membuat kita menyangka bahwa cerita Satriya adalah cerita utama di dalam film. Satriya adalah seorang aktivis yang diburu aparat akibat merencanakan reformasi bersama kawan-kawannya. Kecil kemungkinan untuk bisa lolos, ia akhirnya tertangkap.

Lebih mengejutkan lagi, tentara yang menangkapnya adalah kakaknya sendiri—Adam. Tema cerita ini bernuansa mirip seperti “Di Balik 98”, menggambarkan konflik Diana­-mahasiswa aktivis-dengan kakak iparnya yang seorang tentara.

Cerita di atas merupakan skenario film yang akan diproduksi oleh tokoh Panca dan Linda. Panca berperan sebagai sutradara, sementara Linda sebagai produser.

Karakter kedua tokoh ini sangat bertolak belakang. Terlihat dari scene-scene yang menggambarkan konflik antara mereka ketika melakukan produksi film. Penggambaran tentang perjuangan proses filmmaking dalam film ini menjadi garis besar yang menentukan laju “Aum!”.

Dalam film ini Panca diperankan oleh Chico Jericho. Ia adalah seseorang yang sangat keras dan idealis, Linda pun memiliki watak yang sama kerasnya. Mereka terus bersitegang karena memiliki perbedaan orientasi pada film yang diproduksi.

Saat proses pembuatan film, Panca cenderung terfokus pada estetika. Akan tetapi, kecenderungan tersebut berpotensi mengaburkan tujuan film, yaitu membakar semangat untuk reformasi. Hal ini yang kemudian membuat Linda selalu tak sepakat dengan treatment-treatment syuting yang dilakukan oleh Panca.

Perbedaan orientasi antara Panca dan Linda juga ditegaskan pada scene wawancara. Berisi tentang pendapat tim produksi mengenai film yang akan dibuat. Scene tersebut tetap diselipkan di sela-sela scene filmmaking.

Pendapat-pendapat yang dilontarkan oleh Panca dan Linda selalu berseberangan. Beberapa petunjuk dari penyebab konflik sutradara dan produser tersebut dapat ditemukan pada scene wawancara ini.

Latar tahun ’98 didukung dengan banyak penggambaran tentang keadaan di era itu. Segala hal terkait aktivitas yang bersifat counter hegemony harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Seperti saat syuting, Linda sebagai produser harus memperingatkan timnya agar tetap kondusif. Peringatan ini selalu bertentangan dengan kemauan Panca yang tidak menjaga kondusifitas dan berlaku egois.

Selain itu, Linda beserta tim selalu berhati-hati agar tidak dicurigai dan menarik perhatian sekitar. Khawatir akan ancaman dan pencidukan yang bisa terjadi kapan saja. Itulah ciri khas masyarakat di bawah kepemimpinan yang otoriter.

“Aum!” mencoba menyentil pembungkaman kritik oleh rezim terhadap mahasiswa aktivis. Dengan genre Mockumentary—campuran mock dan documentary—yang dieksekusi dengan perfek berhasil membuat penonton terkesan. Ditambah lagi, penikmat sinema Indonesia masih belum akrab pada metode Mockumentary.

Keunikan film yang menggambarkan proses filmmaking ini lantas mengantarkan “Aum!” menjadi trending topic kedua dan ketiga di Twitter. Dengan tagar #MengAumHariIni dan kata kunci Film Aum, perhatian netizen terrebut pada momentum 30 September.

Sebenarnya jika lebih jeli pada setiap detail, penonton akan mengetahui alasan-alasan kejanggalan pada tokoh di lima menit terakhir. Kejutan di lima menit tersebut memiliki pengaruh besar pada kepuasan yang didapatkan penonton.

Bisa dikatakan menit-menit terakhir membuat penonton semakin yakin bahwa film garapan sutradara Bambang “Ipoenk” K.M. ini tak salah untuk dinikmati.

Walaupun sepanjang 1 jam 25 menit dipenuhi atmosfer pelarian dan pengejaran, film kilas balik ini tak luput dari beberapa dialog jenaka untuk me-refresh ketegangan. Keberadaan dialog tersebut tak mengganggu kesan protes dan kemarahan dalam film, tetapi justru menambah bumbu yang menyenangkan penonton.

Sebuah karya sudah semestinya menjadi representasi dari kebutuhan suatu zaman. Mungkin film ini juga mampu berfungsi sebagai satire yang ternyata masih relevan dengan kondisi Indonesia hari ini. “Aum!” dapat diapresiasi dengan menontonnya secara legal melalui platform streaming bioskoponline.com.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here