Kanjuruhan
foto: dokumen pribadi Roiyul Mufidah

Indonesia tengah berduka, Malang tengah memendam luka. Tragedi di Kanjuruhan Malang yang telah menelan banyak korban jiwa, menoreh kenangan pilu. Jumlah korban yang gugur menjadi yang terbesar kedua sepanjang sejarah sepak bola dunia. Miris sekali.

Sebagai penghormatan bagi mereka yang menjadi korban dan mereka yang ditinggalkan, aksi menyalakan seribu lilin digalakkan di berbagai penjuru daerah Indonesia. Ratusan komunitas dan elemen suporter sepak bola Indonesia bersama-bersama melantunkan doa untuk para korban. 

Lilin memiliki banyak makna yang berbeda. Bagi sebagian orang, lilin sebagai lambang harapan dan tuntunan. Sebagian lainnya melambangkan lilin sebagai perwakilan akan kebijaksanaan dan kepemimpinan. Ada pula yang menganggap lilin sebagai simbol pengorbanan.

Seribu lilin dinyalakan tidak hanya untuk mengenang para korban tragedi Kanjuruhan, tetapi juga menjadi simbol harapan. Harapan bagi mereka yang meninggalkan, mereka yang masih terbaring di atas brankar, mereka yang ditinggalkan, dan mereka yang menunggu keadilan. 

Lilin-lilin yang Dinyalakan Mengelilingi Bundaran Monumen Pesawat Soekarno Hatta

Di Jumat malam, jalanan ramai kendaraan, aspal basah oleh genangan air hujan. Puluhan insan mengelilingi bundaran Pesawat, Soekarno Hatta, Malang. Sebuah aksi menyalakan lilin diadakan sebagai bentuk partisipasi penghormatan korban tragedi Kanjuruhan. 

Aksi ini tidak hanya dihadiri oleh warga Malang, suporter Persebaya juga ikut hadir di sana. Sekitar pukul 19.30 WIB pemimpin doa mulai berbicara. Pidato singkat dibawakan untuk mengobarkan semangat para pembela yang hadir di sana. “Usut sampai tuntas!” kata-kata itu sontak diteriakkan. Seruan mereka melebur bersama dinginnya malam.

Yel-yel Arema dinyanyikan, hawa suasana di stadion seakan terbayang sejenak dalam benak. Atribut-atribut biru yang dililit di leher mereka serta bawa semakin menguatkan suasana. Bak berada di kursi tribun stadion yang penuh akan gema sorakan suporter Arema ketika menonton pertandingan. 

Aksi Doa Bersama

Bedanya saat itu tribun dipenuhi dengan warna biru, namun kini berganti menjadi hitam. Sorakan dengan senyuman itu beranjak pada kedukaan dalam hati mereka. Doa-doa dilantunkan tepat ketika gerimis jatuh ke bumi Soekarno Hatta, Malang.

Lantunan demi lantunan tetap setia di tengah gerimis yang semakin deras. Seolah bukan menjadi halangan bagi mereka untuk tetap berdiri di tempat. Malah diharapkan menjadi berkah agar doa-doa itu cepat di terdengar sampai di tempat-Nya. 

Kendaraan masih berlalu-lalang, panitia penyelenggara mencoba mengatasi situasi agar aksi ini berjalan lancar tanpa ada masalah, tidak mengundang kemacetan dan kerusuhan. Dari kejauhan terdengar sirine mobil polisi yang semakin mendekat. Mereka sontak menoleh ke sumber suara, panik tergambar di raut wajah mereka yang di sana. Namun hanya sebentar, sebab tak ada batang hidung polisi yang muncul untuk membubarkan massa. 

Atribut Suporter Arema dan Persebaya dalam Aksi Penghormatan Tragedi Kanjuruhan di Monumen Pesawat

Aksi pun dilanjutkan dengan sorakan yel-yel Arema. Saat sorakan berhenti, seruan “Usut sampai tuntas!” terdengar kembali. Kini seruan itu lebih keras dari sebelumnya, muncul sedikit emosi, misuhan “j****k” terlontar dari bibir mereka. Untungnya tak menyulut kericuhan. Sebab aksi ini bukan demo, melainkan untuk mengenang para korban.

Sekitar satu setengah jam kiranya aksi ini sudah berjalan. Gerimis kian menghujani bumi, beberapa orang memilih mundur untuk berteduh di bawah bangunan tugu pesawat. Beberapa dari mereka ada yang memilih untuk pulang, sebab aksi pun sudah usai. Hanya tinggal mereka yang ingin bersuara saja yang masih tetap bertahan. 

Sekali lagi, semoga lilin-lilin yang dinyalakan mampu menerangi jalan mereka yang menjadi korban. Menghangatkan jiwa-jiwa kehilangan dan luka yang masih belum sembuh. Menerangi titik keputusan atas siapa yang harus bertanggung jawab atas tragedi ini.

“USUT SAMPAI TUNTAS!”
“SALAM SATU JIWA, AREMA!”

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here