Di negeri Timur, tepatnya di negeri dengan julukan Bollywood ada manusia yang dikenal sebagai manusia agung, yakni Mahatma Gandhi. Ia sering dipangil sebagai Mahatma dengan artisan yang berjiwa agung. Sebenarnya, Gandhi tidak terlalu suka dengan julukan ini, karena ia menganggap bahwa julukan ini tidak ada artinya. Karena ia merasa hanya sebagai manusia biasa yang sama-sama mampu berbuat baik. Gandhi sendiri lebih suka dipanggil sebagai Bapu atau bapak.
Gandhi adalah sosok manusia yang penuh dengan kesederhanaan. Disetiap harinya ia hanya memakai pakaian yang dipakai oleh kaum miskin. Ia melakukan hal semacam ini, dikarenakan kuatnya rasa Gandhi agar selalu dekat dan berbaur dengan kaum yang dikenal dengan kekurangannya di bagian harta.
Gandhi dilahirkan di daerah bagian Gujarat, India. Tepat pada tanggal 2 Oktober 1869. Kisah perjalanan hidupnya dimulai dari saat remaja, dimana Gandhi muda melancong ke Inggris untuk mempelajari Ilmu Hukum. Setelah dari Inggris, Gandhi muda menjadi pengacara dan mengembara ke Afrika Selatan. Pada masa itu Afrika Selatan ini masih menjadi koloni kerajaan Inggris. Di Afrika Selatan inilah Gandhi mengalami perlakuan ras yang memiliki visi besar untuk dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut.
Saat menjadi pengacara, karir dari Gandhi begitu pesat. Hingga saat itu, digambarkan Gandhi mendapatkan bayaran sekitar 5.000 euro per tahun. Namun, Gandhi adalah manusia yang tidak tergiur dengan uang dan kekayaan, hal ini dibuktikan dengan kembalinya Gandhi ke negeri asalnya, yakni India. Di India, Gandhi mendorong pergerakan yang ditetapkan sebagai Satyagraha atau sebutan untuk gerakan perlawanan rakyat.
Saat itu, gerakan Satyagraha di pimpin langsung oleh Gandhi, dan tugas yang dihadapi Gandhi bersama dengan satyagraha mengecam pemerintah India karena kebijakannya terkait garam. Protes ini digaungkan karena bagi Gandhi, garam merupakan kebutuhan rumah tangga utama bangsa India. Jika yang utama saja di lambungkan harganya, lalu bagaimana masyarakat India dapat memenuhi kehidupannya?
Dalam hal ini, Gandhi dengan kelompoknya sangat berjasa, terbukti dari anggapan bahwa Satyagraha merupakan inspirator demokrasi dan anti-rasisme di India. Selain itu, kelompok ini juga mengangkat citra diri Gandhi, hingga dikenang sebagai Bapak Kemerdakaan India.
Setelah kita memahami tentang kisah hidup Gandhi dengan Satyagraha . Lebih lanjut kita menuju pembahasan utama, yakni Gandhi sebagai sang bijak dari timur. Jika kita menyebut tentang manusia bijak, maka dalam KBBI diartikan sebagai manusia yang selalu menggunakan akal budinya, pandai, dan mahir.
Namun, manusia yang bijak tentu berbeda dengan yang pandai. Karena seorang yang pandai hanya memanfaatkan akal dalam menghadapi kehidupan, sedangkan manusia bijak selain menggunakan akal juga memanfaatkan ketajamannya. Pada dasarnya itu berbeda dengan pandai. Dan Gandhi ini bagi penulis lebih masuk jika dikatakan sebagai manusia yang bijak.
Sikap bijak Gandhi, tercurah lewat banyak hal. Utamanya tercurah lewat perilaku dan ucapannya. Gandhi memandang dengan cinta dan kasih kepada sesama, cinta dan kasih inilah yang menjadi penopang seluruh perjuangan Gandhi hingga akhir hayatnya.
Bagi penulis, yang keren dari Mahatma Gandhi ketika mendengar namanya adalah karena kemampuannya membedakan dua kutub yang sangat berlawanan menjadi kesatuan dalam diri Gandhi, yakni Gandhi ini seorang spiritualis dan politikus. Politik sering dikonotasikan sebagai pintu dari kejahatan, sedangkan sipiritualitas adalah otonom hati nurani yang dilandaskan atas moralitas transenden dan mengarah kepada kebaikan. Dan Gandhi membuktikan kepada kita semua, bahwa keduanya dapat disatukan dalam diri seorang manusia.
Jika ihwal diatas adalah penggambaran Gandhi dalam sudut perilakunya. Kita melanjutkan ucapan Gandhi atau dalam bahasa keren disebut dengan quote. Ketika kita mencari di Google dengan pencarian Quote Gandhi, maka di situ akan muncul banyak kutipan dari Gandhi yang sangat menggambarkan bahwa Gandhi adalah manusia bijak.
Disini, penulis hanya akan mengutip satu kutipan dari Gandhi yang penulis dapatkan dari merdeka.com, yakni yang berbunyi:
“Kebesaran kemanusiaan bukanlah dalam menjadi manusia, tetapi dalam menjadi sosok manusia”
Membaca kutipan ini, penulis memahaminya sebagai hakikat hidup manusia, maksudnya bahwa tujuan hidup manusia tidak hanya menjadi sosok manusia, namun juga menjadi sosok manusia. Pada tahap awal, manusia wajib menjadi manusia lebih dahulu, setelah ia berhasil menjadi manusia, barulah ia menjadi sosok yang manusiawi, artinya selalu memanusiakan manusia.
Ajaran semacam ini, terkesan sangat simpel dan mudah dicapai, namun yakinilah bahwa tidak ada sesimpel dan itu dalam pengaplikasiannya.
Walhasil, setelah kita membaca secuil hal tentang Mahatma Gandhi, harapannya kita dapat meneladani sosok Gandhi, utamanya tentang keinginannya menjadi manusia yang manusiawi.