Memancing Bersama Ernest Hemingway
Memancing Bersama Ernest Hemingway

Memancing adalah salah satu acara untuk bertamasya. Konon, memancing adalah kegiatan yang dapat melatih dan menguji kesabaran kita, juga bisa menentukan takdir. Memusatkan pandangan kepada kambang pancing kita. Sembari menunggunya goyah dan tenggelam tersambar ikan, adalah momen yang paling dinanti saat seorang memancing. Berbicara soal memancing dan pengalaman, kita bisa membuka buku garapan Ernest Hemingway, yang berjudul Memancing: Sepilah Karya Jurnalistik Ernest Hemingway.

Ernest “Papa” Hemingway, mahsyur di mata kita karena novelnya yang bertajuk The Old Man and the Sea yang meraih penghargaan Pulirzer 1953 dan sastrwawan peraih Nobel tahun 1954. Bilamana ia tidak menulis, Hemingway pergi memancing dan berburu hewan-hewan besar dan buas di Afrika. Buku bersampul putih ini berisikan cerita-cerita penulis selama memancing ikan di sungai-sungai di benua Eropa, Amerika, dan perairan Havana, Kuba.

Mula-mula Papa Hemingway mengajak kita bertamasya ke Sungai Soo, Kanada. Di situ, Hemingway memancing ikan trout pelangi. Merupakan sejenis ikan salmon yang dapat disebut Salmo iridescens. Tentu saja trout pelangi Soo suka memangsa fly. Fly adalah sejenis umpan bautan yang ringan, menyerupai lalat, capung, kupu-kupu atau serangga lainnya. Tetapi, sangat sulit untuk menangani ikan tersebut menggunkan fly di dalam air yang seberlimpah itu.

Setelah melancong ke Sungai Soo, Kanada, kita diajak Hemingway ke Danau Jenawa dan kemudian, memancing ikan trout dengan umpan fly di Terusan Rhone. Trout itu sangatlah indah hingga aku terus-menerus membuka pembungkus untuk memandangnya, dan akhirnya hari menjadi begitu panas hingga aku duduk di sebatang pohon cemara di tepi sungai dan membuka pembungkus itu lebar-lebar dan melahap sekantong buah ceri yang kubawa dan membaca Daliy Mail yang basah lantaran trout di dapat itu.

Hari itu panas, tetapi aku bisa memandang melintasi lembah hijau yang lamban, garis pepohonan yang menandai arah Terusan Rhone, dan mengamati sebuah air terjun yang turun dari wajah pegunungan yang berwarna cokelat. Air terjun itu datang dari sebuah gletser yang menjangkau turun hingga sebuah kota kecil dengan empat rumah abu-abu dan tiga gereja abu-abu yang tertanam di sisi pegunungan dan air tersebut, terlihat seperti membeku hingga kau melihatnya bergerak.

Kalau kami menunggu sampai matahari terbenam di balik bahu Gunung Savoie Alps dimana tempat Prancis bertemu dengan Swiss. Angin berubah di lembah Rhone dan angin sepoi sejuk berhembus turun dari pegunungan dan bertiup di atas sungai menuju Danau Jenawa. Saat angin sepoi ini datang dan matahari terbenam, bayang-bayang besar timbul dari pegunungan, sapi-sapi yang mengenakan lonceng beraneka nada mulai digiring menyusuri jalan, dan kami akan memancing di hulu sungai.

Ada beberapa umpan fly di atas air dan sesekali ada trout besar naik dan “meletup” di tempat sebatang pohon membungkuk di atas air. Lalu, tibalah saatnya membungkus trout itu dengan pidato terakhir Lord Northcliffe yang dilaporkan kata demi kata. Laporan tentang pembubaran koalisi yang menjelang. Cerita menggetarkan tentang earl yang berkelakar dan canda yang setelah menyimpan kasus [Horatio] Bottomley [penipuan], untuk dibaca di kereta saat pulang yang kemudian, memasukkan kertas berisi trout ke dalam saku jaket.

Setelah melempar senar dengan joran menggunakan umpan fly di sungai-sungai tadi, Hemingway mengajak kita ke perairan pesisir Havana, Kuba untuk memancing ikan marlin. Havana lebih sejuk ketimbang kebanyakan kota-kota bagian utara pada bulan-bulan Juli sampai Agustus. Karena, angin timur laut bangkit sekitar pukul sepuluh dan berhembus hingga pukul empat atau lima keesokan paginya.

Angin timur laut itu adalah angin sejuk dan menyenangkan. Tapi saat berada di atas air, bahkan ada angin sepoi berhembus, matahari memberimu sesuatu yang membuatmu tetap teringat kepadanya. Kau bisa menghindarinya dengan berangkat ke arah timur searah dengan arus pada pagi hari dan memancing dengan perahu kea rah matahari. Lalu, kembali dengan melawan arus pada sore hari dengan membelakangi matahari saat kau memancing dengan tali.

Menurut Hemingway, selain di perairan Havana, marlin bisa ditangkap di Selandia Baru, Tahiti, Honolulu, Samudra Hindia, pesisir Jepang, pesisir barat Amerika Selatan, pesisir barat Meksiko hingga jauh ke utara di California, Amerika Serikat. Tahun ini (1934, sebagaimana laporan ini dibuat oleh penulis), ada banyak marlin kecil ditangkap di lepas pantai Miami, dan marlin besar terlihat di Bimini di seberang Gulf Stream beberapa bulan mereka lari ke Kuba.

Memancing, selain laku untuk melatih kesabaran, ia bisa kita bandingkan dengan bertarung bak seorang petinju. Apalagi umpan kita disambar ikan berukuran besar. Nah, bagi Hemingway, bertarung (memancing) melawan ikan benar-benar besar, cepat dan tidak dibantu siapa pun, tidak pernah istirahat atau tidak membiarkan ikan tersebut istirahat bisa dibandingkan dengan pertarungan sepuluh ronde di ring tinju. Karena, membutuhkan kondisi fisik yang bagus.

Begitulah, buku ini dapat membawa sidang pembaca kemanapun Hemingway memancing. Mengingat, bilamana kita sedang membaca buku, kita akan dibawa hanyut akan apa yang sedang kisahkan penulisnya. Nah, buku ini kita rasa mewakili ungkapan tersebut. Demikian.

Judul     : Memancing: Sepilah Karya Jurnalistik Ernest Hemingway
Penulis   : Ernest Hemingway Penerjemah: An Ismanto
Penerbit : Circa, 2018.
Tebal     : 77 halaman
ISBN     : 978-602-52645-1-1

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here