Mahasiswa Kota Malang dengan antusias menyambut kedatangan film yang sedang naik daun di media sosial (22/2). Situasi politik yang tengah memanas semakin panas. Sebabnya adalah film yang berjudul Dirty Vote itu datang digelar nonton bersama di lobi Universitas Widyagama Malang. Rilisnya film ini membuat para Mahasiswa turut memadati lobi kaapus untuk menyaksikan kecurangan dalam Pemilu 2024 yang diceritakan langsung oleh Tim Produsr Dirty Vote,
Selain mahasiswa, yang menghadiri diskusi juga banyak berasal dari aktivis-aktivis, tenaga pengajar, hingga umum yang ingin memperjuangkan politik di negeri ini. Mereka dipandu oleh dihadiri oleh Dandhy Laksono selaku sutradara film, Feri Amsari sebagai pemeran dalam film, Benaya Harobu sebagai editor dan videografer, dan juga dosen Fakultas Hukum Universitas Widyagama. Dandhy sebagai sutradara segera membuka diskusi itu,
“Sebagian orang mengira memilih tanggal 11 penayangan film ini dengan adanya maksud tertentu, banyak yang menganalisis didalam film ini mengandung banyak angka 1. Ya memang kita memilih penayangan film disaat gimmick-gimmick ini sedang memuncak”, ungkap Dandhy Laksono dalam penyampaian diskusinya.
Pembicaraan ini yang sedang ramai di sosial media tentang pengunggahan film yang memilih tanggal 11. Mengapa tanggal 11? Padahal tanggal tersebut merupakan masa tenang menuju pilpres. Banyak analisis-analisis lain yang beredar di sosial media dengan tuduhan film ini memihak salah satu calon presiden.
“Kenapa engga? Emangnya masa tenang punyanya mbahnya capres, emangnya kita kontestan terikat oleh kampanye, emangnya rakyat gaboleh berdiskusi saat masa tenang? Ya masa saya harus nunggu libur lebaran, nunggu libur natal buat rilis film”, tutur pria berkaos hitam yang bertuliskan Dirty Vote dihadapan para audiens.
Gemuruh tepuk tangan riuh kembali memenuhi lobby pertemuan itu. Semakin lama diskusi berjalan, semakin antusias pula para audiens yang ingin mempertanyakan hal-hal yang mengganjal setelah menonton film “Dirty Vote”. Sesi pertama bertanya dibuka, dengan semangat beberapa audiens mengangkat tangannya dengan cepat berusaha dipilih moderator untuk bertanya. Tampak seorang mahasiswa mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin disampaikan kepada pemantik materi. Tak kalah keren, para mahasiswa yang mengajukan pertanyaan sangat kritis dan penuh ambisi dalam menyampaikannya.