Jenis penerbit di Indonesia yang bermunculan saat ini sudah semakin banyak. Karena bagi seorang penulis, penerbit merupakan komponen penting yang krusial dalam karyanya. Karena melalui penerbit itulah, karya sang penulis bisa dikenal oleh khalayak luas dan karyanya dapat didistribusikan ke masyarakat.
Namun sering kali penulis bingung untuk menerbitkan buku di instansi mana. Atau mungkin kalian yang berencana untuk menerbitkan buku bingung dengan perbedaan dari banyaknya penerbit yang ada di sekitar kalian? Yuk kita cari tahu!
Pengertian Penerbit
Penerbit artinya industri penerbitan yang membantu para penulis untuk menerbitkan berbagai buku dari karya mereka. Namun, pengertian penerbit seringkali disalahartikan dengan pengertian percetakan. Padahal, percetakan dan penerbitan adalah dua hal yang berbeda loh.
Percetakan dan penerbitan adalah dua hal yang berbeda. Penerbit merupakan sebuah badan usaha yang tidak sama dengan percetakan, bahkan tidak tidak sama juga dengan agen buku.
Makna lebih penting dari penerbit adalah mendukung serta membantu penulis atau pengarang untuk mengembangkan ide, mempersiapkan ide, baik dalam bentuk naskah maupun tujuannya untuk kebaikan publik. Yang perlu digarisbawahi bahwa tugas dan makna penting dari sebuah yaitu mendukung dan mengembangkan ide penulis.
Selain itu, penerbit juga membantu mempersiapkan berbagai ide atau karya penulis ke dalam sebuah buku dan kemudian siap untuk dikonsumsi atau didistribusikan kepada publik, khususnya masyarakat. Sehingga tujuan didirikannya penerbitan merupakan hal yang sangat mulia.
Jadi, penerbit belum tentu memiliki mesin cetak seperti halnya percetakan. Karena memang wilayah kerjanya paling utama adalah untuk mengembangkan gagasan menjadi sebuah karya. Oleh sebab itu, standar penerbit adalah memiliki beberapa kru editorial, yakni editor, layouter, designer, illustrator, dan proof reader.
Jenis-jenis Penerbit
Setelah mengetahui pengertian dari penerbit, sekarang kita masuk ke jenis penerbit yang ada di Indonesia. Secara umum, penerbit dibagi menjadi 4 jenis, yaitu penerbit mayor, penerbit indie, penerbit vanity publisher, dan penerbit self publishing. Apa saja pengertian dan perbedaan dari keempat jenis penerbitan tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Penerbit Mayor
Penerbit mayor adalah penerbit yang mempunyai jangkauan nasional. Biasanya buku terbitan penerbit mayor ini adalah buku yang akan dijual ke pasar nasional. Dalam sekali cetak, bukunya akan langsung dicetak dalam jumlah banyak untuk didistribusikan.
Dengan demikian, buku-buku penerbit mayor tersebut akan banyak dijual di toko buku nasional. Jenis buku karya penerbit mayor ini merupakan salah satu yang memiliki peraturan lebih ketat dibandingkan penerbit lain. Hal ini karena ada beberapa aspek yang harus dipenuhi seorang penulis buku.
Apabila penulis buku tidak memenuhi ketentuan atau memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh penerbit, maka naskah yang diserahkan penulis tidak dapat diterima atau bahkan ditolak. Namun dalam beberapa kesempatan, naskah tersebut masih bisa diterima dengan beberapa revisi. Bila naskah tersebut tidak lolos seleksi, penerbit mayor akan mengembalikan naskah yang telah ditolak atau bahkan akan dibuang begitu saja.
Kriteria dari penerbit mayor yakni memperhatikan kualitas dan kelengkapan naskah, dengan tujuan memiliki selling point dan asli tulisan atau gagasan dari penulis. Sehingga hal-hal yang terkait dengan kelengkapan naskah harus dipatuhi dan ditaati sesuai kriteria atau aturan dari penerbit. Contoh beberapa penerbit mayor yang ada di Indonesia adalah Gramedia Pustaka Utama (GPU), Mizan Publishing, Intrans Publishing dan lain-lain.
2. Penerbit Indie
Selanjutnya ada penerbit indie. Berani dengan penerbit mayor yang berani menerbitkan buku dalam jumlah besar, penerbit mayor biasanya cenderung untuk menerbitkan buku dalam jumlah kecil dan biasanya dicetak berdasarkan jumlah pre-order atau juga biasanya berdasarkan permintaan penulis indie sendiri.
Selain itu, promosi yang dilakukan oleh penerbit indie terhadap kliennya cukup minim atau sekadarnya saja. Jadi, penulis sendiri yang akan melakukan promosi jika karya mereka ingin lebih dikenal luas. Kelemahan lain dari penerbit indie adalah biasanya buku yang diterbitkan penerbit indie tidak dijual ke toko besar, seperti Gramedia.
Karena jumlah buku yang dicetak cenderung sedikit, hal itu mengakibatkan biaya cetak dan biaya terbit biasanya ditanggung oleh penulis di awal, sehingga tidak berat di awal saat akan menerbitkan buku. Meski demikian, penerbit indie juga memiliki kebijakan sendiri. Sehingga bagi penulis, harus memperhatikan penerbit yang jujur dan dapat dipercaya dalam menerbitkan bukunya.
Namun, kelebihan dari penerbit indie penerbit adalah dapat lebih memiliki waktu yang efisien. Setidaknya naskah atau buku yang masuk ke penerbit indie biasanya akan langsung diproses dan dicetak. Hal ini karena penerbit indie tidak memiliki kriteria yang mengikat atau sulit seperti kriteria dari penerbit mayor.
Kelebihan lain yang didapat dari penerbit indie adalah patokan harga. Karena harga cetak buku jika halamannya tidak lebih dari 150 halaman, mungkin harga cetaknya berkisar di harga Rp30.000, namun harga yang kamu patok untuk menjual buku bebas kamu tentukan sendiri.
3. Penerbit Vanity Publisher
Jenis penerbit ini mungkin masih terdengar asing di telinga kalian. Jadi apa sih penerbit vanity publisher itu? Vanity publisher itu hampir serupa dengan penerbit indie, hanya saja yang membedakan adalah pada fasilitas yang ditawarkannya. Penerbit indie akan memberikan tawaran dan memasrahkan segala urusan seperti layouting, cetak buku, membuat sampul depan, dan editing kepada penulis, vanity publisher tidak seperti itu.
Vanity publisher biasanya akan memberikan penawaran paket penerbitan. Misal bila penulis hanya memiliki naskah mentahan saja dan belum masuk ke proses editing dan sebagainya, penerbit vanity ini akan menawakan paket all in sampai proses cetak.
4. Penerbit Self Publishing
Sama seperti namanya, self publishing ini memiliki arti menerbitkan dengan secara mandiri. Dengan kata lain, buku yang diterbitkan merupakan tanggung jawab dari penulis, mulai dari menulis naskah, editing, layouting, membuat desain halam sampul, sampai permohonan ISBN. Setelah semua proses tersebut telah selesai, maka baru lah penulis mengirimkan produknya ke penerbit untuk diterbitkan.
Akhir-akhir ini, self publishing banyak dipakai oleh banyak penerbit di Indonesia. Hal ini dikarenakan kelebihan yang dimiliki oleh penerbit dengan jenis self publishing ini, yaitu tidak adanya penolakan produk yang diajukan.
Contoh penerbit dengan jenis self publishing adalah Ay Publisher.
Nah, sekarang kalian sudah mengenal beberapa jenis penerbit yang ada di Indonesia. Jadi, sudah tertarik untuk menerbitkan buku?