Puisi-Puisi Mochamad Chaezienul Ulum

Menguji Setia

Mentari lekas bergegas
Tergesa ke peraduan
Lantaran rindukan rembulan
Demi bersua di langit yang sama
Namun ia hanya titipkan pelita
Tentu buat kekasihnya, untuk semesta

Sang dewi malam berdendang
Penuh riang dengan benderang
Ia rela restui kehendak sang surya
Terlebih saat purnama raya
Entah sampai kapan, bersedia
Menguji setia

 

Pengelana

Pengelana bersaksi, sudi meniti
Peralihan ketika penghujung musim
Silih berganti, dibelai cita didera duka
Sensasi ragam rona kehidupan

Ia menghunus pusaka keramatnya
Dengan merapal mantra sepanjang ufuk hari
Iringi mentari istirah dan tinggalkan
Semburat jejak lembayung di tepi senja

Ia menyesap senyap, menghalau galau
Acap enyahkan bising dunia yang kian genting
Tatkala waktu membeku, sisa usia meratap
Berharap hasrat meruwat dan merawat jiwa

 

Meski Sesaat

Siapakah sebenarnya dia?
Tetiba muncul ke tempat rebahku
Paras wajahnya keras, namun seolah memburu
Sesuatu yang hilang dirampas fana

Meski sesaat
Tahukah kau, dia adalah anak umbaran
Disusui waktu yang selalu terburu
Lalui siang-malam yang mencekam
Membuatnya beringas tapi tak mampu melawan

Meski sesaat
Dia alami kehampaan jiwa
Meranggas, dimangsa usia
Hadirnya semata kisahkan pilu nestapa
Bersahabat atau berseteru dengan deru prahara?

Meski sesaat
Tahukah kau bila dia manusia lepas
Rumah singgahnya beratap langit
Pengasuhnya tak lekang bersikeras
Mengajari terik-dingin menyengat

Meski sesaat?

Bumi Mina Tani, Akhir 2022

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here