Judul: “PERISAI UDARA–Nawatunggal Angkatan Udara 1991”
Penulis: Nawatunggal Angkatan Udara 1991
Penerbit/Tahun: Intrans Publishing/2022
Halaman: xxviii+222 hlm
Ukuran: 14×21 cm
ISBN: 978-623-6709-19-1
Ekspansi Rusia Terhadap Ukraina menimbulkan beberapa pertanyaan yang patut dijawab. Era modernisasi seperti sekarang ini faktanya selalu membuka kemungkinan bagi negara yang lebih adidaya untuk menguasai negara yang lain. Artinya, semua negara di dunia ini tidak dalam kondisi yang sepenuhnya aman. Akan selalu ada kemungkinan-kemungkinan, misalnya antara dijajah atau menjajah. Bagaimana tidak, barang kali kepentingan untuk menguasai merupakan watak dari kekuasaan itu sendiri, yang dibumbui dengan kepentingan-kepentingan yang sulit kita prediksi. Fakta tersebut juga menepis kepercayaan berlebih mengenai kehidupan yang hanya ditentukan oleh kebaikan atau keburukan manusia. Bahwa kehidupan ini begitu kompleks, pun dengan berbagai macam kehendak, serta ruang gerak sejarah yang mengikutinya.
Buku Perisai Udara: Strategi Anti Akses/Tangkal-Wilayah Udara Indonesia, menjadi salah satu karya akademik yang mencoba menganalisis upaya penindakan dan penangkalan apa saja yang perlu dilakukan dalam menanggapi semakin memanasnya tensi keamanan di Laut Cina Selatan. Strategi yang diwacanakan yakni anti-akses/tangkal-wilayah udara, mencoba mengkombinasikan upaya pertahanan serta penyerangan menggunakan sistem pengintai satelit, radar, rudal pertahanan udara, dan pesawat buru sergap. Seperangkat alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut juga mengharuskan ketersediaan yang proporsional dengan kekuatan personel, jasa, metode hingga organisasional.
Strategi ini bukan hanya membutuhkan upaya teknis sebagai penanggulangan terhadap berbagai macam ancaman. Namun juga membutuhkan ketersediaan sumberdaya yang besar yang secara fokus dialokasikan untuk kebutuhan strategi tersebut. Konsekuensinya, Indonesia harus mempu menjawab pertanyaan selanjutnya mengenai efektifitas dan efisiensi. Buku ini berusaha menyuguhkan perdebatan tersebut secara komprehensif mengenai antisipasi penyesuaian program strategi pertahanan sebelumnya yang telah dirumuskan. Dengan kata lain strategi ini bukanlah upaya reaksioner yang berusaha dilaksanakan, melainkan sebagai refleksi kritis atas kesadaran yang telah dialami.
Indonesia pada mulanya juga telah memikirkan secara matang melalui perencanaan berbasiskan kemampuan. Pada tahap selanjutnya diperlukan perencanaan berbasis skenario sebagai dasar pijakan formulasi strategi anti-akses/tangkal-wilayah. Tentu ini menjadi pilot project yang strategis untuk dunia pertahanan dan keamanan Indonesia di masa depan.
Terdapat dua alasan penting mengapa Indonesia perlu merespon konflik ini dengan serius. Pertama, wilayah Asia Timur yang saat ini terus terjadi ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang mendukung rival Cina, serta kedua adanya potensi sengketa antara Indonesia dengan negara lain terkait perbatasan, seperti di Laut Natuna utara dan Blok Laut Ambalat. Sesuai dengan politik luar negeri bebas aktif, dalam hal ini Indonesia bukanlah berposisi netral, melainkan bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan, termasuk mengambil sikap untuk menangkal dan/atau menyerang musuh yang masuk wilayah yurisdiksi nasional.
Strategi ini sebenarnya sudah menjadi bagian dari doktrin dan konsep operasi militer Indonesia sejak perang kemerdekaan. Dengan berbagai macam landasan konseptual dan sejarah yang cukup kuat tersebut, sudah menjadi suatu keharusan bagi pembuat kebijakan militer untuk segera mencetuskan strategi ini dalam bentuk nyata. Dengan mengambil sikap politik demikian, Indonesia memikul beban yang cukup besar untuk menjamin stabilitas serta mengantisipasi adanya potensi konflik di wilayah tersebut. Efektifitas strategi tersebut juga berkontribusi untuk meredam gejolak militer negara-negara lain yang ada di wilayah perbatasan Laut Natuna.
Buku ini memberi aba-aba tentang arti penting upaya antisipasi terhadap semua hal yang mengganggu kedaulatan wilayah NKRI. Serta hal apa saja yang perlu dilakukan, yang berkaitan secara berkesinambungan antara peran negara untuk menjaga keutuhan bangsa terhadap ranah dalam dan luar negeri.
Berbagai jenis pertahanan dan aksi yang dilakukan bukan sekadar upaya untuk merespon negara Cina yang secara sepihak mengklaim hampir 90 persen wilayah laut Cina Selatan, melainkan juga menjadi bukti bahwa kekuatan militer Indonesia saat ini tidak kalah tangguh dengan negara-negara lain di dunia. Selain itu juga menjadi penanda bahwa bangsa ini masih mempunyai jati diri, yang terusik ketenangannya ketika terdapat potensi ancaman.
Bangsa Indonesia sebenarnya telah memiliki kekuatan kunci dalam menjaga keutuhan bangsa, yakni konsep pertahanan rakyat semesta, yang berdasarkan sejarah sudah dicetuskan sejak perang kemerdekaan. Strategi ini berusaha untuk melibatkan seluruh komponen yang tersedia untuk ditujukan melawan semua upaya serangan yang mengancam kedaulatan. Menggunakan berbagai macam instrumen negara, baik dari segi militer maupun nonmiliter, seperti diplomasi hingga ekonomi. Demikian juga strategi anti-akses/tangkal-wilayah mencoba mendudukan permasalahan kenegaraan yang secara visioner bisa berdampak baik untuk keutuhan bangsa di masa mendatang.
Buku ini menjadi petunjuk awal untuk meramu berbagai macam analisis strategi perang, yang menjadi pedoman menggodok berbagai ide, masalah, tantangan dan ancaman yang berkembang. Serta opsi pilihan kebijakan yang ditawarkan dalam menanggapi dinamisnya perubahan yang terjadi. Buku ini sangat cocok dibaca oleh kalangan yang menyadari bahwa kehidupan ini tidak bisa terlepas dari potensi penundukan oleh bangsa lain, terutama akademisi, mahasiswa, pengamat hubungan internasional, kalangan militer serta aparatur sipil negara, dan warga negara Indonesia lainnnya.