Bulan Juni ditandai sebagai bulan presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno, karena memang sejatinya beliau lahir pada tanggal 1 Juni 1901 dan meninggal pada tanggal 21 Juni 1970. Untuk itulah, Indonesia selalu memperingati bulan Juni sebagai bulan Soekarno. Peringatan ini biasanya dilakukan dengan peninjauan ulang tentang bagaimana Soekarno bisa menjadi sosok yang begitu berjasa bagi Indonesia.

Terkadang, ada pula pihak yang mencari tahu latar belakang dan ciri khas Soekarno dalam berpidato, berdiplomasi dan berdelegasi, hingga cara berpakaian. Hal ini bertujuan agar generasi muda memiliki jiwa nasionalis yang tinggi, layaknya Soekarno. Meskipun tak sepenuhnya, tetapi setidaknya biografi Soekarno dapat dijadikan pegangan hidup di masa mendatang.

mulai

Ada hal-hal menarik yang akan dibahas kali ini. Slogan alias kata-kata motivasi yang biasa digunakan Soekarno dalam berpidato, atau sekadar memberikan nasihat pada orang lain, menjadi hal yang kerap diperbincangkan apabila bulan Juni tiba. Bagaimana tidak? Slogan-slogan yang diutarakan selalu memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Biasanya, slogan yang diucapkan oleh Soekarno memiliki sasaran untuk pemuda Indonesia atau untuk masa depan Indonesia sendiri.

Slogan utama, yang bahkan bisa dibilang seluruh masyarakat Indonesia tahu adalah “Jas Merah”, atau kepanjangannya “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah!”. Saya pribadi paling ingat slogan ini, karena slogan ini yang paling mudah diingat ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Dengan adanya slogan ini, saya terpengaruh agar saya sama sekali tidak melupakan perjuangan pahlawan demi kemerdekaan Indonesia.

Sejatinya, slogan atau kata-kata motivasi yang diungkapkan Soekarno sangat banyak. Berikut beberapa slogan terkenal Soekarno khusus bagi masyarakat agar tidak melupakan sejarah dan memiliki rasa cinta tanah air yang sampai saat ini dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.”

Pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran. Perjuangan kepartaian yang dapat memecah persatuan bangsa Indonesia.”

Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”

Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Slogan di atas benar-benar menggambarkan kebijaksanaan Soekarno. Ia yakin bahwa pemuda Indonesia dapat diandalkan dalam keberlangsungan kehidupan bangsa di masa depan.

Selain slogan, hal menarik selanjutnya yang akan dibahas adalah dari mana motivasi-motivasi itu terkumpul. Tentu saja, Soekarno mendapatkan slogan-slogan itu dari pemikirannya sendiri, kemudian dibantu dengan buku-buku bacaannya.

Dilansir dari Media Indonesia, buku-buku bacaannya yang memiliki peranan penting dalam gebrakan kemerdekaan Indonesia ini selalu berkaitan dengan buku karya penulis asing. Sejarawan meyakini Soekarno membaca buku-buku itu selama masa pengasingan di Rengasdengklok, salah satu bukunya berjudul Der Weg Zur Macht (Jalan Menuju Kekuasaan) karya Karl Kautsky.

Selain buku-buku bacaan Soekarno, sejatinya Soekarno juga menerbitkan buku-buku yang berkaitan dengan kebaikan bangsa. Buku-buku yang ditulis sendiri oleh Soekarno ini berjudul Indonesia Menggugat, Di Bawah Bendera Revolusi, Lahirnya Pancasila, hingga Sarinah.

Sama seperti slogan, buku-buku yang ditulis memberikan pengaruh besar kemerdekaan Indonesia dan masa depan Indonesia. Namun, satu buku berjudul Sarinah diketahui ditulis Soekarno berdasarkan kisah nyata, yaitu pengasuh kecil beliau. Dalam buku tersebut, ketulusan dan kebaikan Sarinah diimplementasikan dalam satu buku mengenai peran perempuan dalam perjuangan Republik Indonesia.

Mulai dari slogan, buku bacaan, hingga buku-buku yang ditulis, pada dasarnya memiliki kesamaan yang menjadi ciri khas Soekarno. Soekarno sangat cinta tanah air, sehingga apa yang ia garap, entah itu slogan maupun buku, pasti berkaitan dengan kemerdekaan, masa depan Indonesia, hingga kata-kata yang membangun mental pemuda.

Selain itu, buku bacaan yang Soekarno baca hingga pengalaman pribadi pun secara tak langsung memberikan pengaruh pada pemikiran Soekarno dalam pembangunan bangsa. Dari sini, kita menjadi tahu sesuatu berawal dari pengalaman. Kita sebagai pemuda hendaknya bisa terus meneladani sikap beliau, baik melalui slogan hingga referensi lain. Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here