Dunia perfilman Tanah Air saat ini telah berkembang pesat. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai film unggulan dengan campur tangan sutradara yang mengemas cerita dengan apik, para penulisnya memberikan alur yang tidak membosankan, serta aktor dan aktris yang selalu tampil memukau. Kisah cinta remaja rupanya masih menjadi salah satu dari sekian banyak genre yang diminati para penonton. Tak melulu mengutamakan kesenangan generasi muda, rupanya banyak produser juga mulai memproduksi ulang film populer masa lalu maupun membuat sekuelnya.
Baru-baru ini, rumah produksi film Starvision Plus menggandeng sutradara kondang Monty Tiwa untuk memproduksi ulang film populer tahun 80-an yang bertajuk Gita Cinta dari SMA. Digandeng Starvision Plus, Monty Tiwa merasa mendapatkan kehormatan untuk memfilmkan novel populer dari penulis Eddy D. Iskandar dengan judul yang sama Gita Cinta dari SMA. Pemilihan Monty Tiwa rupanya tidak asal-asalan. Sutradara kondang ini sebelumnya telah dipercaya menggarap film “Rompis” yang diadaptasi dari novel berjudul Roman Picisan salah satu karya penulis yang sama, Eddy D. Iskandar.
“Untuk kedua kalinya saya mendapat kehormatan untuk menggarap cerita dari pak Eddy yang mana cerita ini sudah jadi bagian dari tumbuh kembang saya semasa SD hingga SMP,” ujar Monty pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/1).
Film Gita Cinta dari SMA merupakan film adaptasi dari novel karya Eddy D. Iskandar dengan judul yang sama. Film ini berkisah tentang cerita cinta pelajar SMA, Galih dan Ratna. Namun hubungan asmara mereka tidak berjalan mulus karena terhambat restu dari ayah Ratna. Dalam film asli yang rilis pada 1979 lalu, karakter Galih diperankan oleh Rano Karno dan karakter Ratna diperankan oleh Yessy Gusman. Kini, dalam versi remakenya karakter ini masing-masing diperankan oleh Yesaya Abraham dan Prilly Latuconsina.
Namun, uniknya novel karya Eddy D. Iskandar ini pertama kali dialihwahanakan menjadi sebuah film pada tahun 1979 dan diadaptasi bebas oleh sutradara Lucky Kuswandi pada 2017 lalu dengan judul Galih dan Ratna. Lantas apa alasan Monty Tiwa berani untuk membuat ulang film ini?
Monty Tiwa rupanya telah menduga dirinya akan mendapat pertanyaan semacam ini. Secara pribadi, ia ingin ikut ambil bagian dalam menceritakan ulang karya legendaris tersebut. Selanjutnya, ia merasa memiliki tanggung jawab dalam meneruskan karya kreatif ini pada generasi saat ini.
Monty menilai bahwa kisah cinta remaja saat ini kebanyakan merujuk pada budaya barat. Padahal, Indonesia juga memiliki cerita remaja legendaris yang merefleksikan budaya lokal identik Indonesia. Gita Cinta dari SMA menjadi hulu dari cerita-cerita remaja populer yang berkembang hingga di masa yang akan datang.
“Kalau tidak kita teruskan akan ada rantai nilai budaya yang hilang dari dua atau tiga generasi lalu ke generasi sekarang. Itulah mengapa Gita Cinta dari SMA perlu dihadirkan lagi supaya generasi sekarang ini tau bagaimana remaja dulu berpenampilan, dengan keinginan untuk mandiri dan dewasa tapi harus punya pilihan dan dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan. Sehingga saya melihat ini sebagai suatu tanggung jawab, dimana kita punya cerita-cerita seperti ini,” ucap Monty
Produser Chand Parwez Servia pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/1) menyatakan bahwa dirinya telah lama berkeinginan untuk membuat ulang film legendaris ini. Kesempatan ini akhirnya datang setelah penyesuaian-penyesuaian tertentu seperti pendalaman karakter dan pengambilan setting kota Bandung tahun 1984.
“Kalau dilihat dari trailer filmnya, kami ingin menampilkan suasana Bandung tahun 1984. Tapi kami berusaha pengambilan gambar tidak menghadap langit namun dalam posisi horizontal untuk melihat atmosfer kota yang cukup rumit. Ini merupakan salah satu tantangan dan pastinya dapat diatasi oleh tim produksi,” ujar Pawrez
Pawrez menambahkan bahwa dua lagu yang dibawakan oleh Chrisye dalam film aslinya akan tetap dipertahankan dalam film remake kali ini. Selain itu, total tujuh lagu lainnya akan dinyanyikan oleh Segara. Deretan aktor lain yang turut membintangi film remake Gita Cinta dari SMA ini antara lain Arla Ailani, Chantiq Schagerl, Fadi Alaydrus, Dewi Gita, Putri Ayudya, Dwi Sasono, dan Unique Priscilla. Film ini dikabarkan akan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 9 Februari 2023 mendatang.