parkir

Malam itu udara terasa cukup dingin hingga merasuk ke tubuh dan menembus tulang. Malam yang diiringi dengan rintik gerimis dan sedikit gemuruh “geledek” terus menemani perjalanan dari kota pahlawan, Surabaya, menuju kota dingin, kota Malang. Begitu sampai di mulut kota Malang, kerlap kerlip lampu kendaraan terlihat semakin banyak warnanya, baik karena cahaya yang terpantul di genangan air di jalan raya maupun dipengaruhi oleh lampu jalan.

Begitu masuk di jalan raya, lalu lintas masih terasa nyaman meskipun pandangan tetap agak terganggu karena hujan yang terus mengguyur kota Malang. Air hujan seolah berlomba cepat jatuh ke kaca mobil, lalu diseka oleh wiper yang secara pasti bergerak terus ke kiri dan ke kanan. Begitu mulai meninggalkan jalan Provinsi dan mulai masuk ke jalan kota, hingga di jalan perkampungan, adrenalin mulai naik karena harus betul-betul ekstra hati-hati dalam mengemudi agar tidak berserempetan dengan kendaraan lain yang bersalipan. Sebenarnya tidak ada masalah terkait lalu lalang kendaraan yang ada, yang menjadi masalah adalah jika ada kendaraan misalnya sepeda motor atau pun mobil yang parkir di jalan, sehingga mengurangi luasan jalan yang semestinya.

Tentu, kita selalu bersyukur atas karunia Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki apapun yang telah kita peroleh termasuk yang diperoleh oleh para tetangga dan khalayak lainnya. Kita tidak perlu “ngerasani” apalagi dengki. Karena, senoktah kedengkian akan menghadirkan kesulitan bagi diri sendiri. Minimal perasaannya akan terus memproduksi kedengkian-kedengkian baru. Jadi, tak perlulah kita ghibah atau “ngerasani” apalagi dengki. Sebenarnya apa sih? Urusannya antara ghibah, ngerasani, dan dengki dengan urusan mobil dan luasan jalan? Jawabannya sih… ya tidak ada. Namun terasa masygul saja. Kenapa ya, parkir mobil di jalan? Kok ya… tidak parkir di halaman rumahnya sendiri atau di tempat parkir khusus. Misalnya di garasi rumahnya atau di tanah lapang yang memang diperuntukkan sebagai lahan parkir.

Ini sih bukan urusan “rewel” atau apapunlah yang akan disematkan kepada orang yang “ngerasani” atau lain sebagainya. Namun, sebenarnya sejarah adanya jalan adalah untuk lalu lalang orang maupun kendaraan baik kecil maupun besar. Di masa lalu tatkala ada kendaraan yang berjalan di jalan raya dan ada kendaraan yang sedang berhenti atau parkir, baik parkir permanen maupun hanya sementara, maka orang yang mempunyai kendaraan yang terparkir akan memberitahu dan meminta maaf karena kendaraannya telah mengganggu orang lain.

Perjalanan kami lanjutkan. Dan saat menoleh ke sebuah rumah di kiri jalan yang akan kami tuju, halamannya cukup luas nan asri dan diterangi lampu temaram yang diikuti dengan jatuhnya gerimis hujan yang sedari tadi belum berhenti, membuatnya sempurna melengkapi kesahduan rumah yang akan kami hampiri. Belum genap membayangkan kenikmatan malam yang tersaji di beranda sambil melihat halaman yang luas, si empu rumah datang menghampiri kami dengan gagahnya lalu menyapa, “Selamat malam ya…” dan “Bagaimana perjalanan tadi?” Belum sempat kami menjawab, si empu rumah terus bercerita tentang keadaan dan kehidupannya. Termasuk pula halaman rumahnya yang asri dan parkir mobilnya. Saban hari mobilnya diparkir di pinggir jalan depan halaman rumahnya yang luas dan asri. Sambil menikmati teh hangat yang dihidangkan kami terus mendengarkan ceritanya yang panjang lebar hingga kami berpamitan pulang.

Dalam perjalanan, di jalan ternyata hampir semua warganya memarkir mobil di pinggir jalan, baik yang punya halaman apalagi yang tidak punya halaman di rumahnya. Dalam perjalanan ini muncul banyak pertanyaan. Kok bisa ya? Memarkir mobil di pinggir jalan. Apa tidak terpikirkan oleh mereka bahwa tindakannya telah mengambil hak orang lain yaitu para pejalan kaki maupun pengendara lainnya. Normalnya, ya, tidak diparkir di pinggir jalan. Mestinya sebelum memikirkan untuk mempunyai kendaraan apapun jenisnya, harus pula memikirkan nanti kendaraannya akan disimpan di mana. Apakah di garasi rumah atau kah ditempatkan di tempat parkir. Entahlah.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here