Imam Budiman

Kepada Kekasih

/I/

kuberikan ada-tiada seluruhku;
tulang dan kulitku, jaga dan pejamku,
            lahir dan usiaku,

: hanya untukmu,
perempuanku

seseorang yang senantiasa taat
menertibkan diri hari ke hari.

/II/

kau tak ubahnya musim
yang dicintai bunga bakung.

: ada yang tumbuh lalu mati
pelan dan pasti hidup kembali

sore tadi aku mengutip senja
demi menitipkannya di matamu.

: adalah matamu yang senantiasa
merawat segala kebaikan waktu

(2022)

 

Kepada Tuhan

/I/

kepada Tuhan
kita pulang,

dan merasa
lapang.

/II/

kepada tubuhmu
aku pulang,

kepada air matamu
aku sembahyang.

(2022)

 

Peristirahatan Terakhir

seekor burung kecil tersesat,
masuk ke dalam asing sebuah puisi.

“aku hanya kata. sarang hanya kata.
pepohonan hanya kata. alam hanya kata.”

di antara tebing kalimat pembuka
ia terbang mencari jalan pulang.

teringat pulang,
hanya kata, rupanya.

: sampai lelah dan mati,
ia bermakam dalam puisi ini.

(2022)

Beli Alat Peraga Edukasi Disini
Previous articleReuni Singkat Sakti Saat Konser Sheila On 7
Next articleHati Suhita: Hati yang Patah dan Problem Domestik Pesantren
Imam Budiman, kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur. Menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences. Semasa kuliah, turut aktif di Komunitas Diskusi dan Kajian Sastra Rusabesi. Biografi singkat dirinya termaktub dalam buku: Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017); Ensiklopedia Penulis Sastra Indonesia di Provinsi Banten (Kantor Bahasa Banten, 2020); dan Leksikon Penyair Kalimantan Selatan 1930–2020 (Tahura Media, 2020). Kini, mengabdikan diri sebagai Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia di Madrasah Darus-Sunnah dan SMA Adzkia Daarut-Tauhiid.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here