Kontruksi Miring
Aku di antara yang bahagia
Aku di antara yang tak satupun kenal
Aku di antara yang berbisik mesra
Aku di antara yang bertasbih
Aku di antara yang berebut selfie
Aku di antara pejalan yang kepanasan
Aku di antara yang mungkin bermakrifat
Selembar tiket kereta itu nyaris robek
Tergengam erat kawatir jatuh
Biarlah tetap tergengam
Seperti rindu ini yang belum diurai
Sekelumit takjub bersisa syukur
Berbisik lirih menyebutmu
Dan menyebutMU
Tiba-tiba kumerindu
Konstruksi miring itu ketidaksengajaan
Diluar batas kita memahami
Tetap kuasa Yang Maha Berkehendak
Menggenggamnya dalam perhitungan
Puisi Geladak Pesiar
2010-Livorno-Italy
***
Menjamu Rindu Alaska
Menjamu rindu Alaska
Tak mungkin mau berulah
Sedang tatap mata terpesona saja
Berbisik lirih kuyakinkan rindu
Jugrug …
Tak sempat meleleh
Jatuh terapung diasinnya air laut
Barulah mencair pelan
Seiring rinduku yang terobati
Dengan sms manis buah hati
Alaska-2008
***
Pesanggrahan Yang Hilang
Kusingkap ilalang di reruntuhan gapuranya
Duri putri malu mencabik kecil ujung jari
Sementara ia roboh terguling tak peka jaman
Tertimbun debu modern menjadi artefak tak tampak
Gapura itu dulu berdaun pintu
Hingga bekasnya masih tersisa rasa
Dipakai gelantungan tangan si pencari jati diri
Apalah aku? tersesat di Desa sendiri
1830 tahunnya Jawa
Tersebutlah Parangdjara
Dirangkai indah pujangga dalam serat-serat
Hingga Ratoe Timur, Boepati Madiun menyaksikan
Kusingkap lagi ilalang gapura sebelah kiri
Bongkahan pilar peradaban tersembul
Tragis tertidur dalam belukar jaman
Bongkahan penyaksi Kyai Rajamala berlabuh
Generasi ke generasi merekam peristiwa
Tutur menjaga dalam jargon nguri-uri
Terkumpul satu dalam genthong tak bertuan
Sedang gayung siwur tak lagi memanfaatkan
Pesanggrahan Parangdjara
Kabur terbawa angin tinggal kenangan
Timbul tenggelam terkubur tanggul pemisah
Seperti halnya padas malang
Lihat di sana kawan!
Mencuat terang ditimur
Seperti terbit
Mengakulturasi fenomena kebudayaan
Membantu meniti esok yang lebih terang
Desaku-2022
***
Biarlah Alam Bernatural
Tak perlu menjemput mesra senja kali ini
Karena ia datang dengan ketenangannya
Menggulirkan siang
Mempresentasikan malamnya nan dalam
Kita hanyalah pada transisi
Yang sering menghiperbola keadaan
Dulu, sekarang, kelak waktu tetap waktu
Dia tidak menghutang-hutangkankannya
Mau dipakai tinggal pakai
Karenanya kita hanyalah perlu setia padanya
Pring apus …. Ori… Deling legi pinggir kali
Bersemi tenang berproses
Laiknya wajib, mereka turut ada dalam putaran
Putaran senja, malam, fajar hingga esok yang masih bisa terang benderang
Segelas kopi ingin dimaharkan pada lembayung
Nafsu ego ingin senja datang menghibur
Daya rendah menguasai
Apa yang disekitar dituntut mengerti
Alam dianggap ruang healing
Sedang kita ini apa terhadapnya
Bungkus sampho sachet hanyut di kali itu saja tidak kita pedulikan
Hingga ia menempel rekat pada batu dibawah bayangangan barongan bambu
Tangan kita berulah
Tuntutan mengharap alam selalu ramah
Cukuplah, biar alam bernatural
Kita melebur saja dalam kealamian
Janganlah kali itu dikotori
Dan biarlah senja bergulir sesuai kehendakNYA
Nikmati saja kopi kehidupan kita
Ikuti saja rasa kebijaksanaan
Kita hanyalah "mung sakderma"
…. Ada
…. Alam ada
Dan masing-masing bersifat melengkapi
Kali Mbuling Boyolali-2021
***
Seruling Malam
Dhohirmu hanyalah batang membujur
Terselubung aneka perasaan memecah sunyi
Kumenelisir desir lirih disela jari
Kuiramakan pentatonis meniru-niru kidung
Semestinya tak lagi kuragu
Ada Dia dalam detak jantung
Berdetak bagai metronome mengiring irama
…….
Kuberanikan diri untuk selalu ingat
Tidak lalai …
Tidak galau dibeberapa kenyataan
Mengalun lembut mengirama tombo ati
Ra re Ra … Re Ra … Rarera …rera ….
…..
Tombo ati iku Lima perkarane
…..
Pendopo Rumah-2019