“Doraemon” puisi karya Imam Khoironi
Kantong Ajaib
Dengan kantong ajaib kau bisa minta apa saja
Kau bisa menemukan apa saja, termasuk masa depanmu
Dengan kantong ajaib kau bisa makan apa saja
Kau bisa melakukan apa saja
Dengan mudah dan tanpa biaya
Dengan kantong ajaib kau bisa
Pergi ke mana saja, kau bisa
Menjadi apa saja, asalkan
Tak lupa diri saja
Namun, dengan kantong ajaib
Kau tak bisa minta kantong ajaib
Karena kantong ajaib tak mampu
Membuat kantong ajaib
Way Halim, November 2019
Petak Umpet
Aku mendengar kisah Doraemon
Bermain petak umpet bersama Nobita
Di taman depan rumah Sizuka
Doraemon mulai menghitung tanpa matematika
Satu dua satu tiga
Nobita mulai mencari tempat sembunyi
Nobita takut segera tertangkap
Dia lari ke semak-semak
Doraemon berhenti menghitung
Dua tiga dua lima lanjutnya tanpa algoritma
Doraemon memanggil Sizuka
Nobita pergi entah ke mana
Way Halim, November 2019
Baling-baling Bambu
Doraemon mulai kebingungan
Sizuka mulai kelabakan
Nobita tak kunjung ditemukan
Mereka terbang mencari-cari Nobita
Baling-baling bambu di kepala
Sizuka melihat kiri
Doraemon melihat mimpi dibelai awan
Sampai baling-baling bambu merubah diri
menjadi baling-baling kayu
Nobita ada di tempat sembunyi
Way Halim, November 2019
Pintu ke mana Saja
Di udara Doraemon tidur lelap
Sizuka merogoh kantong ajaib
Doraemon menggaruk-garuk perutnya
Pintu ke mana saja pun keluar
Sizuka senang dan ceria
Dia bisa pergi ke negeri es
Dan bunga-bunga
Tapi nobita masih sembunyi
Dia harus mencari
Dia masuk ke tempat paling
Gelap, paling seram, tapi dia lupa
Nobita penakut, dia pasti tak sembunyi di tempat itu
Doraemon menggaruk kepala
Sizuka geleng kepala. Nobita engkau di mana?
Way Halim, November 2019
Petak Umpet II
Nobita datang tiba-tiba
Dia tertidur di balik jendela
Bersebelahan rumput pagar rumahnya
Doraemon menemuinya
Doraemon terlambat bilang kena
Nobita menghilang lagi
Sampai Sizuka kepanasan
Dan jubah penghilang wujud ia tarik dari dedaunan
Dan kini Sizuka menghilang
Sedangkan Nobita dan Doraemon tetap bermain
Petak umpet dalam pintu ke mana saja
Way Halim, November 2019