Kanjuruhan
Sumber foto: TribunManado.com

Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober, 2022. —————————-

Air Mata Ibu Vs Gas Air Mata

Gegap gempita bumi yang kupijak.
Riang riuh ditengah gemericik lirihnya hujan.
Bersorak sorai menggemuruh,
diruang sudut kanjuruh.

Mataku,
Mataku tertuju padamu,
pada awan menggelap tak menipu.
Kau nampak berlara duka sembari membisu.
Dan kalian,

Saat itu,
tlah terbantai berpeluh pati.
Asap membumbung tinggi meniti arah.
Memerangkapkan roh-roh tanpa salah.

Gas air mata dimuntahkan.
Melumpuhkan,
Membinasakan,
Pembantaian anak-anak bangsa.
Yang datang membawa harap.
Namun pulang terperangkap,
dalam lingkaran kejahatan keparat.

Aku ibu.
Ibu Pertiwi.
Gas air matamu,
memaksaku berlara dalam sedih.
Berduka ditengah pusaran tangis.
Yang tlah pergi dan mati.

Kau bangunkan angkara murkaku.
Kau hempaskan jasad anak bangsaku.

Wahai kau pengkhianat bangsa.
Kejahatan manusia.
Maka aku ibu,
Melaknatmu,
Mengutukmu,

Menghujatmu dengan sabdaku.
Tak ada waktu panjang,
bagi kalian untuk bernafas.

Dengan gas air matamu.
Maka dengan air mataku.
Ku mampu menggulungmu,
dalam hempasan bencanaku, badaiku.

Aku ibu yang kau paksa
menangis dalam pilu.
Karna gas air matamu,
ku mendatangkan bencana untukmu.

“SSay81122”
Malang.

Nak

Ibumu ini selalu datang
Menjengukmu, nak.
Air mata ibumu ini tak pernah kering meski hati ibumu ini pilu bertubi-tubi, nak.
Ingatlah nak.
Air mata ibumu ini bagai racun bagi mereka, nak.
Pada saatnya racun yang mengalir dari mata ibumu ini nak.
Mencari sendiri yang telah mentiadakan kalian dengan gas air matanya, nak.
Butiran bening dari mata ibumu ini, nak.
Mulai merayap disela-sela lemah, air, angin dan udara, nak.
Percayalah nak, mereka pasti binasa.

“SSay51122”
Malang

 

Menguntai Tragedi

Gemericik air
Bersenandung kelabu.
Membuih butiran beku.
Melaras seiring waktu.
Menguntai tragedi yang tak khan pernah berlalu.
Bahwa ku disini menyulam hasrat.
Merajut untaian yang pahit.
Menapak gas air mata yang menyengat.
Hingga pada saatnya kulah menjadikanmu sekarat.
Karna aku memiliki rahim.
Tempat bersemayamnya anak-anakku yang kau paksa mati dengan gas air matamu.
Aku ibu.

“SSay281122”
Malang

 

Usut Tuntas

Tak ada yang sia-sia.
Sekalipun kalian terbujur kaku.
Karna kelak dunia.
Tidak memintamu mati dalam cerita.
Melainkan sejarah memahat dalam setiap kehidupan di masa mendatang.
Untuk menjadikan prasasti dalam setiap tarikan nafas.
Maka semesta pasti adil untuk menuntut balas.

“SSay281122”
Malang

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here