PERKARA-PERKARA DI KEPALAKU YANG NYARIS MEMATIKAN
ini malam yang paling tak puitis
kini ia menjadi tempat-tempat pelarian para pesakitan
yang hening di luar –ramai di kepala
ini malam-malam yang menjebak diri
membikin ingin mati –serupa belalang sembah yang pasrah dibantai kekasih
usai sekali berahi –serupa aku yang memasrahkan kepala
pada keramaian pikir –terjebak dalam-dalam
Toboali, 04 Februari 2024
DARI DAPUR DIANOSAURUS HALAMAN SEMBILAN, O AKU
ini halaman sembilan, telah nangkring lama keinginanku
untuk lekas-lekas menjumpaimu
–bukan lagi di peraduan malam, atau video call yang membikin ingin berlebih
melainkan pada dadamu yang kokoh
o, aku yang nyala rindunya kian kepayang
–sebagaimana tenggorokan
yang rindu cincang hot-hot
padahal radang kian membara
dari dapur dianosaurus, di depan tungku perapian
kunyanyikan kidung-kidung sialan
“kangen!”
Toboali, 26 Januari 2024
To: Dhika Joys
Catatan: Dianosaurus ialah plesetan dari kata Dinosaurus + Dian.
NYANYIAN KELAHIRAN
ini nyanyian kelahiran
yang lahir dari doa-
doa yang berkepanjangan
–o, anakku sayang
kunyanyikan satu-dua-tiga kali
sembari mengayunmu
dalam buaian yang syahdu
–tempat yang kutitipkan segala pintaku untukmu
o, anakku
doa-doaku melekat di wajahmu
yang merona
& gembira
tidurlah, anakku
akan kunyanyikan kau berkali-kali lagi
agar keinginanku sampai pada
laju hidupmu
Toboali, 27 Januari 2024
PERCAKAPAN-PERCAKAPAN MENGGELITIK JELANG DINI HARI
jelang dini hari
di atas kasur tipis
dan bantal berbau anu
juga selimut bolong
kita mengikis waktu satu-satu
–saling mengadu nasib dan perut
kita perbincangkan keinginan hari tua, paslon 1, 2, 3, perihal maling yang yatim piatu
–ia yang mencuri buah di rumah si miskin
kita perkarakan juga dua ratus ribu
yang diberi si anu dan aku yang tak pernah benar-benar mau
kita keluhkan tikus dan semut
yang mulai menjadi tuan rumah
kita bahas petinggi-petinggi di kantormu
yang doyan menyulap duit
menjadi angin dan dedaunan kering
hingga membikin anak-anak kita
tak lagi menonton cocomelon dan memakan ini-itu
kita menganalisis nasib pelan-pelan
dengan aku yang menahan-nahan kesedihan
dan engkau yang hampir kehilangan akal
sesudahnya, kita berdebat perihal pertepungan
“sagu itu tepung kanji!”
“terigu itu sagu!”
lalu, “aww!”