Bird Box adalah salah satu novel yang sangat terkenal di ranah pembaca novel sastra. Kisah kisah yang unik mampu menghadirkan suasana yang berbeda pada pembaca. Bird Box menceritakan tentang kehidupan orang Amerika yang mengalami masa pasca-apokaliptik. Novel ini diceritakan dengan alur maju-mundur, sehingga saat seolah-olah berada dalam 3 periode.
Awalnya, seorang ibu bernama Malorie kebingungan untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan dirinya dan kedua anaknya. Ia sangat ingin membawa kedua anaknya ke zona amanmeskipun terdapat ancaman musuh tak terlihat di hadapannya. Kehidupan mereka yang mau tak mau harus dari dunia luar membuat kesehatannya menurun. Maka dari itu, Malorie terus berusaha menjaga diri dan kedua anaknya ke suatu tempat. Musuh tak terlihat di sini digambarkan oleh Josh Malerman sebagai suasana pemandangan yang mengerikan. Setiap orang tak akan bisa hidup jika berada di luar rumah tanpa menggunakan penutup mata, seolah ada monster yang tak boleh dilihat oleh mata secara langsung. Bila mereka keluar rumah tanpa penutup mata, mereka akan mati dengan cara membunuh diri mereka sendiri. Oleh karena itu, Malorie benar-benar berusaha untuk mempersiapkan kehidupan baru kepada Boy dan Girl, kedua anaknya, agar tak panik ketika berada di luar rumah.
Realisme magis menurut Wendy B. Faris lewat bukunya Ordinary Enchanments (2004) membahas realisme magis dan membaginya dalam lima karakteristik yaitu Irreducible Element, Phenomenal Worlds, Unsettling Doubts, Merging Realms, dan Disruption of Time, Space, and Identity . karakteristik pertama yaitu Elemen yang tidak dapat direduksi atau unsur yang tereduksi, merupakan sesuatu yang tidak bisa kita jelaskan dengan hukum-hukum semesta yang sudah dirumuskan oleh pemikiran-pemikiran empiris barat, seperti logika, pengetahuan umum, atau keyakinan yang dianut.
Kotak Burung Baruyang membahas sebuah entitas yang misterius dapat dikatakan sebagai realisme magis karena entitas seperti itu tidak atau belum bisa dijelaskan dengan hukum-hukum semesta. Kita tentunya belum mengetahui, apa yang akan terjadi di hari nanti. Kita juga tidak tahu bagaimana gambaran alam. Semuanya masih rahasia dan misteri alam. Namun, dengan adanya novel Bird Box ini, masyarakat menjadi paham bagaimana gambaran pasca apokaliptik yang sangat menyusahkan dan menyengsarakan umat manusia. Maka dari itu, karakteristik pertama ini dapat ditemukan dalam novel Bird Box memang dasar novel ini adalah gambaran tentang entitas dan alam yang tidak dapat dijelaskan langsung kebenarannya oleh manusia dan hukum-hukum alam.
“Ya, Tuhan. Shannon tak akan mau berbuat seperti itu. Ya, Tuhan, itu benar! Ada sesuatu yang tak boleh dilihat dengan mata telanjang. Ada sesuatu di luar sana!”
Karakteristik kedua menurut Wendy B. Faris yaitu Phenomenal Worlds. Phenomenal Worlds dikatakan menjadi salah satu karakteristik karena bertujuan untuk menghindari karya fantasi yang meninggalkan alam riil secara utuh. Realisme magis mengadopsi dunia ini demi menjaga kerealisan dari suatu karya. Hal ini menandakan bahwa realisme magis dalam novel ini (entitas misterius yang bila dilihat dengan mata telanjang, orang tersebut akan mati) merupakan hal yang sangat nyata. Entitas ini tampak seperti fantasi, tetapi Josh Malerman selaku penulis novel berusaha untuk memasukkan segala unsur fantasi atau hal yang belum pasti terhadap dunia seolah unsur fantasi dan hal yang belum pasti merupakan hal yang benar adanya. Maka dari itu, karakteristik kedua dapat dijumpai pula dalam novel Bird Box berdasarkan dunia fenomenal fantasi yang berhasil diubah oleh Josh Malerman seolah menjadi hal yang benar-benar terjadi. Dalam novel, adegan yang menggambarkan sebuah dunia fenomenal ini ketika Josh menggambarkan Malorie yang sedang berada di luar rumah dengan penutup matanya. Malorie merasakan kengerian yang luar biasa ketika ia mendengar-dengar suara aneh yang tentu saja ia tak tahu dari mana asalnya. Suara-suara misterius itu seolah berusaha untuk menggapai jiwa Malorie agar Malorie melakukan hal yang sama dengan orang-orang, yaitu membunuh dirinya sendiri.
Karakteristik ketiga yaitu Unsettling Doubts. Keraguan ketika membaca karya realisme magis terjadi ketika pembaca merasakan hal yang kontradiktif atau berbanding terbalik dengan kenyataan yang dirasakan dalam keseharian. Keraguan tersebut juga hadir tergantung kepada budaya pembaca. Jika ia akrab dengan budaya empirik, hal itu akan menjadikannya janggal dengan elemen magis pada suatu karya. Sebaliknya, jika pembaca akrab dengan budaya mistis atau klenik, ia bisa jadi tidak akan merasa janggal dengan magis di karya tersebut.
Karakteristik ketiga terletak pada sisi pembaca. Jika pembaca memang pada dasarnya memiliki kesenangan terhadap hal-hal yang berbau magis, entitas misterius yang ada di novel Bird Box akan dianggapnya sebagai hal biasa, bahkan hal yang luar biasa bila entitas misterius itu dapat menguasai seluruh bagian novel. Pembaca yang seperti ini akan mendapatkan kesenangan pribadi bila apa yang mereka pikirkan dapat benar-benar terjadi dalam novel. Namun, bila pembaca kurang menyukai hal-hal yang tidak masuk akal, maka novel ini akan dianggapnya sebagai novel yang jelek karena tidak sesuai dengan kaidah empiris.
Dalam novel Bird Box, misalnya ada sebuah adegan di mana tokoh Gary percaya bahwa entitas di luar merupakan stigma atau pikiran mereka saja. Namun, tokoh Tom dan Felix beranggapan bahwa di luar memang ada sebuah entitas yang seharusnya tak kita lihat atau mati. Dari sini, pembaca sendirilah yang seharusnya menentukan, jika pembaca yakin dengan pikiran empiriknya, maka ia akan lebih memercayai gagasan Gary. Namun, jika pembaca memang lebih menyukai hal-hal berbau misteri dan mistis akan lebih memercayai gagasan Tom dan Felix.
Karakteristik keempat yaitu Merging Realms. Merging Realms memberi tahu bagaimana proses realisme magis menyatukan kedua dunia tersebut. Dalam proses penyatuan atau pemindahan antar dunia tersebut, realisme magis memburamkan batas antara yang fakta dan fiksi dengan cara menghilangkan mediasi antara kenyataan yang berbeda. Tentu saja dalam novel Bird Box, penyatuan antara dunia kenyataan (dunia sehari-hari tanpa entitas) dan dunia setelah munculnya entitas misterius, digabungkan secara indah oleh Josh Malerman. Cara pemindahan antara dunia yang awalnya masih baik-baik saja kepada dunia yang sudah berubah dinamakan adaptasi. Sebuah proses penyatuan antara adaptasi Malorie terhadap dunia yang sudah dipenuhi entitas misterius dan kiamat ini dapat ditemukan pada halaman 34 yang menyatakan kepanikan masyarakat.
“Lihat!” kata Shannon seraya menunjuk beberapa rumah. “Selimut menutupi jendela-jendela!”
Kutipan di atas menandakan bagaimana panik dan gusarnya masyarakat ketika kabar dan berita mengenai entitas misterius yang tak bisa dilihat menggunakan mata telanjang mulai menyebar. Masyarakat, khususnya Malorie dan adiknya, Shannon, secara otomatis mulai berpikir hal yang sama pula, mengingat makhluk tak kasat mata itu berkeliaran di luar rumah. Pada halaman 40, Shannon dan Malorie pun mulai menerapkan penutupan jendela dari dunia luar menggunakan kardus bekas atau selimut. Maka dari itu, karakteristik keempat tentunya juga terdapat dalam realisme magis yang dikumandangkan oleh Wendy B. Faris.
Karakteristik realisme magis Wendy B. Faris yang kelima yaitu disrupsi waktu, ruang, dan identitas. Disrupsi waktu, ruang, dan identitas (disruption of time, space, and identity) adalah bentuk spasial dan temporal tradisional tererosi oleh homogenitas yang dibawa oleh realisme. Kegaduhan itu berupa waktu, ruang, dan identitas. Jika dikaitkan dengan novel Bird Box, kegaduhan atau disrupsi ruang dan waktu sudah sangat jelas secara gamblang. Adanya penutupan rumah menggunakan selimut dan kardus bekas menandakan adanya disrupsi ruang. Kemudian, terkurungnya mereka semua selama kurang lebih 5 tahun tanpa adanya dunia luar yang sesungguhnya, pun menunjukkan bahwa di sana terjadi disrupsi waktu.
Bagian terakhir, lahirnya batin yang dialami Malorie ketika ia diserang oleh Gary kehilangan kepercayaan dan identitas dirinya terhadap orang lain. Penutupan diri atas perhatian inilah yang menunjukkan bahwa disrupsi identitas juga terjadi kepada Malorie. Itulah mengapa novel Bird Box sangat berkaitan dengan realisme magis yang jika terjadi dalam kehidupan nyata akan sangat menyengsarakan masyarakat di seluruh dunia.