luthfi j kurniawan

Sekelompok anak muda mengambil posisi dengan beragam gaya untuk melakukan pemotretan. Salah seorang temannya yang bertingkah seperti fotografer profesional dengan sambil berteriak mengarahkan temannya agar segera berhimpit satu dengan lainnya. Teriakan tersebut dimaksudkan agar mereka masuk dalam bingkai kamera handphone yang memiliki nama dagang yang cukup populer. Handphone yang harganya tentu mahal.

Selepas itu, penglihatan saya tertumbuk pada dua orang anak muda yang juga mengambil pose bersiap untuk diambil gambarnya oleh temannya yang juga sudah  mengambil posisi siap memotret. Pemotretan ini dilakukan di sebuah tempat yang cukup jauh dari perkotaan di ujung timur Kabupaten Probolinggo, tempatnya cukup baik, bersih, dan mewah apalagi posisinya persis berada di pinggir laut. Tempat ini biasanya digunakan untuk rehat atau beristirahat dengan keluarga atau para kolega. Karena tempatnya sangat nyaman, artisitik, dan eksotis. Dari topografinya, tempat ini berada di antara laut selat Madura di bagian utara dan di bagian selatan merupakan perbukitan yang dibelah oleh Jalan Raya Pos Daendels yang sangat terkenal, yaitu pembangunan 1000 kilometer jalan dari Anyer, Jawa Barat hingga Panarukan di Jawa Timur. Jika dilihat dari kejauhan, tempat ini memberikan panorama yang cukup indah apalagi di sore hari. Kesimpulan saya, tempat ini cukup baik untuk rehat sejenak dari berbagai keletihan dan ketegangan dalam bekerja sehari-hari.

Dua kejadian pengambilan pemotretan di atas menunjukkan bahwa makna istirahat saat ini telah berubah sedemikian rupa. Di masa lalu konsep istirahat adalah melepaskan penat setelah bekerja seharian dengan duduk santai di rumah atau rebahan bahkan tidur. Itulah fase istirahat di masa lalu. Saat ini, konsep rehat telah bergeser menjadi sebuah kegiatan tersendiri, yang bahkan kesannya bukan lagi istirahat, tetapi melakukan kegiatan fisik lain yang tidak ada urusannya dengan pekerjaan. Misalnya, seperti kejadian di atas, rehat telah berubah menjadi kegiatan jalan-jalan. Saat ini kegiatan rehat juga dilakukan dengan staycation, istilah yang berarti berdiam di sebuah tempat, misalnya, di sebuah bungalow, cottage ataupun hotel.

Dalam banyak penjelasannya, rehat adalah memberikan waktu istirahat kepada diri sendiri (tubuh) sejenak dari berbagai aktivitas. Bahkan lebih rinci lagi, kegiatan rehat itu dapat diartikan dalam beberapa hal, misalnya, berkaitan dengan fisik. Tak sedikit pula orang mengklasifikasikan adanya rehat psikis atau umumnya disebut rehat mental, rehat kreatif, rehat spiritual, dan rehat dari perangkat elektronik.

Jika istilah dan konsep rehat dipilah-pilah maka dapat dijelaskan secara singkat yaitu rehat mental adalah membangun hal-hal positif dengan tujuan menghadirkan konsep positif terhadap berbagai hal dengan harapan dapat memperbaiki relasi personal, membangun kesadaran, dan keyakinan atas apa yang telah menjadi pilihannya. Intinya adalah mengembalikan keseimbangan rasionalistas dan perasaan atau emosi. Sedangkan rehat kreatif adalah istirahat dari kegiatan fisik namun melakukan kegiatan fisik yang merupakan penyaluran dari hobi dan memberikan kebebasan bagi diri sendiri untuk melakukan ekspresi apapun. Seperti misalnya dengan bergaya seolah-olah menjadi model atau bertindak layaknya fotografer atau pun hal lainnya.

Demikian pula dengan rehat spiritual yaitu, kegiatan yang berkaitan dengan memberhentikan kegiatan fisik dari pekerjaan namun dialihkan untuk melakukan tafakkur, mengingat tentang agama, tentang Tuhan maupun tentang alam semesta yang merupakan ciptaan Tuhan. Rehat spiritual ini  disampaikan oleh Sanerya Hendrawan melalui karya bukunya yaitu Spiritual Manajemen. Lain dengan rehat spiritual yaitu yang saat ini sedang popular yaitu rehat dari perangkat elektronik.

Rehat dari perangkat elektronik itu sebuah dilema. Kenapa? Karena dalam kehidupan yang dikatakan modern ini, semua hal yang menyokong aktifitas kehidupan kita seolah tak bisa dilepaskan dari perangkat elektronik. Hampir semua aktifitas kehidupan saat ini telah terbekap perangkat elektronik. Misalnya, masyarakat yang hidup di perkotaan mulai dari urusan makan hingga urusan belajar semuanya menggunakan perangkat elektronik. Masyarakat yang bertempat tinggal di perdesaan pun saat ini juga mulai teraliri perilaku masyarakat perkotaan dalam menggunakan perangkat elektronik. Kini, seolah tidak ada lagi ruang yang bebas dari perangkat elektronik.

Oleh karena itu, rehat perangkat elektronik benar-benar menjadi medium yang berpengaruh kepada tubuh dan pikiran untuk sejenak melepaskan diri dari kepenatan keseharian seseorang yang telah terus-menerus terpapar oleh aktifitas bekerja yang dengan keras memaksa tubuh untuk selalu siap sedia berperilaku produktif.

Pendek kata, konsep rehat saat ini telah betul-betul bergeser dari makna dan cara pandang dari masa lalu hingga sekarang. Yang tidak berubah adalah arti kata rehat itu sendiri, yaitu istirahat.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here