Munali Patah, pernahkah kamu mendengarnya? Beliau merupakan seorang seniman legendaris Indonesia asal Sidoarjo.
Jasa-jasanya terhadap kebangkitan seni dan budaya di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi asal mula diselenggarakannya sebuah ajang penghargaan bertajuk Munali Patah Award. Ajang penghargaan tersebut sudah diselenggarakan sejak tahun 2018 lalu. Pada tahun 2022, Munali Patah Award kembali digelar dengan tajuk Festival Seni Munali Patah 2022 bertema “Merawat Seni sebagai Identitas dan Kedaulatan Budaya”.
Untuk semakin memeriahkan festival, sebuah film karya sejumlah seniman dalam Dekesda (Dewan Kesenian Sidoarjo) diputar untuk disaksikan bersama-sama. Film itu berjudul “Remo Namaku”.
Film yang disutradarai oleh Endri Pelita itu berdurasi tidak terlalu panjang, yakni hanya 24 menit. Ditulis oleh Kirana Kejora, film tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang pemuda bernama Remo (Benedictus Richard).
Membuat konten video kreatif sudah menjadi rutinitasnya yang merupakan seorang vlogger. Hidup berdua dengan ibunya (Paramita Indra Zakaria), ayah Remo sudah meninggal karena kecelakaan saat pemuda itu masih dalam kandungan. Kisah dengan taburan arti keluarga, pengkhianatan, dan pelestarian sebuah kesenian dipadu dalam film “Remo Namaku”.
Sebuah kisah kasih juga disuguhkan dalam film yang diproduseri oleh Safiyra Diaz Haris itu. Vian (Nikita Devi) yang mengkhianati Remo membuat laki-laki itu berujung dipertemukan dengan Uri (Uriyati). Film ini dapat disaksikan dalam layanan streaming film online
Kehadiran film Remo Namaku sungguh patut diapresiasi. Alur film yang mengutamakan peninggalan seniman Munali Patah merupakan pelestarian budaya Tari Remo yang jarang dikenal. Kesenian budaya asli Sidoarjo itu warisan yang harus dilestarikan dan diteruskan khususnya oleh warga Sidoarjo.
Film “Remo Namaku” merupakan hasil kreativitas serta inisiatif Dekesda dan remaja Sidoarjo dalam mengenang kembali Munali Patah. Aktivitas kreatif seperti ini patut untuk dicontoh dan dipertahankan.
Para pemeran yang merupakan warga asli Sidoarjo telah membuktikan bahwa semangat mengapresiasi kesenian lokal dan seniman Munali Patah tertanam dalam benak para penerus warisan.
Tari Remo adalah kesenian yang sangat indah, sayang jika tidak diperkenalkan kepada khalayak luas. Sebuah kebanggaan memiliki seniman luar biasa seperti Munali Patah yang membuat Tari Remo eksis di dunia.
Kesenian Tari Remo yang menjadi pokok cerita membuat film “Remo Namaku”, memiliki sasaran kepada mereka yang bergelut di bidang seni atau yang sekadar tertarik dengan kesenian lokal. Film yang penuh dengan nilai kebudayaan itu belum tentu menarik penonton selain yang telah disebutkan. Pengetahuan akan seniman Munali Patah pun membuat film ini tidak menjadi tontonan untuk semua umur.
Terlepas dari hal tersebut, Remo Namaku menjadi film yang bertujuan untuk mengapresiasi Tari Remo dan sosok Munali Patah yang begitu penting bagi kesenian di Sidoarjo. Akan sangat baik jika film-film tentang kebudayaan Indonesia ikut muncul ke permukaan dunia perfilman Indonesia.