Sayyid Quthb pernah mengibaratkan, “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan mampu menembus ribuan kepala dan bahkan jutaan”. Tak berlebih, dengan menulis seorang bisa mengubah dunia. Perubahan itu bisa membawa warna bahagia pun dapat membawa bencana. Bagai pedang bermata dua; bermanfaat di satu sisi, dapat pula membahayakan di sisi satunya. Bergantung untuk apa senjata digunakan. Kisah Salman Rushdie bisa jadi gambaran. Sosok penulis yang belakangan banyak menuai kontraversi. Karena karyanya, dirinya berulang kali diancam, bahkan beberapa pihak yang terlibat dalam karyanya sampai meregang nyawa.
Salman Rushdie adalah penulis berkebangsaan Inggris yang lahir di Mumbai, India. Penulis yang bernama asli Ahmed Salman Rushdie ini dikenal dengan gaya tulisan yang unik, campuran antara sejarah dengan realisme magis.
Beberapa penghargaan yang diraih Rushdie termasuk mendapat gelar “Sir” oleh Ratu Elizabeth II atas jasanya di bidang kepenulisan dan sastra. Ia juga menempati urutan ke-13 dalam daftar 50 penulis Inggris terbesar sejak 1945 yang dipilih oleh The Times.
Karya Rushdie memang telah diakui dunia internasional. Namun, salah satu karyanya berjudul “The Satanic Verses” justru menuai banyak kontraversi hingga ancaman pembunuhan terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Novel The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan adalah karya Rushdie yang dirilis pada tahun 1988. Novel tersebut menceritakan seorang lelaki bernama Mahoud yang menyebarkan ayat-ayat setan sebagai wahyu. Tokoh Mahoud ini diduga terinspirasi dari kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai penyampai wahyu dalam agama Islam.
Selain itu, pemberian karakter pelacur pada istri-istri Nabi Muhammad dilakukan secara terang-terangan dalam cerita. Hal itu menuai berbagai kecaman umat muslim di dunia. Rushdie dinilai telah menistakan agama dan menghina Nabi Muhammad, sosok yang sangat dipuji oleh umat Islam.
Akibat dari karyanya tersebut, Rusdhie mendapat ancaman pembunuhan dari berbagai pihak, baik rakyat biasa hingga pejabat. Salah satunya adalah Ayatullah Khomeni, pemimpin Iran yang menyerukan pembunuhan kepada Rushdie.
Beberapa kali Rushdie juga mendapat serangan teror dari orang yang tidak dikenal, namun beruntung ia selalu berhasil selamat. Baru baru ini, Rushdie juga ditimpa serangan penikaman. Serangan tersebut terjadi di Chautauqua Institution, New York, pada 12 Agustus 2022 kemarin. Saat itu, Rusdhie tengah memberi kuliah mengenai kebebasan berkesenian.
Kejadian serupa juga menimpa beberapa pihak yang terlibat dalam karyanya. Mereka ikut terkena imbas yang berakhir mengenaskan. Hitoshi Igarashi, penerjemah novel The Satanic Verses dalam bahasa Jepang, ditemukan tewas di Universitas Tsukuba, Tokyo, dengan luka tusukan di leher, tangan, dan wajah. Kepolisian Jepang tidak menemukan bukti yang valid atas pembunuhan tersebut. Hingga sekarang pelaku pembunuhan masih menjadi misterius.
Ettore Capriolo, penerjemah Italia, diserang dengan pisau di Milan pada 3 Juli 1991. Akibat dari serangan itu, Capriolo cedera di bagian leher, dada, dan tangan. Hal serupa juga dialami oleh William Nygraard, penerbit buku The Satanic Verses. Ia ditembak sebanyak tiga kali pada 11 Oktober 1993. Pelaku penembakan tidak pernah tertangkap.
Selain itu, peristiwa terbakarnya hotel di Turki juga menggegerkan jagat maya. Kebakaran tersebut disebabkan oleh publikasi Aziz Nesin di media Turki yang mengutip novel The Satanic Verses. Akibat dari kebakaran tersebut, 37 orang tewas dilalap api, sedangkan Nesin berhasil selamat.
Beberapa kejadian naas akibat dari hadirnya novel karya Rushdie tersebut menjadikan novel The Satanic Verses termasuk dalam buku berbahaya untuk dibaca. Beberapa negara telah menetapkan larangan edaran novel Ayat-Ayat Setan, seperti India, Afrika Selatan, Pakistan, Arab Saudi, Indonesia, Malaysia, Iran, Turki, dan negara-negara dengan kaum muslim mayoritas lainnya.
Namun di tengah banyak kebencian dan kecaman dari warganet, Rushdie juga mendapat pembelaan. Salah satunya yaitu JK Rowlings yang mendukung Rushdie sebagai seorang penulis. Dalam cuitannya di twitter, JK mendoakan Rushdie agar cepat pulih dari cedera serius yang diperolehnya pasca serangan penikaman yang menimpa Rushdie. Namun, cuitan penulis Harry Porter tersebut malah dibalas dengan ancaman dari salah satu akun.
“Jangan khawatir, kamu berikutnya,” balasan ancaman dari salah satu netizen.