Keraben sape merupakan tradisi kebudayaan khas Madura. Keraben sape sama seperti pacuan sapi yang berpasangan yang mana sapi tersebut diperlombakan kecepatannya. Sapi yang digunakan dihias semenarik mungkin dan ditunggangi oleh seorang joki yang akan mengendalikan gerak sapi sambil menarik kereta kayu . kerapen sape selalu menjadi tradisi yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Madura. Penontonnya kerap kali berasal dari luar Madura bahkan Jawa timur.
Jenis sapi yang digunakan biasanya jenis sapi yang memiliki postur tubuh yang sangat bagus, bersih, memiliki warna yang kecoklat-coklatan, dan tentu yang mempunyai daya lari yang kuat. biasanya sapi yang digunakan sudah dibedakan sejak sapi berumur 3-4 bulan, dan ketika berusia 10 bulan sapi mulai dilatih sampai sapi siap untuk diperlombakan. atau terkadang membeli sapi hasil lelangan yang sudah terjamin bisa langsung ikut dalam perlombaan.
Seseorang yang ingin mengikuti lomba kerapen sape tidaklah mudah karena mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal, karena sapi yang digunakan untuk keraben sape harus menjalankan perawatan dan pelatihan yang sangat mahal. Karena tubuh sapi harus dalam keadaan sehat dan kuat. Biasanya sapi tersebut dikasih jamu berupa telur ayam kampung tiap harinya. Dengan biaya perawatan sapinnya yang mahal. Akan tetapi sebanding dengan hadiah yang dimenangkannya. Dan mengembala sapi termasuk salah satu kegemaran yang dimiliki masyarakat Madura. Biasanya hadiah yang dimenangkan bisanya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Tradisi keraben sape ini berawal dari adanya tanah di Madura yang tidak subur. Akhirnya pangeran Katandur memperkenalkan membajak sawah dengan menggunakan bambu yang ditarik oleh sepasang sapi yang berdiri sejajar. Dan dipecut oleh petani supaya berjalan. Dan metode ini sangat membuat tanah tersebut dapat terolah dengan baik. Maka dari itu banyak patani berbondong-bondong membajak sawahnya menggunakan sapi.
Sehingga akhirnya keraben sape ini menjadi ajang perlombaan yang diadakan setiap tahunnya. Biasanya lomba ini terjadi dalam empat babak, babak pertama dimana seluruh sapi akan beradu kecepatan dengan jumlah kontingen sebanyak dua orang, dimana babak ini menentukan pihak menang kalahnya kontingen. Babak kedua dimana kelompok kentingen yang menang akan diadu kembali. Babak ketiga baru semi final. Dan babak keempat sebagai penentuan juara 1,2, dan 3.
Keunikan dari ajang perlombaan keraben sape ini memiliki dua ajang perlombaan. Pertama, ajang keraben sape kecil yang mana biasanya setiap kabupaten mengadakan kerapen sape. Kedua, ajang perlombaan keraben sape besar yang mana biasanya ketika seseorang sudah menang di keraben sapeh kecil biasanya lanjut ke keraben sape besar yang dan kontingennya berasal dari seluruh pulau Madura.
Biasanya ajang perlombaan keraben sape ini sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Madura. Biasanya penonton yang melihat ajang ini sangatlah banyak, dari kalangan anak kecil sampai ke kalangan orang tua, bahkan wali kota biasanya juga hadir dalam ajang ini. Banyaknya penonton sampai orang tuanya rela menggendong anaknya supaya bisa melihat pertunjukan keraben sape tersebut, bahkan berdesak-desakan walaupun panas karena teriknya matahari. Bisa dibayangkan Madura yang memiliki cuaca panas dengan suhu diatas 30 derajat,. Rela melihat perlombaan ini karena seorang joki biasanya berasal dari kalangan anak muda bahkan masih dibilang anak-anak, bagaimana tidak menarik perhatian ketika anak umur 13 sampai 14 tahun bisa memacu sapi secara cepat dan itulah menjadi daya tarik penonton.
Keterampilan seorang joki saat memacu sapinya juga sangat menarik perhatian karena semua penonton bisa melihat bagaimana lincahnya seorang joki ketika memacu dua ekor sapi sekaligus. Bagaimana seorang joki bisa memacu sapi dengan jarak kurang lebih 100 meter dalam waktu sepuluh detik sampai satu menit. Biasanya sebelum lomba dimulai, seluruh sapi akan dibawa mengelilingi arena dengan iringan Saronen (gamelan Madura). Hal tersebut bertujuan supaya otot-otot sapi lentur ketika nanti sudah dipacu. Sekaligus memamerkan hiasan atau atribut yang digunakan oleh sapi tersebut. Maka dari itu ajang keraben sape ini juga mengajarkan kesenian.