Meningkatkan kualitas diri atau self improvement menjadi kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan. Self improvement bagi sebagian orang bisa jadi menjadi hal yang sulit dicapai karena terhalang ketakutan akan kekurangan maupun kelemahan yang ada dalam dirinya. Artinya, jika seseorang terjebak dalam ketakutan itu, ia tidak akan ada perkembangan dalam kualitas dirinya. Tulisan ini akan membicarakan tentang rekomendasi buku self-improvement.
Self improvement dapat diartikan sebagai segala bentuk upaya, kegiatan, atau tindakan yang diambil untuk meningkatkan kemampuan diri, minat, bakat, potensi, kesadaran diri, keterampilan hingga kualitas kehidupan dengan tujuan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Beberapa manfaat yang dapat dirasakan ketika kamu sudah mulai melakukan self improvement di antaranya, dapat memetakan potensi diri, memahami diri sendiri, menemukan peluang baru, dan mencapai versi terbaik dari dirimu.
Mengingat pentingnya self improvement, tak ada salahnya jika kita mencoba melakukan salah satu cara efektif belajar meningkatkan kualitas diri melalui membaca buku pengembangan diri,loh! Nah, berikut ada sepuluh rekomendasi buku pengembangan diri terbaik untuk meningkatkan kualitas dirimu!
1. Filosofi Teras
Filosofi Teras merupakan filsafat Yunani-Romawi Kuno yang dapat membantu kita dalam mengatasi emosi negatif serta menghasilkan mental seseorang menjadi tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. Dalam buku ini, filsafat Stoa digambarkan secara sederhana dengan inti dikotomi kendali nasib manusia sehingga dari dikotomi kendali tersebut, manusia dapat menentukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia maupun tidak. Namun, Wiliam Irvine menawarkan trikotomi kendali di mana memuat apa yang menjadi kendali kita, tidak menjadi kendali kita, dan juga menjadi bagian dari kendali kita.
Melalui buku Filosofi Teras, pembaca dapat mengambil pelajaran bahwa tidak selamanya manusia hidup dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif. Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan harus selaras dengan alam. Di mana kehidupan berjalan sesuai kehendak pencipta-Nya tetapi kita harus mengandalkan akal kita agar tidak terbawa arus yang menyimpang.
2. How to Respect Myself
Buku How to Respect Myself merupakan karya seorang dokter bernama Yoon Hong Gun yang diangkat dari pengalaman pribadinya selama menangani para pasiennya. Terdapat banyak pasiennya yang memiliki keluhan tidak percaya diri, insecure, dan semacamnya. Ada juga beberapa pengalaman yang Yoon Hong Gyun alami sendiri ketika sedang dalam proses menjadi seorang dokter.
Dengan membaca buku How to Respect Myself membuat pembaca dapat memiliki sudut pandang yang baru, agar dapat memandang hidup secara berbeda dari sebelumnya. Melalui buku ini, Yoon Hong Gyun mengajak pembaca untuk mencintai diri sendiri apa adanya, termasuk ketidaksempurnaan yang ada pada diri dengan tidak terpengaruh pendapat orang lain.
3. Anatomic Habits
Dalam bukunya berjudul Anatomic Habits, James Clear mengungkapkan bahwa hal-hal dengan memberikan perubahan yang kecil atau remeh bisa menjadi hal yang besar dan dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang kita jalani selama hidup. Ia juga mengungkap bahwa terdapat trik yang bisa dicoba untuk menyikapi sifat yang gemar memupuk kebiasaan yang terlupakan, serta menunjukan trik “dua menit” untuk masuk ke dalam zona “goldilocks”. Buku ini sangat direkomendasikan bagi kamu yang merasa stuck di zona itu-itu saja dan menginginkan perubahan tetapi masih bingung harus memulainya dari mana.
4. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Jika kamu ingin mempelajari seni bersikap bodo amat agar bisa fokus pada hal-hal penting dalam hidup, mungkin buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson adalah pilihan yang tepat.
Buku ini menawarkan perspektif yang segar dan provokatif tentang cara kita memandang dan menjalani kehidupan. Melalui buku ini, Mark Manson mengajak pembaca untuk melepaskan diri dari tekanan sosial dan norma-norma yang membatasi, dan mengadopsi sikap yang lebih santai dan tak peduli terhadap hal-hal yang tidak benar-benar penting.
Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah pendekatannya yang jujur dan terbuka terhadap berbagai masalah kehidupan sehari-hari agar tidak takut untuk menghadapi ketidaksempurnaan sebagai manusia serta menerima kenyataan bahwa hidup itu sulit dan penuh tantangan.
Daripada berusaha mencari kebahagiaan sempurna yang hampa, kita sebaiknya fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan memberikan makna bagi hidup kita. Singkatnya, seni bersikap bodo amat.
5. Tak Apa-Apa Tak Sempurna
Brene Brown,melalui bukunya yang berjudul Tak Apa-Apa Tak Sempurna seakan mengingatkan pembaca akan pentingnya memberi jeda dalam mengejar kesempurnaan. Pada dasarnya ketika dilahirkan di dunia, manusia adalah karunia bagi orang tuanya di samping kekurangan yang mungkin menyertainya. Dalam bukunya, Brene memaparkan tiga karunia manusia, yakni keberanian, belas kasih, dan keterhubungan. Sedangkan letak ketidaksempurnaan manusia, seperti kerapuhan, kerentanan, juga perasaan malu.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita diajak untuk tidak terlalu mencemaskan apa yang orang lain pikirkan terhadap diri kita. Dengan demikian, kita bisa lebih mencintai diri sendiri, tak peduli apa yang dibicarakan atau dipikirkan orang lain.
6. Insecurity is My Middle Name
Insecurity Is My Middle Name merupakan buku self-healing yang ditulis oleh Alvi Syahrin selain trilogi buku Jika Kita Tak Pernah yang berisi esai-esai tentang kehidupan. Alvi Syahrin melalui buku ini seperti menyuguhkan penawar yang bisa meredakan perasaan rendah diri atau insecure yang kerap muncul di dalam diri setiap manusia.
Sejalan dengan perihal penawar rendah diri, Alvin mengajak pembacanya untuk bisa berdamai dengan diri sendiri, sebab perasaan rendah diri memang tidak dapat ditampik lagi. Sehingga tinggal cara kita sebagai manusia untuk mampu menerima dan berdamai dengan setiap kekurangan yang dimiliki.
Buku ini bisa menjadi oase di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin menjerumuskan kita ke dalam belenggu insecurity. Singkatnya, buku ini menyuguhkan bacaan yang akan menenangkan jiwa, raga, dan pikiran.
7. Kamu Gak Sendiri
Novel Kamu Gak Sendiri menceritakan tentang Syahid Muhammad yang ingin mengekspresikan tentang keresahannya juga bagaimana ia mengatasi hal itu. Apabila dilihat melalui judulnya, dapat dipahami bahwa bukan kamu saja yang merasakan hal hal sulit itu, melainkan banyak orang di luar sana yang merasakannya tetapi hanya kamu yang belum ingin mengerti.
Dalam novel ini terdapat salah satu kutipan yang bisa jadi sangat mewakili pembaca, “Kita sudah cukup baik, membuat orang mengira kita baik baik saja. Sekarang saatnya jujur, yang lelah, yang gak tahu kapan harus istirahat, kamu boleh marah, boleh sendiri dulu, boleh kalau tiba tiba pingin nangis, boleh banget perlu bantuan. Kamu gak harus terus baik baik aja. Gapapa, gapapa. Terima, akui, lalu lepasin.”.
Melalui novelnya, seakan Syahid Muhammad mengajak pembaca untuk memeluk keresahannya lalu saling berbagi untuk bersama-sama melepaskan diri dari belenggu emosi negatif.
8. Emotional Intellegence
kita akan mendapat banyak wawasan tentang keuntungan memiliki kemampuan mengatur dan mengendalikan emosi dengan baik. Pengaruh kecerdasan emosional dalam kesuksesan berkarier dan bekerja. Kelemahan dalam kecerdasan emosional yang dapat memperlebar risiko gangguan kesehatan, seperti depresi hingga penyalahgunaan obat-obatan. Ada juga informasi penting terkait pentingnya menjaga keseimbangan emosi. Sebab emosi-emosi “beracun” bisa membahayakan kesehatan fisik kita.
9. Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan
Angela Duckworth melalui buku Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan, memberikan pandangan baru yang penting dan bermanfaat bagi kamu yang selalu merasa rendah diri saat tidak mampu mencapai kesuksesan hanya karena soal bakat alami yang tidak dimiliki. Ia mampu mematahkan stigma jika bakat alami adalah segala-galanya dalam meraih kesuksesan. Karena pada kenyataannya, ketabahan pun tidak bisa diremehkan perannya dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Maka jangan berkecil hati jika kamu merasa belum menemukan passion di usia sekarang, mungkin langkah awal yang bisa kamu lakukan dengan memulai membaca buku ini.
10. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki
Lagi-lagi karya yang diangkat dari pengalaman personal penulisnya, I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki oleh Baek Se Hee merupakan tulisan yang didedikasikan untuk merayakan keberhasilannya dalam melalui masa-masa terberatnya.
Salah satu pernyataan menarik dalam bukunya, Baek Se Hee berujar bahwa ada kalanya saat dirinya merasa benar-benar sedih dan seperti tidak berguna lagi, bahkan rasanya ingin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya ada semangkuk tteokpokki favoritnya sempat terbesit dalam benaknya. Bahkan hanya dengan memikirkan memakan ttekpokki saja sudah membuat hatinya merasa hangat dan sedikit bahagia karena membayangkan betapa nikmatnya makanan tersebut. Satu hal lucu yang dia temukan adalah bagaimana bisa semangkuk tteokpokki pedas bisa membuyarkan depresinya. Hal ini lah yang menginspirasi lahirnya buku yang berjudul I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki.
thanks for info.