Isu kesehatan mental sudah tak asing di telinga di era sekarang ini. Berbagai informasi serba mudah diperoleh. Dengan hanya sekali klik, kita bisa langsung mengetahui hal-hal yang ingin diketahui tanpa harus bertanya kepada orang lain.
Kesehatan mental sendiri menurut Unicef merupakan kondisi ketika batin seseorang mengalami keadaan yang tentram dan tenang, baik secara psikologis, emosional, hingga sosialnya, sehingga memungkinkan untuk seseorang menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain.
Berbagai upaya dilakukan untuk menggaungkan betapa pentingnya memelihara kesehatan mental seseorang. Salah satu melalui film yang mengangkat tema isu kesehatan mental. Indonesia dan negara-negara lain telah memproduksi beberapa film untuk memberi edukasi ihwal mental health yang begitu sensitif nan penting untuk diketahui.
- Kukira Kau Rumah (2022)
Film yang disutradarai oleh Umay Shahab ini sudah menunjukkan prestasi dari masa awal penayangannya di layar lebar. Dibintangi aktris ternama Prilly Latuconsina, kisahnya berpusat pada seorang gadis yang memiliki gangguan bipolar, Niskala. Aktor Jourdy Pranata ikut membintangi dengan memerankan karakter Pram, pemuda kesepian karena ayahnya telah meninggal dunia dan ibunya yang selalu sibuk bekerja.
Keduanya dipertemukan untuk saling melengkapi dan membantu melewati masalah yang menimpa kehidupan mereka. Lewat film “Kukira Kau Rumah”, penonton diajak menyaksikan kisah hidup keduanya yang berjuang menjaga mental health.
- Joker (2019)
Dilihat dari judulnya, para penggemar pahlawan super Batman tidak akan asing dengannya. Joker sudah begitu terkenal akan karakternya yang menjadi penjahat utama dari seri film maupun komik Batman. Berbeda dengan film Batman yang berpusat pada tokoh Bruce Wayne, film ini menunjukkan kehidupan seorang Arthur Fleck sebelum menjadi ‘Joker’.
Arthur menderita Pseudobular Affect, sebuah gangguan yang mengakibatkan penderitanya kerap merespon suatu hal dengan tawa atau tangis yang tak bisa dikendalikan. Akibatnya, Arthur selalu mendapatkan perlakuan kurang baik dari orang-orang di sekitarnya, seperti tindakan kekerasan terhadap dirinya. Hal ini sangat memengaruhi kesehatan mentalnya, sehingga perlahan Arthur mulai menunjukkan perubahan menjadi orang jahat. Lewat film Joker kita dapat belajar, bahwa perlakuan kita terhadap orang lain sekecil apapun dapat berpengaruh terhadap mental mereka.
- Imperfect (2019)
Ernest Prakasa sebagai sutradaranya, film ini menceritakan tentang kehidupan di sekitar Rara yang diperankan oleh Jessica Mila. Rara memiliki fisik berupa kulit sawo matang dan tubuh gemuk. Hal ini begitu kontras dengan adiknya Lulu, diperankan oleh Yasmin Napper, yang berwajah cantik dan bertubuh ideal. Akibatnya, Rara kerap kali dibanding-bandingkan dengan adiknya dari segi fisik.
Meski demikian, kehadiran Dika yang diperankan oleh Reza Rahadian, sebagai pacarnya membuat Rara tidak memedulikan fisiknya yang selalu dikomentari karena Dika tetap menyayanginya apa adanya.
- Inside Out (2015)
Dibalut animasi yang menggemaskan, alur dalam film Inside Out membuatnya tidak hanya cocok disaksikan oleh anak-anak saja. Berpusat tentang seorang anak bernama Riley, film ini menggambarkan emosi yang dimiliki manusia melalui kepalanya. Mulai dari kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kemarahan, hingga rasa jijik, semuanya berhasil dikemas hingga terkesan begitu unik.
Melalui film yang tidak bisa diremehkan ini, sebuah pesan tentang betapa pentingnya emosi yang dimiliki seseorang seolah sampai kepada penontonnya. Dengan caranya yang tak biasa, film ini memiliki tema tentang menjaga mental health yang dikemas dengan ringan dan begitu menyenangkan.
- Dear Nathan: Thankyou Salma (2022)
Film ini merupakan film ketiga dan terakhir dari trilogi film Dear Nathan. Masih dibintangi Amanda Rawles sebagai Salma dan Jefri Nichol sebagai Nathan, kini tak lagi hanya kisah asmara mereka yang menjadi plot utama. Tentu kisah kasih mereka tetap mengukir film ini, tetapi isu mental health ikut diangkat sebagai bagian dari alur cerita.
Dear Nathan: Thankyou Salma bercerita tentang Salma yang khawatir tentang Nathan yang selalu ingin ikut gerakan mahasiswa. Pertentangan mereka semakin meruncing ketika keduanya sama-sama merasa memperjuangkan apa yang menurut masing-masing dari mereka hal yang benar. Namun, hubungan keduanya mulai mendapatkan titik terang ketika Salma dan Nathan membantu seorang teman kelas Nathan, Zanna (Indah Permatasari), yang mengalami masalah kekerasan seksual membuat mentalnya trauma.
- All The Bright Places (2020)
Film ini merupakan adaptasi novel berjudul sama karya Jennifer Niven yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Dibintangi Elle Fanning, “All The Bright Places” berpusat tentang kehidupan Violet yang mengalami Post-Traumatic Disorder atau PTSD pasca kematian kakaknya. Tak hanya itu, aktor Justice Smith ikut berperan sebagai tokoh Theodore yang menderita depresi dan bipolar.
Keduanya sama-sama dikucilkan di sekolah dan tanpa sadar membuat mereka menjadi dekat. Bersama-sama, Violet dan Theodore saling berbagi emosi kepedihan yang tidak berani mereka lepaskan dan berjuang untuk berdamai dengan masa lalu masing-masing.
- 27 Steps of May (2018)
Mengangkat isu mental health dan kekerasan seksual, film ini dibintangi oleh Raihaanun yang memerankan tokoh May. Kisah dimulai tentang May, seorang gadis SMA yang keceriaannya redup setelah mengalami pemerkosaan. Hal ini begitu membuatnya mengalami trauma yang mendalam baik secara fisik maupun mental.
Sejak peristiwa nahas tersebut, May tak pernah lagi berbicara dan keluar kamar. Hal traumatis yang dialami May membuat ayah May merasa bersalah dan begitu terpukul karena tak bisa melindungi anaknya. Namun, kehadiran seorang pesulap membuat May perlahan mau mengukir senyum di bibirnya.
Tujuh film yang telah disebutkan ada yang dikemas dengan ringan dan ada juga yang begitu berat, sesuai karakteristik masing-masing film. Pengangkatan isu mental health sampai kepada produksi film-film membuat kita sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan mental. Film-film ini juga telah membuktikan, bahwa sudah banyak orang yang mengerti bahwa kesehatan mental bukanlah isu yang bisa dianggap remeh.