Kunci Menulis versi Andrea Hirata

Menulis memang perlu praktek yang berlebihan. Namun, proses yang panjang kadang kala bisa menjenuhkan dan membuat frustasi sendiri. Menulis juga tidak melulu tentang teknis, tetapi butuh pemahaman akan maknanya. Begitulah kiranya pendapat dari Andrea Hirata. Mengapa demikian?

Ketika menulis, pikiran kita pasti tidak jauh-jauh dengan narasi yang sempurna. Bahkan setiap kata yang ditulis sering dihapus kembali sebab merasa ada yang kurang. Tidak sedikit penulis pemula melakukan hal itu, benar bukan? Doktrin  ‘kesempurnaan’ seolah tidak bisa terlepas dari benak kita. 

Menulis seharusnya bukan menjadi beban, melainkan sebuah kesenangan sendiri. Jika menulis itu adalah hobi, menulis harusnya diawali dengan gembira. Di setiap wawancara terkait tips menulis, Andrea selalu meletakkan minat atau niat atau passion pada urutan pertama. Dalam hal ini, minat atau niat menjadi kunci utama dalam menulis.

Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar mencintai menulis?”. Ketika menyukai suatu hal, naluri bawaan akan mengarahkan kita untuk mempelajari itu. Dahulu ketika belajar di sekolah, untuk bisa memahami mata pelajaran, solusinya adalah mencintai pelajaran itu. 

“Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri, adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri.” ― Andrea Hirata, Padang Bulan

Menulis bukan selalu berbicara tentang bagaimana teknisnya, kerangkanya, atau lain sebagainya. Menurut Andrea Hirata, semua hal itu bisa dipelajari, tetapi hal yang utama adalah mencintai menulis. Apabila rasa itu ada, penulis tidak akan bingung soal writer’s block. Tulisan akan mengalir dengan sendirinya.

Kendatipun begitu untuk bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas memerlukan proses belajar yang panjang. Bukan hanya satu atau dua minggu saja. Bahkan penulis hebat sekelas Andrea Hirata saja perlu waktu kurang lebih 15 tahun lamanya berkecimpung di dunia kepenulisan.

Sebagaimana dengan mata pelajaran, untuk mendapatkan nilai yang bagus tidak hanya perlu cinta, tetapi juga usaha untuk mencapainya. Maka dari itu, Andrea menjunjung komitmen dalam menulis. Tidak mudah menyerah sebab prosesnya tidak gampang. Apalagi kebanyakan penulis pemula yang serba cepat atau instan.

Tanpa adanya komitmen, penulis tidak akan bisa menyelesaikan tulisannya. Proses penulisan mungkin akan berhenti di tengah jalan. Layaknya sebuah mesin yang tidak diberi oli, sebuah pisau yang tidak terus menerus diasah akan tumpul jua.

Ilustrasi Menulis

“Tak ada yang dapat dicapai di dunia ini tanpa usaha yang rasional.”― Andrea Hirata

Kualitas sebuah tulisan juga tidak melulu soal bagaimana tulisan itu disukai oleh pembaca. Bahkan, jika berbagai diksi digunakan tapi tiada makna bagi kehidupan, untuk apa? Dalam sebuah talkshow (gelar wicara), Andrea menyebutkan, sebuah tulisan seyogyanya berdampak kepada masyarakat. Estetika harus diimbangi dengan makna yang bernilai.

Salah satu penulis yang disukainya adalah Ahmad Tohari. Karya-karya Ahmad Tohari dikenal banyak mengusung tema-tema sosial. Kehidupan masyarakat kecil digambarkan melalui karya sastra yang menawan. Nilai-nilai yang disampaikan di dalamnya juga  berdampak pada masyarakat. 

Hal itu pun tercermin pada karya-karyanya sendiri. Mulai dari karya best seller Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Orang-Orang Biasa, dan masih banyak lagi yang mencerminkan nilai bermakna untuk pembaca. Nilai itu diharapkan agar berdampak pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya Andrea, penulis besar seperti Eka Kurniawan, Ahmad Fuadi, dan lainnya juga demikian.

“Hiduplah untuk memberi yang sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima yang sebanyak-banyaknya.”― Andrea Hirata, Laskar Pelangi

Nah, untuk menghasilkan karya yang bernilai juga diperlukan komitmen dalam hal riset. Menulis memerlukan pengetahuan, mental, dan wawasan yang luas. Maka dari itu, riset menjadi bahan utama dalam kepenulisan. Dalam proses kepenulisan Andrea, sebesar 90 persen yang dilakukan adalah riset, sisanya ia manfaatkan untuk menulis. 

Sudah menjadi rahasia umum bagi penulis bahwa riset itu sangat penting. Data yang dikumpulkan harus akurat dan lengkap, baik dalam kepenulisan non-fiksi maupun karya sastra. Hal ini bertujuan agar tidak ada kejanggalan dalam tulisan, meskipun itu karya sastra. 

Begitulah kiranya makna hingga kunci menulis versi Andrea Hirata. Tidak ada yang lebih berpengaruh selain rasa. Tidak ada rasa, kegiatan apapun jadi tidak bermakna. Semoga bermanfaat.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here