lolita
Getty Images

“Dia adalah cahaya hidupku, api sublimku, dosaku, jiwaku”
“Tapi dalam pelukanku, dia selalu Lolita”
-Humbert Humbert.

Film ini berlatar pada tahun 1947 yang menceritakan cinta terlarang seorang akademisi dengan anak tirinya.

Akademisi itu bernama Humbert Humbert, ia mengidap penyakit mental yang disebut Pedofilia.

Film Lolita diadaptasi dari novel yang berjudul sama, ditulis oleh Vladimir Nabokov. Novelnya menuai banyak kritik dari berbagai peneliti dan pengamat sastra serta film.

Film ini sudah diproduksi dua kali pada tahun 1962 disutradarai oleh Stanley Kubrick dan 1997 oleh Adrian Lyne. Lolita (1997) diperankan oleh Jeremy Irons sebagai Humbert Humbert, Dominique Swain sebagai Dolorea Haze, dan Melanie Griffith sebagai Charlotte Haze.

Awalnya Humbert Humbert pindah dari Eropa ke Amerika Serikat untuk menjadi dosen di Universitas Beardsley. Saat datang, rumah teman dari mendiang pamannya McCoos kebakaran.

Namun, untungnya Humbert mendapatkan tawaran dari nyonya McCoos untuk tinggal di rumah temannya—yang merupakan seorang janda satu anak, bernama Charlotte Haze.

Saat bernegosiasi dengan Charlotte Haze, Humbert sempat ingin pindah dan mencari tempat tinggal yang layak selama ia menjadi pengajar di Universitas Beardsley.

Harga 20 dolar untuk tempat yang berantakan dan tanpa peraturan menurutnya cukup mengganggu saat ia bekerja nanti.

Belum lama Humbert memiliki niat demikian, Charlotte langsung menunjukkan tempat unggulannya yaitu Piazza—merupakan istilah lain di Italia sebagai alun-alun.

Sesampainya di Piazza, Humbert bukannya terpesona dengan keindahan taman kecil milik Charlotte, dirinya malah tertarik dengan gadis kecil  bernama Dolorea Haze berusia 12 tahun yang sedang melihat majalah.

Tubuh kecil di bawah pancuran air taman, setengah basah, dan sambil tersenyum tipis melihat model dalam majalah. Itu membuat Humbert rela menghabiskan berapapun untuk tinggal di kediaman Charlotte.

Mulailah hasrat Humbert untuk memiliki gadis mungil muncul pada saat itu.

Meskipun Humbert hanya menjadi tamu dalam rumah itu, ia mendapat kepuasan tersendiri ketika pintu kamarnya terbuka dan dapat melihat ruangan depan.

Dengan begitu ia dapat memperhatikan Lo—panggilan Dolorea—pada tiap gerak-gerik yang dicapainya. Kadang kala Lo muncul dengan segala keluguannya, duduk di pangkuan Humbert dan bertanya “Apakah ada jerawat di daguku?”.

Di sisi lain Charlotte mulai jatuh cinta pada Humbert, dan memaksa Lo untuk ikut ke perkemahan agar Charlotte dapat tinggal lebih lama dengan Humbert.

Namun setelah dua minggu pernikahan, Charlotte meninggal karena mengetahui tulisan Humbert serta mengetahui kenyataan bahwa ia menginginkan Lo.

Bingung dan mungkin ada sedikit perasaan senang yang dirasakan Humbert, saat menjemput Lo yang berada di perkemahan.

Perjalanan pun dimulai dengan kisah cinta ayah dan anak tirinya. Sepanjang perjalanan mereka, Lo dengan tingkah laku yang nymphets membuat Humbert semakin menonjol dan lebih posesif sehingga membuat Lo tidak nyaman.

Lo menyukai Clare Quilty, seorang penulis drama yang diam-diam ia temui di berbagai titik saat perjalanan dengan Humbert. Lo yang selalu dikekang lebih menjadi pembangkang dan selalu menemui Clare Quilty, hingga diketahui oleh Humbert.

Keesokannya Lo sakit dan diculik oleh Clare Quilty di rumah sakit. Tiga tahun setelah kegilaan Humbert mencari Lo, ia mendapat surat bahwa Lo sedang dalam krisis ekonomi dan hamil besar.

Singkatnya, Clare Quilty-lah yang menghamili Lo, dan Humbert membunuhnya.

Humbert meninggal di dalam penjara pada tahun 1950 karena jantung koroner. Lolita meninggal pada saat persalinan hari natal 1950.

Humbert memiliki pengalaman masa kecil yang menyakitkan sehingga membuat dia trauma dan menjadi pedofil. Ingatan tentang perjalanan singkat kisah cintanya dengan Annabel membuat Humbert frustasi dan seolah-olah tidak layak untuk bercinta kembali.

Meskipun begitu, Humbert mencoba untuk melepaskan traumanya dengan menikahi Charlotte, tapi sosok Lolita selalu menjadi bayang-bayang traumanya.

Obsesi pada Annabel memberikan dampak pada perilaku Humbert sebagai seorang pedofil, ia juga menjadi lebih terobsesi dan posesif pada Dolorea.

Selain itu, Humbert menjadi tidak waras dan immoral. Bahkan saat Charlotte meninggal, ia memiliki rencana jahat agar dapat meniduri Lo.

Meskipun film Lolita ini tidak sedetail novel yang ditulis, tetapi pada scene terakhir sedikit menghapus mindset pedofil sebagai sosok yang jahat.

Protagonis selalu mendapatkan toleransi-toleransi untuk dimaafkan, seperti kata Humbert “Lo bisakah kau melupakan apa yang telah kulakukan padamu?”.

Selain itu, Dolorea memiliki peran yang sangat binal dan nymphet. Nymphet memiliki arti perempuan di bawah umur yang memiliki hasrat seksual yang tinggi.

Berdasarkan mitologi Yunani, nymph berarti bidadari atau gadis muda. Panggilan “Lo” yang mengarah pada “Lolita”, pada ingatan Humbert sebagai “Annabel”.

Akhirnya, sering digunakan sebagai penggambaran gadis di bawah umur 12 tahun, dan muncul istilah lolicon atau Lolita complex yang mengarah pada mereka yang menyukai gadis di bawah umur (pedofil).

Bahkan, sampai akhir pun banyak scene yang terlihat seperti penyesalan Humbert yang ia renungi.

“Dan aku tahu bahwa yang paling menyedihkan bukan ketidakhadiran Lolita di sisiku, tapi ketidakhadiran suaranya”.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here