Malang
Suasana macet di Kajoe Tangan Kota Malang | Sekilasmedia.com

Estetika Kota Malang hanya sebatas cengkrama media sosial. Bila kita menelusuri beberapa jalan di Kota Malang, kita akan melihat betapa amburadulnya tata kelola kota. Apalagi masalah parkir roda empat, beh.. macam pameran mobil di garasi parkiran saja. Padat merayap tiada tempat kosong. Akhirnya banyak yang memilih parkir sembarangan alias parkir liar. Itu sangat mengganggu pengendara lain yang sedang melintas.

Sayang seribu sayang, pemerintah Kota Malang sudah menutup mata dengan perampasan hak jalan pengendara. Biasanya, hampir separuh jalan tertutup parkir sembarang.

Fenomena ini juga tidak lepas dari pihak-pihak yang membuka usaha di pinggiran jalan. Tak disangka, usaha mereka pun kian ramai dengan seliweran orang-orang yang datang melenggang ke tempat itu. Coraknya, jika sebagian pengendara yang tidak kebagian tempat parkir maka parkir di jalan poros adalah jalan terbaik bagi tukang parkir dengan rompi pendek bertuliskan – petugas parkir. Herannya, tindakan itu seolah dirasa benar. Ampun dehh!

Parkir Liar di Jalan Veteran Buat Macet

Hampir setiap hari para pengendara berkumpul di seberang sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malang dan seberang Ada Apa Dengan Kopi (AADK) Malang. Di sanalah perhentian sesaat seluruh pengendara yang meliwati dua ruas jalan Veteran Malang. Jadilah macet karena banyak mobil yang berhenti di depan sekolah Madrasah. Kebanyakan dari mereka adalah orang tua siswa sekolah  yang hendak menjemput dan mengantar anaknya.

Parahnya lagi, mereka ikut masuk lalu meninggalkan mobilnya berpajang disepanjang jalan Veteran hingga Pertigaan satu arah di depan Gedung Laboratorium Olimpiade Sains Terpadu. Macetnya ditenggarai truck dan mobil besar juga turut berkontribusi untuk memperparah kemacetan. Datang dari kawasan Sumbersari dan Sigura – gura yang terkumpul di  sepanjang jalan Veteran. Terlebih pada saat ospek P2KMABA Universitas Brawijaya. Semua kendaran terpaksa berhenti sejenak karena puluhan ribu maba yang keluar dari dalam kampus UB menuju ruas jalan Veteran.

Saya dengan seorang kawan yang hendak menuju Pasar Besar untuk sebuah keperluan harus menopang dagu diselah pemberhentian seluruh kendaran. Ditambah adanya beberapa parkir liar sepanjang jalan, laiknya pameran mobilan dalam kota. Terlebih jika dilihat dari arah jalan Bogor dan membelok ke jalan Bandung, di sanalah barisan kendaraan berbanjar. Adapun titik macetnya di Malang Town Square – Matos. Di sana parkir liar dilakukan driver online yang menunggu penumpangnya manakala yang pulang nonton bioskop maupun yang berbelanja. Selain itu, Gojek penunggu orderan juga mangkal di sana. Biasanya didominasi kendaraan roda empat.

Siang-Malam Jalan Gajayana Mandek

Sepanjang jalan ini kita bisa menemui berbagai macam kuliner dan jajaran emperan tokoh yang hampir saja tidak ada celah bangunan, tak terkecuali sebuah pemakaman muslim di kiri jalan yang tidak jauh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Malang. Di waktu pagi hari, jalanan ini hampir tidak memberikan ruang pengendara untuk bernapas karena lalu lalang para pekerja, anak sekolah dan pedagang yang berseliweran di jalan ini. Ketika siang hari, orang-orang mulai berbondong untuk mencari makan siang di sepanjang jalan ini. Baik dari kalangan pelajar hingga para pekerja. Paling banyak dari mahasiswa UIN Malang. Disusul para pengunjung Sardo dan orang lain yang hanya melintas.

Sedang pada malam hari jalan Gajayana menjadi sebuah jalan dengan kapasitas tidak masuk akal, menjadi pusat macet kedua seperti yang sering di Jembatan Soekarno Hatta depan kampus Universitas Brawijaya. Pada malam senin sampai kamis jalanan di Gajayana bisa dibilang macetnya standar. Jika malam minggu siap disambut, maka jalan Gajayana adalah aktor sambutannya. Namun di sepanjang jalan Gajayana sangat sedikit sepeda motor maupun mobil yang parkir sembarangan alias makan jalan. Karena dengan kapasiti luas jalan yang sempit sehingga muncul rasa sadar dari masing-masing pengendara.

Saya pernah bertanya kepada sala satu warga asli sumbersari yang rumahnya di depan jalan Gajayana. Sebut saja pak Kamto (nama samaran – 46). Pak Kamto bercerita kepada saya ketika saya sedang makan bakso di warungnya. Bahwa jalan Gajayana sudah dari dulu macetnya apalagi semenjak Sardo didirikan ditambah kampus UIN yang semakin berkembang pesat.

Soekarno-Hatta Tak Kenal Senggang

Jalan Soekarno-Hatta alias Suhat adalah salah satu jalan sentral di Kota Malang. Bagi siapa saja yang datang dari arah Blimbing yang hendak mau ke Dinoyo hingga Batu serta Ijen mestilah melewati jalan Soekarno Hatta. Apapun jenis kendaraanya barang pasti menumpuk ke situ. Meskipun ada jalan Alternatif ke Jalan Candi Panggung bagi mereka yang mau ke kota Batu, tapi tetap saja macet. Entah itu di perlimaan Saxophone sampai ke jembatan dekat Hotel Begawan yang tembusannya ke daerah Pendem.

Sepanjang jalan Suhat penuh dengan ruko dan bangunan elit. Seperti hotel, rumah sakit, dan perumahan mewah. Titik awal macet jika dari arah bundaran Patung Pesawat ada di depan Taman Kridabudaya letaknya pas di depan Rumah Sakit Brawijaya. Jika datang hari apesnya maka semua kendaraan hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah. Karena maju dikit langsung berhenti. Apalagi saat ini di depan Taman Kridabudaya sudah menjadi pujasera jalanan yang menjadi jajanan khas Malang. Para pedagang gorengan dan lalapan mangkal disana untuk mengais rejeki.

Ujungnya ada di lampu merah jembatan Suhat. Disanalah titik perkumpulannya. Tidak mengenal waktu baik pagi-siang-malam. Dan sepertinya sudah sangat susah untuk merombak jalan agar kendaraan tidak menumpuk.

Di kawasan ini juga ada beberapa kendaraan yang masuk dalam kasus parkir liar, seperti di depan ATM sebelum jalan masuk Candi Panggung. Di situ banyak sekali mobil yang terkapar di pinggiran jalan, baik mereka yang singgah di restoran maupun yang mampir untuk mengambil uang. Meski masalah ini sudah berlarut-larut, tapi pemerintah kota tetap saja abai.

Dari beberapa kasus parkir liar dan jalanan yang macet di atas, kita simpulkan bahwa Kota Malang masih sangat amburadul dalam program penataan kota yang dilakukan dinas perhubungan. Apa mereka sengaja membiarkan parkir liar itu berkembang atau mereka malas menjalankan tugas?

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here