Novel yang mengangkat isu feminisme belakangan ramai diminati. Sejalan dengan tingginya daya tarik diskusi isu feminisme di tengah masyarakat yang semakin sadar pentingnya kesetaraan gender.
Jika kamu memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berbau “gender”, khususnya tentang “perempuan”? Jika iya, maka kamu harus simak artikel ini.
Topik yang berkaitan dengan “perempuan” hingga saat ini memang masih menjadi persoalan yang tak ada habisnya untuk dibahas, diulas, dan didiskusikan. Apalagi di tengah masih banyaknya permasalahan-permasalahan yang bersangkut-paut dengan hakikat seorang perempuan, terutama jika bicara soal budaya.
Adanya budaya yang masih melekat dalam kehidupan manusia bak doktrin yang sudah ditentukan secara turun menurun, apalagi dengan segala hiruk pikuk aturan dan adat yang berkaitan dengan “perempuan”. Budaya menjadi tameng yang melindungi kesucian, tetapi di sisi lain budaya juga dianggap sebagai penjara yang mengurung, atau yang disebut dengan istilah “patriarki”.
Nah, novel genre feminisme juga masih menjadi sebuah genre novel yang banyak dicari, loh. Terutama bagi kaum perempuan yang sebagian besar memiliki ketertarikan dengan unsur feminisme, kesetaraan gender, ketidakadilan gender, dan sebagainya.
Isu tersebut telah ramai diangkat dalam novel-novel bahkan hingga saat ini. Namun, dari sekian banyak novel, kamu harus tahu novel Indonesia genre feminisme yang telah melegenda di kalangan sastra. Berikut adalah daftarnya.
- Perempuan di Titik Nol
Perempuan di Titik Nol merupakan sebuah novel karya Nawal El Saadawi yang pertama kali terbit pada tahun 1975. Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang terbelenggu oleh budaya patriarki.
Mengisahkan seorang perempuan Mesir bernama Firdaus yang terlahir dari keluarga miskin dan orang tua yang berpendidikan rendah. Sejak kecil ia sudah berkenalan dengan kekerasan, penganiayaan, dan pelecehan seksual. Hingga ia berfikir bahwa menjadi perempuan di Mesir merupakan nasib yang buruk.
Selama tinggal bersama pamannya dan tumbuh dewasa, ia melihat berbagai praktik pembatasan perempuan dan ketidakadilan gender. Perempuan seringkali menjadi objek atas tindakan yang menyedihkan. Hingga ia memutuskan berprofesi sebagai pelacur yang juga mengalami kekerasan baik fisik maupun seksual dalam rumah tangga. Seiring dengan kehidupannya yang terus berjalan, ia beranggapan bahwa perempuan akan selalu terbelenggu oleh masalah karena terlahir menjadi seorang perempuan.
- Saman
Saman merupakan novel karya Ayu Utami yang terbit pada tahun 1998 oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Novel ini berhasil memenangkan Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998. Karya Ayu Utami ini juga telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa asing dan berhasil menggegerkan dunia sastra Indonesia.
Berkisah tentang Saman dan empat sahabatnya, yaitu Yasmin Moningka, Shakuntala, Cokorda, dan Laila. Kelima sahabat itu dihadapkan dengan kondisi sosial, politik, dan budaya pada masa rezim Order Baru. Kebijakan pemerintah pada masa itu mulai merenggut hak petani hingga berujung pemberontakan penyiksaan, dan pemerkosaan.
- Cantik Itu Luka
Novel yang hingga saat ini masih menjadi favorit ini merupakan novel karya Eka Kurniawan yang terbit pada tahun 2002. Novel ini berhasil meraih penghargaan World Readers pada tahun 2016 dan Prince Clause Awards pada tahun 2018. Kesuksesan tersebut juga diikuti dengan penerjemahannya ke 34 bahasa asing.
Novel populer ini mengisahkan tentang Dewi Ayu yang merupakan seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai pelacur yang sukses. Setelah melahirkan Cantik, anak keempatnya yang buruk rupa, Dewi Ayu meninggal. Namun, setelah dua puluh satu tahun kemudian, ia bangkit dari kuburan dan menyibak kutukan dan tragedi keluarga yang terpentang sejak akhir masa kolonial.
Itulah daftar novel sastra genre feminisme yang melegenda. Tidak lengkap rasanya jika kamu melewatkan ketiga novel di atas, terutama jika kamu perempuan sekaligus pecinta sastra. Semoga bermanfaat, ya.