Nama yang tak asing bagi beberapa orang pecinta sastra. Beliau adalah salah seorang penyair Arab asal Lebanon yang membantu memberikan nafas kehidupan bagi dunia sastra. Omar Fakhuri, seorang penulis, kritikus dan sastrawan Lebanon yang lahir di Beirut pada 15 September 1895 M, muncul sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam dunia sastra modern. Kota kelahirannya tersebut memberinya bekal yang kokoh dalam mengasah dan mengembangkan kemampuan berkaryanya. Salah satu faktor yang mendukung hal tersebut dikarenakan Beirut merupakan sebuah kota terbesar di Lebanon yang kaya akan warisan serta sejarah sastra. Karya yang beliau hasilkan merefleksikan pikiran, perasaan, serta perjuangan masyarakat Arab modern kala itu. Fakhuri telah menciptakan jembatan antara sastra klasik Arab dan realitas masyarakat Arab kontemporer.
Dengan keterampilannya itu, masyarakat penggemar sastra Arab di seluruh penjuru dunia telah menaruh perhatian mereka kepada karya-karya Omar Fakhuri. Dedikasinya untuk menyebarkan cinta akan sastra dan budaya Arab telah menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai dan memahami kekayaan intelektual mereka sendiri.
Omar Fakhuri dilahirkan dalam keluarga yang menjunjung tinggi intelektual dan mencintai sastra. Latar belakang keluarganya tersebut ternyata mendukung perjalanan Fakhuri hidup bersama sastra. Beberapa buku di perpustakaan keluarganya mengiringi tumbuh tembangnya. Sejak belia, Fakhuri gemar membaca karya-karya sastrawan terkenal, diantaranya adalah Khalil Gibran dan Nizar Qabbani. Beberapa karya klasik dan kontemporer tersebut memberi semangat untuk menggali pemikiran sehingga kreativitasnya dapat berkembang pesat.
Fakhuri mengenyam pendidikan di Universitas Ottoman Sheikh Ahmed Abbas. Di usianya yang terbilang muda, beliau bergabung dengan gerakan perjuangan dan bergabung dengan “Partai Istiqlal” dan Asosiasi rahasia Al-Arabiya Al-Fatah. Selama periode ini beliau mengembangkan buku pertamanya (How the Arabs Rise) dan akhirnya dapat terbit pada tahun 1913.
Setelah Fakhuri lulus, beliau bekerja kantor hukum di Beirut sampai kantor tersebut ditutup selama Perang Dunia I. Hal ini yang membuatnya bergabung dengan Universitas Amerika tepatnya di jurusan bahasa Inggris
Beliau mengabdikan dirinya untuk mempelajari sastra Arab dan sastra asing, memadukan budaya Arab yang kokoh dengan budaya asing, terutama pada sastra Prancis kontemporer. Fakhuri dikenal karena kecenderungannya yang inovatif dan gayanya yang tajam dalam memadukan gurauan dan keseriusan.
Pada tahun 1920, beliau meneruskan studi ilmu hukumnya di Universitas di Paris, tepatnya di French Institute of Law, dan beliau kembali ke Beirut pada tahun 1923. Tak lama kemudian Fakhuri pindah ke Damaskus dan bergabung menjadi juralis di beberapa surat kabar di sana, diantaranya adalah surat kabar “Al-Mizan” bersama jurnalis Ahmed Shaker Al-Karmi dan surat kabar “Al-Mufidah”. Pada tahun 1925 ia kembali ke Beirut dan menjadi editor surat kabar “Al-Haqiqa” di Beirut serta membuat majalah “Al-Kashf”.
Karya Sastra dan Pengaruhnya
Omar Fakhuri telah menghasilkan beberapa karya yang masyhur. Tulisan-tulisannya berbicara mengenai kritik, cerita, artikel jurnalistik, politik dan masyarakat. Selain itu dia juga memiliki karya-karya yang ditransmisikan dari Perancis.
Beberapa karya beliau, diantaranya:
- How the Arabs Rise – 1913
- Western Views on Eastern Issues, 1925
- Views of Anatole France 1926
- Gandhi by Roman Roland, 1927,
- The Observed Door, 1937
- The Four Seasons, 1941
- Relentless, 1942
- Adeeb Al-Souk, 1944
- The Lebanese Truth, 1945
- Soviet Union cornerstone
Sebagai seorang sastrawan, Fakhuri mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara sastra klasik Arab dengan realitas modern. Gaya penulisannya yang mengalir dan ekspresif mencerminkan perasaan kompleks dan kontradiksi yang dihadapi oleh masyarakatnya. Dalam puisi dan prosanya, Fakhuri menggambarkan keindahan alam dan mengilustrasikan kota-kota Arab yang kaya akan sejarah dan budaya.
Pengaruh Fakhuri dalam sastra Arab semakin diperkuat oleh keterlibatannya dalam aktivitas budaya dan literasi. Dia sering memberikan ceramah dan berpartisipasi dalam diskusi sastra untuk mendorong generasi muda untuk mencintai dan menghargai warisan sastra mereka. Dedikasinya dalam mengajarkan sastra dan menulis menjadi inspirasi bagi banyak penulis muda di seluruh dunia Arab.
Tantangan dalam Perjalanan Sastra
Sebagai seorang sastrawan Arab yang hidup di era modern, Fakhuri dihadapkan pada berbagai tantangan. Globalisasi, teknologi, dan pergolakan politik telah membentuk lingkungan sosial yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, para sastrawan Arab harus berjuang untuk mempertahankan identitas budaya mereka sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.
Omar Fakhuri, berbudaya dan bersastra, memadukan perjuangan masyarakat dengan sastra dan seakan menyapa para pembacanya, sehingga para pembacanya dapat membungkus topik yang terkandung dalam retorika. Beliau menyederhanakan aspek-aspeknya secara gamblang, menghadirkan dalil-dalil dan nalar, serta mengutip ucapan para ulama dan para sastrawan dari setiap bangsa.
Rupanya Fakhuri juga menghadapi tekanan dari kelompok konservatif yang menentang gagasan-gagasan inovatif dalam sastra dan budaya. Namun, dia dengan teguh mempertahankan kebebasan berekspresi dan tetap setia pada misinya untuk mencerminkan kehidupan sehari-hari dalam karya-karyanya.
Omar Fakhuri, sosok yang realistis dan berkomitmen, penyuka sastra, beliau mampu mengungkapkan realitas rakyat dan kehidupan bangsa melalui karyanya. Dalam karyanya, beliau tidak menyanjung atau menjatuhkan satu pihak. Keberaniannya tidak menutupi kebenaran kata-katanya dengan hiasan verbal, bahkan justru hal tersebut bertujuan agar maksudnya tersampai dengan sengaja.
Beliau mampu memberontak. melawan stagnasi dalam memahami sastra dan menulis sastra, sebagaimana memberontak terhadap kecenderungan fabrikasi dalam kata sastra, hal ini karena baginya sastra adalah karya bakat dan serius.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan sastranya, Fakhuri terus berjuang untuk memperkuat identitas budaya dan menerangi jalan bagi generasi muda sastrawan Arab. Diharapkan bahwa karya-karya dan warisannya akan terus bertahan dan memberikan inspirasi bagi pembaca di seluruh dunia untuk waktu yang akan datang.
Maroun (seorang penulis asal Lebanon) berpendapat tentang Omar Fakhuri. Menurutnya, Fakhuri adalah sosok yang sangat dicintai banyak orang, karakternya jujur dan jauh dari rasa iri dengki kepada orang lain.
“Ketika kami bertemu, kami biasanya saling tertawa dan bersenang-senang. Dia sering membuat lelucon dengan senyuman di wajahnya Fakhuri adalah seorang ayah yang tegas yang membenci orang-orang munafik. Beliau bukanlah seorang penulis profesional, tetapi seorang penulis amatir … dan menurutku dia adalah salah satu sastrawan yang terbaik di antara kaum modernis,” kata Maroun
Maroun juga menjelaskan tentang pertemuannya dengan Omar Fakhuri yang terakhir kalinya, dia mengatakan “saya diberi kabar bahwa Fakhuri sedang dalam keadaan sakit, segera saya bergegas untuk menemuinya. Dia tampak pucat dan kurus, rupanya dia mengidap penyakit kuning”
Sayangnya perjalanan Omar Fakhuri harus berhenti pada tanggal 24 April 1946 M. Beliau meninggal dunia di usianya yang ke 50 tahun di Beirut setelah terkena penyakit kuning.