Dengan semaraknya media sosial, dan tumbuh cepatnya budaya luar yang masuk dengan cepat dan luarbiasa, diakui ataupun tidak ini telah memengaruhi wajah budaya nusantara. Dampak terdekat dari pengaruh ini adalah seolah-olah budaya lokal mulai terhempas dari panggung-panggung kehidupan masyarakat Indonesia.
Keadaan ini terjadi sangat masif dan seolah terorkestrasi dengan baik karena para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan kebudayaan belum cukup kuat untuk membuat penghalang agar penetrasi kesenian dan kebudayaan luar Indonesia bisa berkurang.
Dalam keadaan yang serba tidak menentu ini, di kota Malang, seolah ada oase ditengah padang pasir yaitu dengan munculnya kegiatan Binar Nusantara.
Tepat pukul 09.00 waktu Indonesia bagian barat, gong dipukul tiga kali hingga menimbulkan suara yang bertalu sebagai penanda telah dimulainya acara Binar Nusantara, sebagai perayaan tigapuluh enam tahun usia SMP Negeri 4 Kota Malang, yang dikenal juga dg nama Arek Veteran 37 (Arvegatu).
Perayaan di tahun ini menampilkan ragam tarian dan sendra tari dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Dalam pembuka acara dimulai dengan penampilan sendra tari dari daerah Sulawesi yang berasal dari cerita rakyat tentang peperangan kebajikan dengan kebatilan.
Pada tampilan kedua yaitu kesenian dari Papua yang berjudul Memberamo Simbo, yaitu yang melukiskan tentang dinamika kehidupan masyrakat suku Asmat yang terjadi perselisihan dikarenakan aktifitas perburuan hewan peliharaan yang kemudian melahirkan konflik hingga menyelenggarakan upacara adat Bakar Batu, sebagai simbol peperangan. Namun demikian, akhirnya menyadari bahwa ada kesalahan pemahaman yang kemudian diakui bersama karena dengan adanya seruan Hongke Rio, bahwa kebersamaan itu lebih penting daripada pertengkaran. Itulah oesan dari sendra tari Memberamo Simbo, yang seakan menemukan Sang Mambo Simbo, si putra Papua, yang telah hilang.
Dalam pembukaan disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari merawat budaya Indonesia yang dapat menjadi pengetahuan dan inspirasi bagi masyarakat tentang khasanah budaya yang sangat kaya. Hal ini sesuai dengan judul acara yaitu bersinarnya kekayaan nusantara.
Bersinarnya nusantara merupakan suatu jiwa dari SMPN 4 Kota Malang, yang memang banyak memfasilitasi tumbuhkembangnya kreatifitas seni bagi siswanya.
Tapi lihat juga sam, dananya yg digunakan darimana…. Di tengah krisis dan resesi orang tua sulit mencari uang… Apakah layak mengadakan acara seperti itu. Mau heran tapi kenyataan