Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus: Model Asessment dan Terapi
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus: Model Asessment dan Terapi

Pendampingan anak kebutuhan khusus merupakan salah satu aspek agar mencapai keberhasilan dan kemandirian anak agar anak merasa di rangkul serta tidak merasa sendirian.

Pagi cerah berawan pada hari Senin di malang mendukung dan memulai semangat pagi untuk beraktivitas kembali seperti sedia kala, setelah memasuki hari minggu yang kebanyakan digunakan untuk aktivitas beristirahat untuk menangkan pikiran dan merifresh otak untuk kembali bersemangat aktivitas untuk memulai hari Senin.

Hari Senin cuaca cerah berawan di Malang  pada tanggal 23 September 2024 mendukung acara ini untuk mengelar kegiatan bedah buku bertempat di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, pada acara ini di hadiri oleh Mahasiswa UIN Malang dari berbagai macam jurusan tidak hanya dari Jurusan Psikologi melainkan dari kampus yang ada di malang dan masyarakat umum juga hadir dalam acara bedah buku yang membahas seputar Psikologi Anak Yang Berkebutuhan Khusus. Di mana dalam acara ini juga berkolaborasi dengan Intrans Publishing selaku penyelenggara kegiatan acara bedah buku yang bertempat di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Seorang Dosen Fakultas Psikologi sekaligus penulis dari buku “Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus: Model Asessment dan Terapi”. Beliau merupakan seorang Dosen dan Pakar Psikolog yang berfokus pada bidang pendidikan dan konseling pada kesempatan tersebut memberikan beberapa materi dan tips bagaimana penanganan anak berkebutuhan khusus.

Pada acara ini  Dr. Muallifah, M.A juga menyampaikan beberapa kategori atau jenis-jenis anak berkebutuhan khusus di antaranya di jelaskan sebagai berikut :

Tunanetra

Anak dengan gangguan kondisi di mana seseorang anak tidak dapat melihat atau memiliki penglihatan yang sangat terbatas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan pada mata, saraf optik, atau area visual otak.

Tuli

Tuli adalah keadaan di mana seseorang anak tidak dapat mendengar atau memiliki pendengaran yang sangat terbatas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan pada telinga, saraf pendengaran, atau area pendengaran otak.

Autisme

Autisme adalah gangguan anak dengan perkembangan yang mempengaruhi bagaimana seseorang anak berperilaku, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Anak  dengan autisme mungkin memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, dan mereka mungkin memiliki perilaku yang berulang dan terbatas.

Disleksia

Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk membaca, menulis, dan mengenali kata-kata. Orang dengan disleksia mungkin memiliki kesulitan dalam memahami kata-kata yang dibaca atau ditulis, meskipun se orang anak memiliki kecerdasan normal atau di atas normal.

Dalam kesempatan tersebut Oleh ibu  Dr. Muallifah, M.A juga menyampaikan materi tentang Asesmen yang bisa digunakan di sekolah untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik, sehingga bisa implementasikan untuk menentukan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang akan di gunakan.

Adapun asesmen yang bisa di implementasikan di sekolah dalam penjelasan ini sebagai berikut:

Asesmen Psikologis

Asesmen psikologis dalam hal ini proses evaluasi yang melibatkan tes psikologi, wawancara, dan observasi untuk memahami kemampuan, kepribadian, dan potensi perkembangan individu. Proses ini penting untuk mengidentifikasi kebutuhan psikologis anak berkebutuhan khusus dan merancang intervensi yang sesuai. Asesmen ini juga membantu dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat dan tujuan pembelajaran yang spesifik untuk setiap peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.

Asesmen Perilaku

Asesmen perilaku mencakup teknik pengukuran yang berfokus pada pencatatan perilaku yang dapat diamati. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi peserta didik bermasalah, memahami faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut, dan mengembangkan intervensi yang tepat. Observasi perilaku dan metode self-report adalah komponen penting dalam asesmen ini, yang membantu dalam memahami perilaku peserta didik yang membantu dan memahami peserta didik yang berkebutuhan khusus secara lebih mendalam.

Asesmen Kebutuhan Pendidikan Khusus

Asesmen kebutuhan pendidikan khusus adalah proses pengumpulan informasi sistematis mengenai karakteristik, kemampuan, dan kesulitan individu. Tujuan utama dari asesmen ini adalah untuk mengetahui potensi dan kelemahan peserta didik sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan dalam aspek pembelajaran atau perkembangan. Asesmen ini juga bertujuan untuk mengklasifikasi peserta didik berdasarkan kategori tertentu seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lain-lain. Sebelum melakukan asesmen, guru perlu mengetahui jenis asesmen yang akan dilakukan, seperti asesmen akademik, sensori dan motorik, serta psikoemososial.

Dr. Muallifah, M.A juga berpesan sebelum menutup acara ini  dengan mengatakan bahwa peran orang tua dalam tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus juga sangat penting agar anak merasa dirangkul dan didengarkan namun tidak abaikan. Namun selain dari itu Dr . Muallifah, M.A  juga berpesan untuk para orang tua harus memiliki beberapa peran untuk anak berkebutuhan khusus  yaitu orang tua berperan sebagai pembimbing dalam hal ini orang tua bertindak sebagai pengarah dalam perkembangan anak, membantu mereka memahami dunia, mengajarkan keterampilan dasar, dan memberikan panduan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Selain dari pembimbing orang tua juga sebagai pendukung yang dimana orang tua harus memberikan dukungan emosional dan fisik yang diperlukan oleh anak dan memastikan anak merasa dicintai dan diterima, serta membantu mengatasi tantangan sehari-hari. Tidak hanya sebagai pembimbing orang tua juga harus berperan sebagai advokat untuk anak sebagai suara anak dalam memperjuangkan hak-haknya, baik di sekolah, layanan kesehatan, atau komunitas, sehingga anak mendapatkan akses ke pendidikan, terapi, dan layanan yang tepat. Selain dari pembimbing, pendukung,  dan advokat. namun yang tak kalah penting sebagai pembelajar dalam hal ini orang tua terus belajar dan mengevaluasi tentang kebutuhan khusus anak mereka, termasuk mencari informasi tentang terapi, pendidikan, dan cara terbaik mendukung perkembangan anak secara efektif.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here