Dream High
Sumber foto: Grid.id

Mari bernostalgia sejenak melalui salah satu K-Drama lawas (Drakor) berjudul Dream High. Sebuah serial drama yang bercerita tentang enam siswa Kirin Art High School dengan Go Hye Mi sebagai karakter utama yang diperankan oleh Bae Suzy.

Selain itu, ada pula karakter lain seperti Song Sam Dong yang diperankan oleh Kim So Hyun, Hyun Si Hyuk diperankan oleh Taecyeon, Yoon Baek Hee yang diperankan oleh Eun jung, Kim Pil Suk yang diperankan oleh IU, dan Jason yang diperankan oleh Wooyoung.

Kisah dalam film ini berpusat pada keenam karakter tersebut, ihwal bagaimana usaha mereka dalam mewujudkan mimpi mereka menjadi seorang superstar. Mulai dari belajar olah suara, kemampuan menari, menulis lagu, dan banyak lainnya dengan masing-masing kelebihan dan kekurangan yang menjadi ciri khas mereka.

K-Drama dengan cerita from zero to hero yang disajikan dengan tema komedi, romance, dan persahabatan yang dikemas secara apik. Maka dari itu, tidak mengherankan jika drama ini sangat menonjolkan perkembangan signifikan terhadap setiap karakternya.

Mengikuti bagaimana perjuangan karakter dalam drama tersebut, saya jumpai teradapat tiga poin menarik yang ada dalam Dream High yang hendak membicarakan tentang rivalitas, perjuangan meraih mimpi, cinta, keluarga, hingga persahabatan.

 

Yang Lebih Berharga dari Teman adalah Pesaing

Ini adalah poin yang saya dapatkan dari apa yang dikatakan oleh karakter Shi Kyung Jin, salah satu guru di Kirin, kepada Yoon Baek Hee. Salah satu aspek yang saya suka dari serial ini adalah rivalitasnya. Maka dari itu, perkataan Shi Kyung Jin ini menurut saya patut untuk diperhatikan. Bahkan perkataan ini pulalah yang memotivasi karakter Yoon Baek Hee untuk terus melangkah.

Di dunia nyata sendiri, terkadang kita memang lebih mudah terpacu oleh saingan dibanding motivasi dari teman atau keluarga. Rasa tidak ingin kalah, rasa ingin menyaingi, rasa ingin menjadi yang terbaik kadang jauh lebih kuat untuk menggerakkan manusia.

Meski di masa sekarang banyak yang mengatakan untuk menghapuskan rivalitas dan menggantinya dengan kolaborasi saja. Mungkin karena di Indonesia kata “rivalitas” merupakan kata yang berkonotasi jelek dan identik permusuhan, perkelahian, pertentangan sebagaimana yang dapat kita lihat di KBBI. Terlebih, bangsa Indonesia pada dasarnya memang lebih akrab dengan gotong royong dan kerja sama dibanding persaingan.

Walau begitu, saya rasa penting juga memiliki saingan. Orang yang bisa melihat kekurangan kita, orang yang memacu perasaan dalam diri kita untuk menjadi lebih baik, orang yang memotivasi kita untuk enggan kalah. Maka dari itu, saya cukup setuju dengan ungkapan Shi Kyung Jin tersebut. Terlebih dalam berkarya, belajar kepada saingan amat penting.

 

Yang Jalannya Lambat akan Belajar Lebih Banyak

“Yang jalannya lambat akan belajar lebih banyak dibanding yang jalannya cepat. Jika tanya aku mana yang yang lebih matang dan tegar, kurasa yang jalannya lambat karena mereka berjumpa lebih banyak orang dalam perjalanannya.”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh karakter Kang Oh Hyuk kepada Go Hye Mi. Hal yang menurut saya sangat relevan dengan kita di masa sekarang. Di mana penyakit bernama Life Quarter Crisis terjadi. Mengapa saya katakan sangat relevan?

Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. pernah mengatakannya dalam salah satu video YouTubenya yang berjudul “Tahu Engga Healing itu Dibutuhkan Siapa?” bahwa Life Quarter Crisis merupakan overthinking yang terjadi pada anak-anak muda.

Di masa kini, anak-anak muda banyak yang cemas karena menyaksikan teman-temannya di umur 25 tahun sudah menikah, sudah punya anak, sudah punya rumah. Ditambah lagi dengan  masifnya sosial media yang banyak meng-endorse pencapaian-pencapaian crazy rich yang luar biasa membuat orang lain ngiler melihatnya. Maka dari itu, tak heran banyak dari kita sebagai anak-anak muda yang ‘kebelet’ sukses dini.

Mungkin ungkapan ini juga mirip-mirip dengan pepatah Jawa yang mengatakan, “alon-alon asal kelakon” yang artinya perlahan tapi pasti.

 

Peluang Menang 0,001% Bukan Berarti Mustahil

Poin terakhir ini bisa dibilang cukup sering disinggung dalam banyak kesempatan. Misalnya apa yang dikatakan oleh Kang Oh Hyuk pada Hyun Si Hyuk, kemudian apa yang dikatakan Song Sam Dong pada Go Hye Mi.

Lalu ada pula scene seleksi bakat yang mematok persyaratan tinggi bahkan nyaris mustahil ada siswa dengan kualifikasi semacam itu. Meski begitu, enam karakter dalam serial Dream High masih tetap kekeh untuk mendaftar walau kulaifikasi mereka tidak sesuai dengan apa yang dipersyaratkan.

Intinya, serial tersebut ingin menyampaikan bahwa meski peluang menangnya hanya 0,0001% bukan berarti hal itu mustahil untuk dicapai. Selama kita tidak pernah menyerah untuk mencapainya, maka peluang menangnya akan selalu ada.

Di dunia nyata, pada kenyataannya memang banyak dari kita yang menyerah karena dibatasi oleh keadaan. Namun, di tengah orang-orang yang menyerah itu, selalu ada saja mereka yang melampaui keterbatasan mereka dan menjadi yang terbaik. Sebagaimana pepatah mengatakan, “pelaut yang ulung tidak lahir dari ombak yang tenang.”

Itulah tiga hal yang saya temukan dalam serial K-Drama ‘Dream High” yang menurut saya penting untuk diketahui dan diperhatikan. Film seringkali bukan saja memberikan kita hiburan, tapi juga makna dan sudut pandang baru. Tiga poin yang saya sampaikan adalah beberapa cuil di antaranya.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here