Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal
Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal

Malang, 26 September 2024 – Festival Sastra Kota Malang kembali hadir dengan tema yang menarik dan berbeda, yaitu Jelajah Cita Rasa. Acara yang digelar mulai 26 hingga 29 September di Citrasena Coffee Malang ini menggabungkan elemen sastra dengan dunia gastronomi, memberikan sudut pandang baru dalam memaknai makanan dan budaya lokal.

Salah satu acara yang cukup mencuri perhatian adalah Aneka Rasa Zine, sebuah sesi yang membahas tentang zine (majalah indie) yang berfokus pada gastronomi di wilayah Malang. Zine gastronomi ini hadir dengan keberagaman yang menggambarkan kekayaan kuliner lokal. Acara ini dipandu oleh Mas Danny, pendiri Kelompok Puisi Kata Pengantar (KPKP). Dalam sambutannya, Danny menyatakan, “Malang ini kaya dengan makanan dan budaya, tapi baru kali ini ada festival sastra yang mengangkat tema gastronomi. Ini langkah yang berbeda dan berani.”

Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal
Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal

Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber yang sudah lama berkecimpung di dunia zine: Samack, Hilman, dan Dingklik Pedas. Mereka berbagi cerita menarik tentang perjalanan mereka dalam menekuni dunia zine dan bagaimana mereka memutuskan untuk mendokumentasikan kuliner lokal yang jarang terekspos.

Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal
Festival Sastra Kota Malang 2024: Jelajah Cita Rasa, Mengangkat Zine dan Kuliner Lokal

Dingklik Pedas, salah satu narasumber, menjelaskan bahwa ide untuk mendokumentasikan kuliner lokal melalui zine muncul dari keresahan bahwa banyak makanan khas daerah yang tidak mendapat sorotan. “Jarang menemukan makanan yang benar-benar gresik banget. Kami mulai dengan mendokumentasikan lontong bubur roomo sebagai prototype pertama,” katanya. Mereka mengumpulkan data, foto, dan cerita untuk kemudian dituangkan dalam format zine.

Samack, salah satu narasumber lainnya, menceritakan bahwa di era 90-an banyak komunitas yang membuat zine sebagai bentuk media alternatif. “Saat itu, informasi sangat terbatas, tidak seperti sekarang. Zine menjadi cara simpel untuk menyebarkan informasi. Dulu, zine banyak berfokus pada musik, tapi sekarang sudah merambah banyak hal, termasuk kuliner,” ungkapnya.

Hilman menambahkan bahwa zine di Malang memiliki sejarah yang panjang. “Sejak pertama kali dikenalkan oleh teman pada tahun 2010, saya tertarik karena zine memungkinkan kita membuat media sendiri. Zine bisa merekam narasi-narasi yang tidak ditemukan di media konvensional,” jelas Hilman. Menurutnya, zine juga sangat hiperlokal dengan bahasa dan konten yang sangat spesifik, menghadirkan informasi yang seringkali tidak terlihat di permukaan.

Selain soal rasa, diskusi ini juga menyoroti isu-isu lain dalam dunia kuliner. Salah satu peserta, Habib, menegaskan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa dan bentuk, tetapi lebih dari itu. “Ada banyak hal yang bisa kita gali dari makanan. Narasi-narasi unik yang disajikan lewat zine bisa menjadi hal keren dan inspiratif jika dikumpulkan,” ujarnya.

Dewi R. Maulidah, selaku manajer acara Festival Sastra Kota Malang, juga menyampaikan alasan di balik pemilihan tema gastronomi. “Gastronomi tidak hanya soal makanan yang kita konsumsi, tapi juga pemahaman tentang asal-usulnya. Dari alam, untuk kita konsumsi, dan prosesnya jauh lebih kompleks. Kita perlu memahami dari hulu hingga hilirnya,” jelas Dewi.

Festival Sastra Kota Malang 2024 dengan tema Jelajah Cita Rasa ini sukses mempertemukan sastra, kuliner, dan zine dalam satu rangkaian acara yang segar dan menarik. Bagi kamu yang suka sastra dan kuliner, festival ini menawarkan perspektif baru dalam memandang kedua dunia tersebut.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here