Kelas filsafat pada hari Sabtu 9 November 2024 bertempat di Zoom setiap hari sabtu sukses diselenggarakan di mana tema pada kelas filsafat pada bulan November yang membahas tentang “Geophilosopy” yang dimoderatori oleh R.H Authonul Muther dengan pemateri Bapak Rangga Mahaswa. Pada hari Sabtu tanggal 9 November membahas tema tentang Geophilosopy yang memilki hubungan antara filsafat dan geografi dimana pada materi ini membahas suatu geo filsafat yang mempunyai konsep spasial.
Geophilosopy merupakan menempatkan dimensi ruang, spasial, waktu, geografis, batas wilayah dan tertorial dalam memahami proses pemindahan atau konsep-konsep filosofis dari konteks asalnya dan pembentukan ulang dalam konteks baru.
Narasumber Rangga Mahaswa selaku pemateri mengungkapkan bahwasannya “nenek moyang meraka juga berpindah ketempat satu ketempat yang lain dapatkan pengetahuan kemudian itu implementasikan di wilayahnya juga berpindah ide ini jeefloper sebenarnya ada terhadap gagasan bahwa pengetahuan itu nomatik dan berpindah-pindah artinya ide terhadap jeefloper ini sangat kuat di dalam kajian filsafat. Disisi lain juga filsafat geophilosopy mengajarkan kita atletik de speech”.
Dalam suatu pandangan Antropologi Budaya bahwa orang-orang di Indonesia dalam memproses perkembangan budaya dan agama mengingatkan ada sebuah unsur secretisme tetapi juga memiliki pengaruh mobilsasi suatu pengetahuan itu sendiri. Sehingga setiap pengetahuan lokal itu atau biasa disebut lokal wisdom, berbudaya dalam sejarah nenek moyang sudah melakukan interaksi tapi juga perlu berkecimpung untuk bermobilasasi. Juga bisa mempertanyakan kembali bermobilisasi. Filsafat tidak hanya sekadar perlu map kosong karena lebih dazeble tapi bagi Jo Filsofi bahwa ketika berfilsafat basic tertentu yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu wilayah yang memaparkan filsafat.
Filsafat Hirari Memiliki Sifat Yang Tetap dan Kuat
Kalau kita membaca kembali Jous Pa sofi termasuk ketika Michael Fomo mempertanyakan soal whispingcivis dipertanyakan ulang. Orang Yunani kuno dari arti itu mereka tidak asal berfilsafat diwilayahnya sehingga mereka harus pergi ketempat belajar kebudayaan yang lain kemudian dia balik dan kemudian mereka diskusikan kemudian munculah suatu konsep chesan art tapi bagusnya Yunani panutan dalam angka dari semua pengetahuan filsafat. Sehingga problem filsafat kemudian menjadi rofis berkonsesit dan menchallenge kembali itu menjadi Je Pilosofi tidak akan menchallenge para filosofor mungkin juga para filsofor juga masa bodoh dengan sejarah-sejarahnya. tapi ini akan menchallenge pakar sejarah Pakis jadi sejarah filsafat dan filosofer kalau dalam konteks perguruan tinggi di luar negeri dipisahkan, sejarah berfilsafat dengan belajar lewat situs mauk sama seperti halnya misterian sains pasti akan berbeda kalau ambil jurusan filosof sains tapi sebutulnya keduanya berbeda. Tapi menjadi masukan atau ciri khas filosofi”, ujaranya seperti di ungkapkan oleh bapak pemateri Bapak Rangga Mahaswa.
Filsafat Sebagai Bentuk Agrarisasi
Melalui cara berpikir bisa menjadi tujuan ada nya bentuk materialnya pikiran itu bukan secara hal yang tidak ada karena kalau betul-betul tidak ada di materailisasikan J Filosofi membuka pada hanya bentuk pemikiran. Model pemikiran tidak hanya sekedar pemikiran yang abstrak, filosofis berat tetapi pemikiran yang sederhana in fixs mempunyai potensi untuk menjadi filsafat baru atau bahkan menjadi sebuah “Sains.” Baru. Di era David Chi menciptakan inovasi agar manusia bisa terbang beberapa remost sehingga percaya manusia itu bisa terbang dimana tinggal memahami bagaimana alam bisa berkeja. Apa yang dilakukan oleh Diot dalam hal ini memilki konteks keterbatasan manusia makhluk zaman nya. tapi inovasi saat ini yang menjadikan manusia bisa terbang menggunakan pesawat terbang. Tidak hanya itu pemikiran De Lous menarik karena pada akhirnya saat belajar tidak bisa lepas dari pandangan dari touls.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sering kali bersifat nomadik, berpindah-pindah, mengikuti jejak nenek moyang yang kerap berpindah tempat. Pemindahan ini membawa gagasan yang diimplementasikan di wilayah baru, sehingga ide tersebut terus berkembang. Selain itu, menurut filsafat Geophilosophy juga mengajarkan pemahaman lintas batas ruang.
Antropologi Budaya juga menyoroti adanya unsur sinkretisme dalam perkembangan budaya dan agama di Indonesia, di mana pengetahuan lokal atau “local wisdom” berkembang melalui interaksi dan mobilisasi pengetahuan. Dalam pandangan Jo Filsafat, berfilsafat tidak sekadar mengisi peta kosong, melainkan dipengaruhi oleh dimensi ruang dan waktu.
Menariknya, dalam filsafat Geophilosophy mencerminkan filsafat sebagai bentuk materialisasi pikiran, di mana ide-ide besar dapat menghasilkan ilmu baru, bahkan sains. Dengan mengacu pada pemikiran Deleuze, filsafat berkembang melalui instrumen dan pemikiran konkret, mendorong manusia untuk memahami alam dan batas-batas kemampuan mereka dalam inovasi.