Sabtu, 14 September 2024 – Kelas Filsafat Akademi Lektura yang diadakan di Togamas Dieng setiap hari sabtu sukses dilaksanakan. Di mana tema pada kelas filsafat pada pekan kedua membahas tentang “Pemantapan Logika, Metafisika, Epistomologi” yang dimoderatori langsung oleh pemateri R.H Authonul Muther. Pada kesempatan tersebut tema di bagi menjadi subab atau beberapa point diantaranya membahas materi tentang logika, putusan dan proposisi, metafisika, epistemologi. Pada tema membahas hal yang sesuai realita yang ada di dunia dimana terkadang banyak permasalahan yang di mulai kesalahan logika berpikir dan metafisika mengapa metamatika juga fisika saling berkaitan di dalam kehidupan sehari-hari ditambah epistomologi dimana membahas hal yang berhubungan dengan pengetahuan sesuai fenomena yang terjadi dengan menghubungkan suatu keyakinan yang terjadi di kehidupan sehari- sehari secara masuk akal atau terjustifikasi.
Memang di kehidupan sehari-hari banyak sekali fenomena yang terjadi sesuai kenyataan dan oleh sebab di dalam kehidupan tidak terlepas dari namanya filsafat. filsafat juga hadir untuk membahas dan mengkaji suatu fenomena terjadi di masyarakat yang dimana sesuai dengan pandangan filsuf sesuai dengan permasalahan yang sedang terjadi. Satu hal yang menarik perhatian dan sering kali banyak terjadi kehidupan masyarakat yaitu kesalahan logika berpikir atau dalam bahasa latin di sebut logika fallacy, di dalam logika fallacy di bagi menjadi tiga subab di antaranya ada fenomena sesat pikir, kekeliruan relevansi, ambiguitas argumen. Pada kali ini akan membahas dan menekankan pada logika fallacy.
Untuk kesempatan kali kita ini akan membahas tentang yang pertama yaitu fenomena sesat pikir, sebenarnya apa itu fenomena sesat pikir?, Dikutip dari buku Dasar-dasar Logika (2006) oleh Asnanto Surajiyo, penyebab fenomena kesesatan berpikir sendiri merupakan pemaksaan adanya prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya atau yang saling berkaitan. Seseorang akan cenderung melemahkan argumen dengan mendistorsi, menarik kesimpulan yang salah, serta menyalahgunakan bukti atau bahasa. Hal yang sama yang dikutip dari situs Effectiviology, pengertian kesesatan berpikir (logical fallacy) adalah pola penalaran yang salah, atau kekeliruan dalam pemikiran logis. Sehingga argumen yang disampaikan menjadi tidak valid dan tak relevan. Sederhananya, seseorang justru mengalihkan pembicaraan dengan hal-hal tersebut untuk mengalahkan argumen orang lain.
Jika tadi di atas membahas pengertian apa itu fenomena sesat pikir nah untuk yang sekarang kita membahas dan menekankan apa saja sih jenis-jenis sesat pikir dan contohnya yang sering dialami pada kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh-contoh dari fenomena sesat pikir.
Strawman
Strawman merupakan jenis sesat pikir di mana seseorang menyederhanakan atau mengubah argumen lawan bicara sehingga menjadi lebih mudah untuk diserang. Contohnya, jika seseorang beradebat bahwa kita perlu mengurangi konsumsi daging untuk kesehatan, pihak dari lawan bicara mungkin akan merespons dengan mengatakan bahwa orang tersebut ingin semua orang menjadi vegetarian, padahal itu bukan argumen yang ditekankan.
Circular Argument
Circular argument terjadi ketika seorang yang memiliki argumen cendurung berputar-putar tanpa memberikan bukti yang cukup. Argumen ini mengulang kembali dirinya sendiri sebagai bukti. Misalnya, “Mulyono selalu benar karena saya tidak pernah salah”.
Ad Hominem
Ad hominem adalah serangan terhadap karakter atau sifat pribadi lawan bicara alih-alih membahas argumen yang disampaikan. Contohnya,saja debat politik, Si A tidak membahas terkait point nya apa yang sedang di bahas malah menyerang kehidupan pribadi lawan politiknya daripada membahas kebijakan yang diusulkan.
False Dilemma
False dilemma adalah jenis sesat pikir di mana situasi diatur seolah-olah hanya ada dua pilihan, padahal sebenarnya ada lebih banyak pilihan yang tersedia. Contohnya, “Si A menenkankan untuk harus mendukung kebijakan ini atau tidak Si A memberikan argumen dengan berkata sama saja tidak peduli dengan negara ini”.
Appeal to Popularity
Appeal to popularity terjadi ketika seseorang menganggap suatu argumen benar karena banyak orang yang mempercayainya. Misalnya, “Banyak orang percaya bahwa bumi datar, jadi pasti ada benarnya”.
Gambler’s Fallacy
Gambler’s fallacy adalah kesalahan dalam mempercayai bahwa hasil dari suatu peristiwa acak akan mempengaruhi hasil dari peristiwa acak berikutnya. Contohnya, “Si A sudah kalah dalam lima kali taruhan, akan tetapi si A tetap yakin akan menang di taruhan berikutnya”.
Sesat pikir merupakan sebuah fenomena yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan berargumen. Dengan memahami jenis-jenis sesat pikir dan cara menghindarinya, kita dapat meningkatkan kualitas argumen dan penalaran kita, serta mengurangi risiko salah paham dan penyebaran informasi yang tidak benar. Kesadaran kolektif merupakan salah satu pentingnya logika yang benar sangat diperlukan, terutama dalam situasi yang membahas argumen dalam konteks politik, untuk memastikan bahwa argumen yang disampaikan menggunakan sumber yang valid dan buktinya dapat dipertanggungjawabakan.