Kumpulan Puisi Vania Angie
Kumpulan Puisi Vania Angie

Aku Tersusun Atas

Aku tersusun atas stanza yang berima,
Dahulu prosaku gemilang, lantas menjadi gelap
Karena gemintang dunianya jatuh dan menghilang.

Aku tersusun juga atas semangat untuk bangkit,
Karena kamu telah pergi,
Aku menanam, merawat, dan mencintai
Tanganku yang bergelang bintang.

Aku akan terus hidup dari cahayanya yang hujan lebat,
Dari hujan itu, akan terbendung laut,
Di dalamnya, aku akan puas bernafas, dan
Di bawah ombaknya yang tsunami,
Aku akan girang menari-nari.

Terang bintang, hujan lebat, dan kematianmu,
Memberikan nyawa baru bagiku.

Vania Angie

Metafora

(i) Aku tersisa di antara gurun salju,
Setelah gempa bumi hebat
Melanda tempurung ini.

(ii) Pemandangan indah, yang
Jarang kulihat di mana-mana,
Perlahan menjadi hal biasa.

Singa menjadi hewan yang bersahabat,
Pertama, ia berteman dengan rusa,
Setelah rusa hilang, ia berteman dengan kelinci,
Begitu pun seterusnya, semua hewan hutan mengenal ia.

(iii) Kamu kupu-kupu,
Aku embun pagi,
Dunia ini adalah sekeping daun.

Aku tergelincir di antara jemari, tapi
Untung saja ada obat, bayonet,
Rasa sakit jatuh menjadi tak terasa.

(ii) Sekarang tengah hari, begitu terik dan panas matahari,
Semua dingin rehat dari fotosintesis, dan
Hutan ini nampak kosong, di mana semua penghuni?
Oh, itu dia! Singa yang jinak, ramah, dan … sangat tambun.

Vania Angie

Bualan Sial, Bual Sialan

“Kelak, ketika kamu telah dewasa,
kamu bebas melakukan atau pergi kemanapun.”

Bualan sial.
Bual sialan. 

Nyatanya, aku selalu dicegat mosaik tak kasatmata,
Jemari pelari kakiku dirantai, dan
Keinginan-keinginanku dikurung jeruji besi.

Tempat-tempat yang boleh ‘tuk kukunjungi,
Hanyalah kursi, kedai farmasi,
Bukit yang tinggi, atau peti mati.

Hal-hal yang boleh ‘tuk kulakukan,
Hanyalah menggantung, menelan,
Melompat, atau berbaring. 

Pikiran penurut …
Atau justru … pengecut?

Vania Angie

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here