Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat ledakan teknologi AI di berbagai industri, termasuk desain. Banyak yang menganggap AI sebagai alat revolusioner yang mempercepat proses kreatif, tetapi apakah AI benar-benar bisa menggantikan desainer manusia? Jawabannya adalah tidak. Meskipun AI menawarkan efisiensi dan kecanggihan, kreativitas, empati, dan pemahaman manusia tetap menjadi kunci utama dalam menciptakan desain yang bernilai.
AI: Alat untuk Mempercepat dan Memperkaya Proses Desain
AI dalam desain tidak lebih dari alat yang membantu mempercepat dan memperkaya proses kreatif. Misalnya, AI bisa membantu desainer dalam brainstorming, menghasilkan beberapa alternatif visual, atau bahkan membantu proses teknis seperti pengeditan gambar dan animasi. Namun, AI hanya bisa memberikan output berdasarkan data dan algoritma. Problem solving dan pemahaman konteks sosial serta budaya klien tetap berada di tangan manusia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Peter Ardhianto, SSn, MSn, PhD, dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Soegijapranata Catholic University (SCU), AI sangat membantu dalam mengolah data dan menghasilkan visualisasi. Namun, esensi dari desain itu sendiri—nilai, keindahan, dan empati terhadap pengguna—masih sangat bergantung pada desainer. “AI bisa mempercepat proses, tapi esensi desain selalu ada di tangan kreator manusia,” ujar Peter. Dengan kata lain, desainer tetap menjadi pencipta nilai dalam setiap karya.
Bagaimana AI Membantu Desainer?
AI mungkin terlihat seperti sebuah ancaman bagi beberapa desainer yang khawatir bahwa kreativitas mereka akan digantikan oleh mesin. Namun, jika digunakan dengan bijak, AI sebenarnya adalah teman baik bagi desainer. Dengan AI, tugas-tugas teknis yang berulang seperti mengedit warna, mengubah ukuran gambar, atau mengoptimalkan desain dapat diserahkan kepada mesin, sementara desainer dapat lebih fokus pada aspek kreatif dan konseptual.
Contoh nyata penggunaan AI dalam desain adalah generative design, di mana AI membantu desainer untuk membuat solusi desain berdasarkan batasan tertentu yang telah ditentukan. Dalam hal ini, desainer menetapkan parameter seperti ukuran, bahan, atau fungsi, kemudian AI menghasilkan beberapa alternatif desain. Namun, keputusan akhir selalu ada pada desainer manusia yang menilai mana yang terbaik.
Tantangan: Menjaga Orisinalitas dan Integritas di Era AI
Salah satu kekhawatiran terbesar yang sering muncul di kalangan desainer adalah apakah AI dapat mengurangi orisinalitas sebuah karya. Dengan AI yang dapat mengotomatisasi beberapa aspek desain, apakah karya tersebut masih bisa disebut sebagai kreasi unik? Menurut Peter, orisinalitas dan integritas desainer justru menjadi lebih penting di era AI. Kreativitas manusia yang unik dalam menyelesaikan masalah, memahami audiens, dan menciptakan hubungan emosional melalui desain tidak bisa direplikasi oleh AI.
“Ada beberapa hal yang AI tidak bisa lakukan,” tambah Peter. “Misalnya, memahami kebutuhan stakeholder, melihat konteks desain dalam kehidupan nyata, serta menciptakan solusi yang benar-benar sesuai dengan nilai manusia dan lingkungan.”
Kolaborasi AI dan Desainer: Kunci Masa Depan Desain
AI menawarkan efisiensi, sementara desainer manusia membawa nilai, empati, dan orisinalitas. Dengan menggabungkan keduanya, industri desain bisa mencapai keseimbangan yang sempurna. Desainer yang mampu memanfaatkan AI sebagai alat bantu tanpa mengorbankan sentuhan manusiawi akan menciptakan karya yang lebih baik dan relevan.
Seiring berkembangnya teknologi, tantangan berikutnya bagi desainer adalah bagaimana memanfaatkan AI tanpa kehilangan esensi kreativitas mereka. Desainer masa depan perlu terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi ini. Memahami AI dan bagaimana cara bekerjanya bukan berarti menyerah pada mesin, tetapi justru menegaskan peran desainer sebagai kreator yang memanfaatkan teknologi untuk hasil terbaik.
AI Membantu, Tapi Kreativitas Tetap Milik Manusia
Pada akhirnya, AI memang dapat membuat proses desain lebih efisien dan cepat, tetapi itu tidak menggantikan kreativitas manusia. AI adalah alat yang kuat, tetapi ia hanya sebaik orang yang menggunakannya. Sentuhan manusia tetap menjadi kunci dalam menciptakan karya yang memiliki nilai dan makna mendalam. Kreativitas, empati, dan intuisi adalah kualitas yang tidak bisa diprogram oleh mesin, dan itulah mengapa peran desainer tetap sangat penting di era AI ini.
Bagi para desainer, masa depan yang cerah adalah masa depan yang memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti. Seperti yang dikatakan Peter, “Desainer adalah pencipta nilai. Dan nilai tersebut berasal dari kombinasi unik antara kreativitas manusia dan teknologi yang terus berkembang.”
Jadi, jangan khawatir! AI hanya membantu mempercepat pekerjaanmu, sementara esensi dari desain yang otentik dan penuh kreativitas tetap berada di tanganmu sebagai desainer.
Sumber:
- https://metamorphosys.co.id/bagaimana-nasib-desainer-grafis-di-masa-depan-melawan-ai/
- https://kumparan.com/hilwanul-muttaqin/ai-dalam-dunia-desain-grafis-keuntungan-atau-tantangan-bagi-profesional-kreatif-21WLLKE4epM/full
- https://id.adcreative.ai/post/how-ai-is-revolutionizing-the-creative-design-process
- https://machung.ac.id/artikel-prodi-dkv/ai-dan-masa-depan-desain-perubahan-paradigma-yang-menyeluruh/
- https://www.unika.ac.id/event/keterlibatan-dosen-scu-menulis-buku-dkv-ai-yang-diluncurkan-kemenparekraf-ri/
tulisan bagus dan bermanfaat
[…] Lengkung dan Lengking Peking Festival Musik dalam Kacamata Synchronize Fest 2024 Mengapa AI Tidak Akan Menggantikan Kreativitas Desainer? Mempercepat, Bukan Mengambil Alih Perwakilan […]