Bagi kamu pecinta film bergenre sejarah, belum lengkap rasanya jika melewatkan film Spencer yang dirilis pada tanggal 5 November 2021 silam. Film yang dibintangi oleh Kristen Stewart ini mengisahkan kehidupan Wales Kerajaan Inggris, Diana Spencer atau lebih dikenal sebagai Lady Diana.
Film Spencer telah tayang perdana dalam Kompetisi Festival Film Venesia bertepatan dengan 25 tahun kematian Putri Diana. Film berdurasi 1 jam 51 menit ini merupakan garapan dari produser Pablo Larrain. Sementara itu, penulis naskahnya sendiri adalah Steven Knight yang juga merupakan penulis naskah dari film Eastern Promises dan Hummingbird.
Film Spencer dalam IMDb memperoleh rating 6.7 dari 10 melalui 977 pengguna. Berbagai ulasan positif diberikan oleh para pengguna. Sementara itu, dari laman rottentomatoes.com, Spencer mendapat skor 92% dengan 60 review dari pengguna.
Spencer diangkat dari kisah nyata Putri Diana, di masa-masa terakhirnya sebelum berpisah dengan Pangeran Charles. Pada Desember 1991, Putri Diana menghabiskan liburan Natal bersama keluarga kerajaan di perkebunan Sandringham Estate di Norfolk. Pada liburan tersebut, ia memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan suaminya di tengah isu perselingkuhan yang tersebar antara Pangeran Charles dan Camilla Parker Bowles.
Staf keluarga kerajaan sudah menyiapkan semua hal supaya acara di malam sebelum hari Natal itu berlangsung dengan lancar di bawah pimpinan Major Alistair Gregory.
Namun dalam acara sakral itu Diana tidak bergegas menuju ke Sandringham, melainkan berkendara terlebih dahulu di sekitar Norfolk untuk mengenang masa kecilnya di sana. Selain itu dia menghindar untuk datang ke Sandringham sebelum bertemu dengan chef keluarga kerajaan, Darren McGrady.
Diana melihat sebuah rumah besar yang lokasinya tidak jauh dari Sandringham. Dia menyadari bahwa rumah yang dinamai Park House itu merupakan tempatnya dibesarkan, tetapi sayangnya kini sudah terbengkalai. Setelah berhenti di dekat rumah itu, Diana kembali menggunakan jaketnya dan bergegas datang ke Sandringham.
Di Sandringham, William dan Harry yang merupakan dua putra Diana dan Charles bersemangat untuk bertemu ibunya. Diana dengan sengaja membatasi diri dengan keluarga kerajaan yang sebagian besar mengacuhkan keberadaannya.
Satu-satunya orang yang berada di pihak Diana selain kedua putranya adalah penata busana kerajaan, Maggie. Maggie yang menyemangatinya untuk mencoba sekali saja melawan aturan kaku kerajaan dan mencoba memenuhi ekspektasi publik terhadapnya.
Secara kebetulan Diana menemukan buku yang di dalamnya menceritakan hidup Anne Boleyn. Anne merupakan istri kedua King Henry VIII yang tewas karena dihukum pancung setelah dituduh melakukan perselingkuhan. Pada saat acara makan malam, Diana seperti melihat sosok Anne. Sejak saat itu Diana mulai merasa dihantui oleh sosok Anne.
Pada suatu kesempatan, Diana mencoba mengutarakan ketidaksetujuannya kepada Charles ketika William dan Harry akan mengikuti acara menembak burung keesokan hari. Charles meminta Diana untuk memisahkan sosoknya yang sebenarnya dan sosok yang dilihat oleh publik. Charles beranggapan bahwa Diana telah bersikap melewati batas.
Charles menemui Maggie dan mengutusnya untuk kembali ke London. Dia juga menyebarkan isu bahwa Maggie lah yang menyimpan buku Anne Boleyn di kamar Diana. Bukan itu saja, Charles juga mengeluhkan kesehatan mental Diana.
Diana meminta keterangan McGrady untuk memastikan Maggie menyimpan buku Anne di kamarnya, tetapi McGrady membantah kabar tersebut. Sedangkan di sisi lain Major Gregory mencoba mendorong Diana untuk mengatasi tekanan hidup di keluarga kerajaan. Gregory menambahkan bahwa British Army berjuang habis-habisan untuk membela kerajaan bahkan sampai banyak yang mengorbankan nyawanya.
Diana mengatakan bahwa dia tidak meminta siapa pun mati membelanya. Dia kemudian membayangkan mengiris tangannya dengan pisau yang diberikan McGrady. Merasa frustrasi, Diana tidak menghadiri acara makan malam pada malam natal dan memilih untuk pergi ke Park House. Di sana, pikiran Diana tentang menyayat tangannya masih menghantui.
Di waktu yang bersamaan, kenangan masa kecilnya ketika tinggal di Park House pun mulai muncul. Bisakah Diana melawan kesedihannya dan bertahan dalam menghadapi tekanan dari segala arah?