Mengenal Tentang Suasastra Grafis Bernomor Dalam Kajian Budaya bersama Bapak Seno Gumira Aji Darma
Mengenal Tentang Suasastra Grafis Bernomor Dalam Kajian Budaya bersama Bapak Seno Gumira Aji Darma

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya sukses menyelenggarakan bertajuk “Kajian Budaya Togelismus Urbaningrum”  dengan narusumber bapak Dr. Seno Gumira Ajidarma, M.Hum.

Dalam acara ini bertempat di Hall lantai 7 Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Univeristas Brawijaya. Acara di buka oleh moderator oleh Bapak Fatoni Rohman dan juga pembacaan  profile pribadi Dr. Seno Gumira Aji Darma. Beliau sendiri dikenal dengan beberapa karya Seno yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris di antaranya cerpen “Saksi Mata” diterjemahkan oleh Jan Lingard dengan judul “Eye Witness” dan Negeri Kabut” diterjemahkan oleh Tim Kortschak dengan judul “The Land of Mists“.

Pada acara ini bapak Seno memperkenalkan apa itu tentang “Togelismus Urbaningrum” dalam hal ini beliau memperkenalkan suastara grafis bernomor dimana dikenalkan sebuah kartun dalam sebuah pos kota merupakan masih menjadi pengantar koran populer di Jakarta dan dimana pada masa itu koran tersebut menjadi aspirasi kepada masyarakat.

Susastra Grafis Bernomor  memiliki kaitan tentang keberlangsungan budaya dalam ramalan togel atawa pelacakan nomor lewat kode buntut, mekanisme pelacakannya tentu jauh dari metode Freud yang kemudian menemukan sistem tak sadar pada penyelidikan mimpi. Namun hal ini Bapak Seno menjelaskan bahwa ada klasifikasi kode-kode buntut dalam susastra grafis bernomor. hal itu itu terbaca sebagai kode-kode budaya, yang tidak perlu mengungkap nomor togel manapun, selain prosesnya sebagai keberlangsungan budaya sebagai peristiwa yang relevan dan kontekstual untuk diperiksa dengan pendekatan bernalar.

 Hubungan Kode Buntut Dengan Togelismus Urbaningrum

“Jadi perlu di ingat jika kamu perlu yang ini maka nya kamu ngerti itu sebetulnya ada suatu shift, takut ini karena sesuatu tapi semua itu tidak ada rumusnya. Jika kita pahami dengan mengacak mimpi kemudian ditingkatkan dengan suatu gambar putus-putus mengapa harus seperti itu saya memiliki spekulasi gambar-gambar tentang togel merupakan adanya unsur budaya, karena dengan gambar itu dan kalimat-kalimat itu merupakan satu gerak menuju pelalangan bangkai tur atau satu dua berdasarkan gambar dan teks yang ada di mitos ini. Bahkan kita saat meniliti tentang kebudayaan kode budaya memiliki ideologinya diantaranya gambar tentang sawah dan juga gambar-gambar tentang sapi semua itu ada dalam kode-kode tentang buntung”, ujarnya di ungkapkan oleh bapak Seno Gumira Ajidarma.

Tidak hanya itu beliau juga menjelaskan prakebudayan dalam manifest dalam prantaran bentuk togel. Bentuk dalam perantara dalam bentuk togel melalui kebiasaan  untuk menilisik dimana ada wujud yang diterapkan. Dalam materi juga  antara pra kebudayaan yang berproses dalam pilatex manifest dan berbudaya bertuntunt sendiri memilki makna berbudaya dalam mimpi juga maupun perjuangan.

Setelah sesi materi di lanjutkan untuk sesi tanya jawab sekaligus sesi terkahir dalam acara dimana ada pertanyaan menarik dimana salah satu para peserta menanyakan dan menjawab menarik tentang “Apakah kode budaya menjadi id karena yang kita tahu ssid  yang menjadi bagian dari masyarakat kalau saya melihat film zaman kecil ada steven sekebergh disana ada ada spot yang mengkisahkan prediksi-prediksi slot bisa menjadi suatu hubungan yang blend yang kedua pak Seno mengajar untuk mendalami karakter anak-anak generasi x dan gen-Z apakah ada perubahan dalam perubahan hari ini di Indonesia di dalam mimpi mereka ada cara mereka untuk katakanalah seperti togel jika sekarang katakanlah judi slot yang sekarang, apakah ada perbedaan mimpi nya dan konsep mimpinya yang selama ini dijual bersama secara fenomena sosial mungkin itu dari saya “

“Dalam konteks hukum saya kira ide itu akan menjadi rebutan mempunyai spek komersial DI itu adalah paling cepat, itu dalam intelektualnya bagaimana saya tidak tahu terlalu gratis bahkan saja jualan saja mudah sat set itu. Wujudnya itukan komoditas ini lakukan sebagai ecogreen yang bisa dijual tapi itu banyak tidak fair dalam saat kegiatan berlangsung jadi saya tahu misalnya ada komeng-komeng dalam judul itukan di beli semua total propetinya tapi tidak diproduksi tapi tidak dijual tidak diapa-apain cuma disimpan saja dengan perjanjian tidak jelas berapa  harga pur nya apa 10 juta apa kek saya kira ada di dalam komoditas itu. Kedua saya kenal pemuda mahasiswa saya atau cucu saya, saya itukan simbol-simbolnya berurutan kalau berarti dari dulu simbol-simbol keningkratan di ganti dengan simbol-simbol kesujaknaan itu agak berubah sekarang tidak apa-apa kesujaknaan asal ada karya tapi tetap ada simbolnya tapi saya kira ada ada timnya juga ada tidak apa-apa gak ada karya asal kreatif tapi itu masih dalam 3 C tapi masih saja yang berkuasa menentukan kamu kreatif atau tidak”, Ujarnya ujarnya di ungkapkan oleh bapak Seno Gumira Ajidarma saat pertanyaan terkahir ujarnya di ungkapkan oleh bapak Seno Gumira Ajidarma.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here