Bagian paling berkesan bagi Tory Andromeda dalam album ‘THIRTY’ ini adalah, di usia yang sudah menapaki kepala tiga Tory berhasil mewujudkan mimpinya: merilis kumpulan lagu ciptaan sendiri ke dalam bentuk cakram padat. Tentu saja ini menjadi kado istimewa dari Sang Maha.
Setiap orang selalu punya cara masing-masing dalam merayakan hari kelahirannya. Khususnya saat pergantian ‘kepala’, misalnya di 20, 30 dan seterusnya. Karena bagi sebagian orang, pergantian ‘kepala’ dalam usia begitu penting.
Bagi saya, ada tiga cara dalam memperingati hari kelahiran. Dengan perayaan, perenungan dan gabungan keduanya. Nah, tulisan ini akan berbicara mengenai Tory Andromeda, seorang solois asal Madiun yang memperingati hari kelahirannya yang juga bertepatan dengan usia 30 tahun (pergantian ‘kepala’) dengan perayaan serta perenungan melalui lahirnya album solo perdananya berjudul ‘THIRTY’.
Dalam penuturannya, Tory begitu menggebu-gebu ketika ingin memberi kado untuk dirinya sendiri berupa kelahiran album. Semakin menyala tatkala Tory ingin merilis albumnya dalam perwujudan pesta perayaan. Jadi, selain pesta perayaan atas rilisnya album, juga jadi satu dengan pesta perayaan usianya yang sudah menginjak kepala tiga 2022 silam.
Di sisi lain, judul ‘THIRTY’ diambil Tory sebagai pengingat atau tanda bahwa kini usianya sudah 30 tahun. Juga sebagai perenungan apa saja yang sudah dilakukan dan dilaluinya selama 30 tahun hidup, serta apa yang akan Tory lakukan setelah ini. Perayaan dan perenungan yang bagi saya luar biasa, tidak mudah dan unik karena memberi kado kepada diri sendiri berupa perilisan album. Sejatinya album tersebut berisi kumpulan lagu yang berpotensi menghibur atau justru mewakili orang lain.
Bagian paling berkesan bagi Tory dalam album ‘THIRTY’ ini adalah, di usia yang sudah menapaki kepala tiga Tory berhasil mewujudkan mimpinya: merilis kumpulan lagu ciptaan sendiri ke dalam bentuk cakram padat. Tentu saja ini menjadi kado istimewa dari Sang Maha.
Sebelum berbicara lebih jauh menyoal album ‘THIRTY’, saya ingin mengajak kalian semua untuk berkenalan terlebih dahulu dengan sosok Tory Andromeda. Karena rasanya kurang enak apabila mengulas album ‘THIRTY’ tanpa berkenalan dengan pemiliknya. Tory Andromeda adalah seorang musisi, reporter dan pranatacara kelahiran Madiun, 24 Juli 1992. Kecintaannya pada musik membuat Tory akrab dengan banyak genre. Keakrabannya dengan ragam genre musik didukung juga oeh pengalamannya selama 10 tahun sebagai penyiar di salah satu radio lokal di Madiun yang membuat Tory cukup kenyang menelan banyak musik setiap harinya.
Namun jauh sebelum Tory kenal ragam genre musik melalui radio dan perjalannya sendiri di dunia kreatif, Tory sudah banyak mendengarkan musik sejak dia berusia 3 tahun, pengaruh dari ayah tercintanya. Tory pun dibesarkan dengan mendengar lagu-lagu pop ballads kawakan.
Dalam penuturannya, Tory merasa masih ingat betul bagaimana intro magis Procol Harum ‘A Whiter Shade Of Pale’ membuainya setiap minggu, saat bepergian bersama keluarga di Mobil Datsun tua milik sang ayah. Atau bagaimana ‘Walk Away’ karya Matt Monro, ‘New York New York’ karya Frank Sinatra dan ‘If’ karya Bread seperti menjadi playlist terbaik setiap perjalanan akhir pekannya, yang tanpa sadar sering kali meninabobokkannya hingga tertidur di bangku tengah mobil.
Album ‘The Best Of’ milik The Beatles, Minnie Ripperton, Pussycat, The Hollies, Carpenters, Peter Maffay, Bimbo, Chrisye, Guruh Soekarno Putra dan Utha Likumahuwa (yang semuanya terkesan magis bagi Tory) juga beberapa kali mengiringi perjalanan puluhan kilometer Tory kecil saat liburan ke luar kota.
Lalu ketika di rumah, soundtrack film-film kartun Walt Disney era 90an yang diputar di televisi memberikan pengaruhnya juga kepada Tory. Tanpa sadar, suara-suara ajaib Peabo Bryson, Celine Dion, Vanessa Williams, atau Elton John seolah telah berhasil membuat Tory berfantasi lebih jauh.
Dalam album ‘THIRTY’ sendiri berisikan 12 lagu yang memiliki benang merah genre pop. 12 lagu tersebut antara lain berjudul Sunshine Becomes You, Little Lonely Star, Sweet Moments, Nostalgia, Gloria, Night Shift, When You Kiss Me, Time, Lagu Perjalanan, Terburu, By My Side dan When The Rain Falls. Namun pada beberapa lagu dalam album ‘THIRTY’ juga dibumbui kesan folk di beberapa petikan gitarnya. Dan beberapa lagu justru dibalut dengan unsur jaz yang cukup kental, aroma R&B/Soul, sedikit ‘lo-fi’, lalu secuil sentuhan disko dan Pop Indonesia tahun 80an.
Album ‘THIRTY’ juga merupakan refleksi dari semua hal yang dialami dan didapatkan Tory di kehidupannya. Pun, merupakan sebuah rangkuman pengalaman, serta kurasi ratusan musik favorit yang didengarkan Tory selama 30 tahun hidup. Satu lagu dalam album ‘THIRTY’ yang tidak sepenuhnya berasal dari Tory sendiri, lagu tersebut berjudul ‘Terburu’ yang berkolaborasi dengan saya. ‘Terburu’ berasal dari salah satu puisi saya yang kemudian dilagukan oleh Tory dan menjadi Original Soundtrack (OST) buku pertama saya berjudul ‘Semesta dan Kejutan-Nya‘.
Kembali ke awal tulisan ini, usia 30 tahun kian terasa bagai perenungan panjang nan mendalam bagi Tory karena dirinya harus ditinggal selama-lamanya oleh ayah tercintanya, oleh sosok hebat yang paling awal mengenalkan Tory kepada musik. Yang membuat Tory sampai bisa melahirkan album sendiri. Sedikit pesan dari saya, jangan hanya menjadikan hari kelahiran sebagai perayaan saja, namun juga jadikan perenungan atas berkurangnya usia dan tanyakan kepada diri sendiri : sudah melakukan apa saja sejauh ini?