Mandat
Otak segelintir orang
Berambisi menguasai
Tanah Tumpah Darah Indonesia
Bermanipulasi demi kekuasaan
Bermanuver saling tertumbang
Kejahatan terselubung,
dari lorong-lorong para dewan
Membunuh demokrasi,
dengan cara mengkerdilkan demokrasi
Yang terwakili antek-antek politisi
Atas perintah ketum oligarki
Ambisi brutal menobrak aturan
Moral tak lagi berlogika
Demokrasi dimatikan,
dengan demokratis
Keadilan terbeli
Hukum terkuasai
Buzzer didanai.
Penjajahan terjadi,
dinegeri sendiri
Konspirasi mengangkangi reformasi
Memecah belah,
ke Bhinekaan Tunggal Ika
Narasi terbungkam tirani
Rakyat kecil dibenturkan
dengan aparat
Rakyat dikriminalisasi
demi amannya pangkat dan pejabat
Para elit tertawa terbahak-bahak
Menonton rakyat berteriak
sambil menahan lapar
Sedangkan sang penguasa
berbaring tidur dengan pulas
Bila keberadapan tak lagi beradap
Keadilan tak lagi adil
Nurani yang telah mati
Kekuasaan yang semakin merajalela
Bahwa sesungguhnya,
negri sedang
tidak baik-baik saja
Dan….
Saatnya…
Lawan!
Robohkan gedung-gedung
penuh jumawa!
Datang…
Datanglah Jundallahku
Ibu Persada memanggilmu!
S Sayekti
29 Agustus 2024
Malang
Tak Kan Pernah Mati
Serasa kukepal dunia ini
Ku hentakkan dengan
jemari-jemari ini
Dan kugenggam dunia ini
Dan kulumuri
dengan darah merah ini
Bahwa aku masih hidup
Hidup
tak kan pernah mati.
Kembali tuk menghunusmu
sampai mati.
Wahai
kau
pengkhianat NKRI!
S Sayekti
10 November 2013
Malang
FRONTAL
Ruang kecil ini
semakin penuh
Letupan berarak di antaranya
Ini
Di sini
Aku
Kau di sana pun
Mengulum dalam ruangmu
Membungkus satu semangat
Untuk suatu masa
Pergerakan
akan bergerak
Frontal
S Sayekti
7 Desember 2013
Malang.
Memo: puisi ini dibuat ketika didalam forum bersama MCW, FMPP saat itu. Dan memang benar-benar frontal kala itu banyak relawan terlibat.
Diamku
Kudiam
Diamku murka
Kumasih diam, dengan
sekelumit gejolak di dada
Dengan Diamku
Bumi ini mulai retak
Diamku tak berkata
Sesungguhnya,
semesta telah bergejolak
Diamku sebait kata
Maka dalam hitungan waktu,
bencana datang
Dan saat itu ku hanya diam
S Sayekti
23 Desember 2022
Malang
Malaikat Maut
Semangat pagiku terhempas
Berselimut raksa
Berdiri di antara,
pijak-pijak kaki penyelamat
Satu nyawa melayang
Ketika senja telah datang
Ratusan raga berbaring
Dan bergulat saling melawan
Dari sudut mataku,
kuhanya tertegun diam
Hanya mengamati,
malaikat-malaikat maut,
sedang merajah mereka
S Sayekti
23 Desember 2022
Malang
INTUISI
Berbaring pada senjaku
Letupan api kecil berbuih
Belantara awan dan denyut bumi
Ku bersenggama denganmu senjaku
Diantara baris alunan angin
Ku berjajar diantara rumput ilalang
Mendekap desahan angin spoi
Mengulang setiap tarikan napas panjang
Ku tak bisa berlalu darimu
Namun,
Kutak bisa jauh denganmu
Rasa ini
Raga ini
Napas ini
Bagian darimu ya semesta.
Nirwana yang terlahir bersamaku,
tersemat bersamanya intuisi
Yang telah melekat pada raga ini
Menyatu denganmu Semesta
S Sayekti
13 Juli 2024
Malang